MARAKNYA kecerdasan buatan (AI) generatif di tempat kerja tidak bisa dihindari. Namun, ada banyak hal yang bisa membuat bersemangat soal ini.
Kecerdasan buatan telah ada selama bertahun-tahun, tetapi baru sering dibicarakan belakangan ini.
Peluncuran ChatGPT OpenAI membuat kecerdasan buatan generatif masuk dalam radar banyak orang yang selama ini tidak begitu memperhatikan perkembangan AI, atau merasa ini tidak relevan dengan kehidupan mereka. Termasuk para pekerja, yang telah tersentuh oleh teknologi, belum tentu mengetahuinya.
Chatbot, yang menggunakan pembelajaran mesin untuk merespons permintaan pengguna, dapat membantu pekerja menulis surat lamaran dan resume, menghasilkan ide bahkan karya seni, dan banyak hal lagi.
Ini telah memengaruhi para perekrut yang merasa perlu beradaptasi dengan teknologi baru ini. Ketika perusahaan pesaing meluncurkan alat serupa, teknologinya hanya akan lebih canggih.
Meskipun sebagian pekerja khawatir digantikan oleh AI, para ahli mengatakan bahwa teknologi tersebut mungkin benar-benar berdampak positif bagi pekerjaan sehari-hari dan keterampilan para pekerja, bahkan meningkatkan perekonomian secara keseluruhan.
Para ahli terkait apa yang diharapkan dari kecerdasan buatan dalam lingkup kerja saat ini maupun di masa depan.
Mengembangkan ide dan menemukan solusi
Salah satu kemampuan utama ChatGPT adalah bisa berfungsi sebagai asisten pribadi. Dengan prompt, ChatGPT menghasilkan teks berdasarkan pemrosesan bahasa alami untuk memberi Anda respons dapat diakses dan dibaca.
Seiring dengan kemampuannya memberikan informasi dan jawaban, ChatGPT juga bisa membantu pekerja intelektual untuk menganalisis dan mengembangkan pekerjaan mereka.
“Ini bisa membantu Anda bertukar pikiran dan menghasilkan ide-ide baru,” kata Direktur masa depan pekerjaan di Universitas Oxford, Benedikt Frey dirilis BBC Worklife.
Di bidang akademisnya sendiri, misalnya, dia melihat ChatGPT mampu menguji argumen tandingan untuk sebuah tesis, dan menulis abstrak untuk penelitian.
“Anda dapat memintanya untuk membuat tweet untuk mempromosikan makalah Anda,” tambahnya.
“Ada potensi peluang yang luar biasa.”
Bagi para pekerja intelektual, itu berarti ChatGPT mampu membantu membuat rencana penulisan untuk blog dan unggahan media sosial, menyaring topik-topik yang kompleks untuk target pembaca, merencanakan perjalanan bisnis di kota baru atau memprediksi biaya dan alur waktu proyek.
Bagi banyak pengguna, ChatGPT berfungsi untuk menguji sebuah ide, bukan menciptakannya.
“Saya menghasilkan ide sepanjang waktu dan meminta AI untuk melengkapinya,” kata Profesor Ethan Mollic dari Universitas Pennsylvania AS, yang mempelajari AI dan inovasi.
“Saya menggunakannya untuk membantu saya memproses informasi, meringkas informasi itu untuk saya, sebagai mitra.”
Ada banyak potensi bagi pekerja untuk bisa kreatif dengan bantuan AI generatif, baik untuk meningkatkan alur kerja harian mereka, atau mengembangkan proyek dan target jangka panjang.
Meningkatkan akurasi dan mengoreksi bias
AI juga memiliki kelebihan untuk menangkap persoalan-persoalan yang mungkin diabaikan oleh manusia. Ini bisa berguna dalam banyak hal, misalnya menemukan ketidakakuratan dalam teks, memeriksa kode atau bahkan menghindari bias dan prasangka yang mungkin tidak disadari oleh pekerja.
Seorang analis yang menafsirkan sekumpulan data misalnya, mungkin bisa mengidentifikasi bias konfirmasi dalam pekerjaan mereka, yang berarti mereka mencari bukti untuk memperkuat hasil yang mereka yakini ada.
AI dapat menginterpretasikan data secara tidak memihak, dan memberikan analisis dari gambaran besar yang lebih detail, kata profesor di Fakultas Ekonomi Universitas Utrecht, Belanda, Anna Salomons.
Teknologinya jauh dari sempurna, tetapi saat ini dapat menjadi landasan bagi para pekerja untuk mendapatkan hasil dan solusi di luar pengalaman pribadi mereka, juga membuka peluang bagi imparsialitas dan inklusivitas di berbagai bidang dan sektor. Para ahli mengatakan AI akan semakin baik dalam hal ini.
