Artikel   2025/09/19 22:3 WIB

Kecelakaan Kerja Maut Terus Terjadi di RAPP, Benarkah Salah Satu Penyebabnya karena Ulah Penunggu Alam Gaib?

Kecelakaan Kerja Maut Terus Terjadi di RAPP, Benarkah Salah Satu Penyebabnya karena Ulah Penunggu Alam Gaib?

PERUSAHAAN raksasa bubur kertas yang mendiami Riau saat ini yaitu Riau Andalan Pulp And Paper (RAPP) yang masuk pada APRIL Group  dan APP Group, tahun 2013 dimulai oleh APP mengeluarkan FCP yang menjadi acuan dari komitmen mereka untuk tidak membuka kanal di lahan gambut, menebang hutan alam, menghormati hak-hak masyarakat dan menyelesaikan persoalan konflik sosial di seluruh areal konsesi mereka.

Ditahun 2015 diikuti oleh APRIL mengeluarkan SFMP 2.0 yang menjadi acuan untuk berubah menjadi baik, tidak lagi menebang hutan alam, tidak lagi membuka kanal dilahan gambut, menyelesaikan konflik sosial di seluruh konsesinya.

Seiring berjalannya waktu, banyak dinamika yang terjadi dalam menjalankan komitmen tersebut, belum adanya kesamaan dalam memahami makna dan nilai-nilai dari komitmen tersebut, hampir merata terjadi salah memaknai dan menterjemahkan nilai-nilai dari komitmen oleh level menengah kebawah pekerja yang ada diperusahaan, sehingga terjadi banyak sekali penyimpangan dari nilai-nilai komitmen tersebut.

Masih segar dalam ingatan kita bersama, terkait kecelakaan maut yang menewaskan 15 pekerja di areal pemasok kayu PT NWR ke PT RAPP.

Kecelakaan tragis yang melibatkan truk colt diesel dan menewaskan 15 pekerja PT ERB di konsesi PT NWR pada Sabtu 22 Februari 2025 lalu masih meninggalkan duka mendalam.

PT NWR sendiri merupakan pemasok bahan baku kayu untuk PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), sebuah perusahaan pulp dan kertas yang sebagian besar produknya diekspor ke pasar Eropa.

Begitupun soal konflik sosial antara masyarakat desa karena menyangkut lahan. Berbagai tragedi kecelakaan kerja terus terjadi dan memperlihatkan bahwa terjadi penyimpangan nilai-nilai dari komitmen perusahaan bubur kertas, seharusnya komitmen tersebut dimaknai sama dan diterapkan mulai dari level atas sampai ke level pekerja paling bawah dan security perusahaan.

Bahkan ada pula suara-suara sumbang terdengar, bahwa peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan perusahaan pabrik bubur kertas RAPP itu bukan hanya terjadi sekali saja, malah ini dimitoskan karena penampakan sosok mahluk halus (tak kasat mata) ular kepala manusia, kuntilanak, dan genderuwo sampai mahluk dedemit (Nyi Roro Kidul) membalut perusahaan.

Tetapi salah satu teman (tokoh pemuda) Larshen Yunus menyikapi ini menyebutkan, kalau pabrik kertas itu adalah tempat di mana bahan mentah diolah menjadi produk jadi.

Ia menilai, pabrik biasanya besar dan memiliki banyak mesin dan peralatan.

"Pabrik memainkan peran penting dalam perekonomian."

Mereka menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk yang dibutuhkan masyarakat. Namun apa jadinya jika pabrik itu sendiri menyimpan misteri mistis di dalamnya?

"Pabrik RAPP adalah pabrik membuat kertas yang dibangun 33 tahun yang lalu dan merupakan salah satu pabrik terbesar di Riau," sebut Ketua DPD I KNPI Riau ini.

Tetapi bekerja di pabrik itu tentu banyak kisah karyawan yang mengalami kecelakaan hingga meregang nyawa seperti karyawan bekerja di area Pulp Dryer (PD), kompeyor bertekanan tinggi, karyawan bagian spinning yang mengalami benturan mengakibatkan luka serius di bagian kepala, hingga karyawan keracunan akibat menghirup asap dari cerobong mesin saat melakukan startup dan tercurah air panas dan banyak lagi peristiwa lainnya.

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) berdiri pada tahun 1992 dan merupakan anak perusahaan dari Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL Group). RAPP mengoperasikan pabrik pulp dan kertas di Pangkalan Kerinci, Riau, 

Pabrik RAPP satu pemain terkemuka di industri serat, pulp dan kertas global. Berkantor pusat di Singapura, memiliki perkebunan serat utama dan operasi manufaktur di Indonesia.

Satu juta hektar lahan Grup APRIL mengelola, 480.000 hektar digunakan untuk perkebunan. Sisanya, 51% disisihkan untuk konservasi, penggunaan masyarakat dan infrastruktur.

Perusahaan itu memiliki dan mengoperasikan salah satu kompleks pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia. Situs industri di Pangkalan Kerinci - Riau, Sumatra termasuk pabrik pulp dan kertas modern, pabrik kimia terpadu, dan pembangkit listrik yang menghasilkan semua energi untuk kota yang kompleks dan dekat.

Jadi kalau menurut cerita-cerita warga sekitar, pabrik banyak dihuni oleh makhluk halus, (ular berkepala manusia, kuntilanak, genderuwo, hingga mahluk dedemit Nyi Rorol Kidul) hal yang wajar-wajar saja, "tetapi kita tidak lantas mempercayai begitu saja," kilah Larshen.

Peristiwa kecelakaan kerja di pabrik kertas itu yang menjadi omongan masyarakat karena ada dibalut ikut campurnya mahluk dedemit tak banyak orang ingin mengetahui atau untuk berkunjung ke tempat itu.

Namun, banyak juga pekerja pabrik yang mengaku mengalami kejadian aneh di tempat kerjanya.

Beberapa pekerja mengaku melihat penampakan makhluk halus, mendengar suara-suara aneh, dan merasakan hawa dingin yang menusuk tulang.

Namun Larshen Yunus menyikapi itu mengaku, banyak pabrik memiliki sejarah kelam, seperti kecelakaan kerja fatal yang menyebabkan kematian, masa penjajahan, dan kondisi kerja yang buruk, yang dipercaya meninggalkan jejak arwah penasaran. 

"Seperti pada krisis moneter, banyak juga pekerja, menjadi sumber kisah mistis di pabrik." 

"Ini tak lepas dari beberapa peninggalan masa lalu bangunan tua dan peralatan mesin yang sudah tidak digunakan memberikan kesan misterius dan angker. Selain itu, tentu kondisi lingkungan, dimana lokasi pabrik yang sering dikelilingi kebun atau sawah dan belantara hutan menciptakan suasana terpencil, menambah kesan seram. Beberapa korban kecelakaan kerja di pabrik yang mengaku melihat kabut yang menghalangi pandangan mereka, sehingga menyebabkan kecelakaan fatal," terangnya.

Terkait kecelakaan maut yang sempat menewaskan 15 pekerja di areal pemasok kayu PT NWR ini, Corporate Communications Head PT RAPP, Aji Wihardandi, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kecelakaan yang melibatkan kendaraan operasional PT ERB, yang mengangkut pekerja beserta keluarganya.

“Kami turut prihatin atas kejadian ini dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang ditinggalkan,” ujar Aji Wihardandi pada media, Jumat (7/3).

Tanggung jawab PT RAPP terhadap kecelakaan tersebut, Aji menegaskan bahwa PT NWR merupakan mitra pemasok bahan baku bagi PT RAPP, sementara insiden itu sendiri terjadi di lingkungan PT NWR.

“Perlu dipahami bahwa PT NWR dan PT RAPP adalah entitas yang terpisah secara hukum, dengan manajemen serta tanggung jawab masing-masing. PT ERB, yang terlibat dalam kecelakaan ini, adalah kontraktor yang bekerja dibawah naungan PT NWR dan tidak memiliki hubungan langsung atau kerja sama dengan PT RAPP,” jelasnya.

Aji juga menambahkan bahwa PT RAPP senantiasa menerapkan standar keselamatan kerja sesuai dengan peraturan dan regulasi pemerintah yang berlaku.

“Kami selalu berkomitmen terhadap keselamatan kerja dan memastikan bahwa standar yang diterapkan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah,” pungkasnya.

Tetapi Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Riau, Ir Ulul Azmi, ST, CST, IPM, ASEAN Eng, mengecam keras pihak PT APR yang dinilainya lalai dalam menjalankan kewajiban keselamatan kerja.

Ia mendesak Pengawas Ketenagakerjaan dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia turun tangan melakukan investigasi menyeluruh di lokasi kejadian.