Kemampuan untuk “mendiagnosis masalah dengan lebih cepat dan lebih baik”, kata Salomons, tidak akan menggantikan keahlian manusia. Ketika AI bisa mengidentifikasi masalah, manusia masih perlu mengoreksinya. Namun, AI generatif bisa mengidentifikasi masalah lebih cepat dan seringkali lebih akurat dibanding manusia.
Selain itu, karena ChatGPT dan model pembelajaran mesin lainnya terus diperbarui dan dikembangkan sering meluasnya data yang mereka kumpulkan, teknologi ini berarti bisa menangkap bias, kesalahan, dan eror.
Menciptakan pekerjaan baru
Salah satu kekhawatiran utama tentang AI adalah bahwa ini dapat mengambil pekerjaan orang-orang dengan sangat cepat.
Beberapa data menegaskan bahwa teknologi ini memang akan memengaruhi banyak pekerjaan. Pada Maret, Goldman Sachs melaporkan bahwa AI bisa menggantikan 300 juta pekerjaan penuh waktu.
Namun para ahli mengatakan tidak perlu terlalu khawatir akan tergusur – dan mungkin, perubahan ini bahkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Secara tradisional, Mollick mengatakan, “gangguan otomasi menghasilkan banyak kekacauan dalam jangka pendek dan lebih banyak pekerjaan dalam jangka panjang”.
Itu sejalan dengan penelitian Salomons pada 2021 yang ditulis bersama, yang menunjukkan 60% pekerjaan yang ada saat ini ternyata tidak eksis pada tahun 1940.
Industrialisasi dan otomatisasi, katanya, menghadirkan industri-industri baru mulai dari mobil hingga komputer, dan menambah pekerjaan baru seperti pengemudi hingga desainer web.
Meskipun kami belum bisa mengetahui apakah tren tersebut akan berlanjut, data yang muncul mulai menunjukkan tanda-tanda positif untuk posisi baru, bahkan karier baru.
Proliferasi AI telah meningkatkan permintaan akan pekerjaan termasuk analis data dan ilmuwan yang bekerja dengan teknologi untuk menciptakan praktik terbaik di tempat kerja.
Menurut Laporan Future of Works dalam Forum Ekonomi Dunia 2023, AI dan spesialis model pembelajaran mesin akan menjadi bidang pekerjaan yang paling cepat berkembang.
Mendorong pekerja untuk fasih AI
Di saat beberapa pekerja mendalami teknologi dengan sepenuh hati, yang lainnya mungkin khawatir untuk mempelajarinya. Namun AI generatif akan digunakan di tempat kerja, sehingga para ahli mengatakan prevalensinya akan mendorong para pekerja untuk menggunakan teknologi ini, jadi mereka tidak ketinggalan.
“Saya terus menekankan kepada orang-orang untuk mulai menggunakan ini,” kata Mollick.
Ketika pekerja semakin fasih, sambungnya, mereka bisa menjadi yang terdepan di tempat kerja dan memiliki keunggulan yang berbeda.
Pekerja yang resisten terhadap AI bisa dianggap tidak mau atau tidak mampu beradaptasi, kata Frey.
“Saya rasa pekerja yang tidak menyelami AI akan menyadari bahwa keterampilan mereka usang dengan sangat cepat. Jadi, oleh karena itu, sangat penting untuk bekerja dengan AI agar tetap produktif dan memiliki keterampilan terkini.”
Seiring makin pentingnya peran AI dalam dunia kerja, Frey mengatakan dorongan untuk memahaminya akan membuat pekerja lebih siap memanfaatkannya sebagai pelengkap keahlian mereka saat ini.
Kefasihan mereka memanfaatkan teknologi ini juga akan mendorong mereka tumbuh dan mengembangkan keterampilan mereka dengan cepat.
Pada akhirnya, AI berkembang pesat, dan potensi penuhnya belum terwujud.
Tetapi banyak ahli berharap ada keuntungan besar, seperti memungkinkan pekerja berinovasi dengan cepat dan mengembangkan keterampilan mereka.
“Idealnya kami ingin menggunakan teknologi ini untuk menciptakan produk baru, industri baru, lini pekerjaan baru,” kata Frey.
“Saya pikir itulah tantangan ke depan – untuk benar-benar menggunakan AI untuk menghasilkan hal-hal baru dan yang sebelumnya tidak terbayangkan". (*)
Tags : kecerdasan buatan, mempermudah pekerjaan, teknologi, kecerdasan buatan mudahkan pekerjaan, pekerjaan,