Kecelakaan kerja maut di PT APR dikecam keras yang dipefrlukan investigasi internal saja tidak cukup.

Peristiwa meninggalnya seorang pekerja muda berinisial NS dalam kecelakaan kerja di PT Asia Pacific Rayon (APR), bagian dari APRIL Group/RAPP, Sabtu 21 Juni 2025 kemarin, menjadi pukulan keras bagi dunia industri dan keselamatan kerja di Indonesia.

NS diketahui mengalami kecelakaan kerja pada Sabtu (22/6/2025) sore pukul 16.47 WIB saat bertugas di area spinning pabrik.

Diduga kuat, NS mengalami benturan yang mengakibatkan luka serius di bagian kepala. Meski sempat mendapat penanganan, nyawa korban tidak tertolong dan meninggal dunia pukul 17.25 WIB.

Jenazah NS dipulangkan ke kampung halaman di Medan dalam peti mati. Kejadian ini menyisakan duka yang dalam dan kegelisahan terhadap lemahnya perlindungan keselamatan kerja.

"Kita menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum. Tragedi ini bukan musibah biasa, ini indikasi kelalaian serius dalam sistem pengelolaan keselamatan kerja perusahaan. Kejadian ini bukti nyata lemahnya pengawasan internal dan tidak optimalnya penerapan budaya keselamatan kerja," tandas Ulul Azmi, Minggu (22/6).

Dikatakan Ulul, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lingkungan RAPP beberapa tahun lalu dikenal cukup baik dan menjadi rujukan di level regional.

Menurutnya, belakangan ini kualitas penerapan SMK3 justru menunjukkan tanda-tanda kemunduran yang mengkhawatirkan.

"Dulu SMK3 di RAPP ini sangat diperhatikan, bahkan menjadi contoh. Tapi sekarang justru melahirkan fatality. Ini tidak bisa dianggap sebagai kejadian mendadak. Dalam teori keselamatan kerja, dari 600 kejadian nearmiss (nyaris celaka) akan muncul 10 kecelakaan dan satu fatality. Artinya, fatality ini adalah akumulasi dari sistem yang tidak berfungsi. Bukan kebetulan,” tegas Ulul.

Menurutnya, dalam industri dengan resiko tinggi seperti pabrik rayon, pengendalian resiko harus bersifat absolut dan tidak bisa ditawar.

Sistem tekanan tinggi, area mekanik berbahaya, hingga pemeliharaan rutin harus dilindungi dengan prosedur kerja standar, pengawasan ketat, serta pelatihan yang konsisten dan berkelanjutan.

Ulul mengecam manajemen PT APR yang hingga kini belum menunjukkan transparansi penuh kepada publik, dan mendesak keras Pengawas Ketenagakerjaan dari Kemenaker RI segera turun langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan investigasi independen dan menyeluruh. 

"Investigasi internal saja tidak cukup. Negara harus hadir memastikan bahwa keselamatan dan nyawa pekerja benar-benar dilindungi," tandasnya.

Ulul juga meminta pihak PT APR tidak hanya memberikan kompensasi finansial, tetapi juga menjalankan tanggung jawab moral dan struktural dengan memperbaiki total sistem manajemen K3, mengadakan audit eksternal, dan menyediakan pendampingan psikologis bagi pekerja lain yang terdampak secara mental akibat accident tersebut.

"Keselamatan kerja bukan sekadar formalitas atau kewajiban administratif, melainkan pilar utama dalam dunia industri modern. Jika industri mengabaikan keselamatan, maka ia tidak layak disebut beradab. Pekerja bukan alat. Mereka manusia yang harus dilindungi dengan integritas dan kemanusiaan," sebut Ulul.

Sebagai Ketua PII Wilayah Riau dan praktisi K3 nasional, Ulul Azmi menyerukan perlunya pembenahan menyeluruh dalam sistem keselamatan kerja di sektor industri, serta memastikan agar tragedi serupa tidak terulang. "Bagi kita, nyawa manusia tidak boleh menjadi korban dari ambisi produksi dan kelalaian manajemen," tutup Ulul. (*)

Tags : riau andalan pupl and paper, rapp, industri rapp, pelalawan, riau, kecelakaan kerja di rapp, pabrik rapp ditongkrongi mahkluk halus, ular kepala manusia, kuntilanak, genderuwo, mahluk dedemit Nyi Roro Kidul ,