Pengiriman dai ke daerah 3T selama Ramadhan akan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan pengiriman sebanyak seribu orang dai ke wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) selama bulan Ramadhan pada tahun ini. Langkah tersebut merupakan sebuah upaya memperkuat syiar Islam dan meningkatkan literasi keagamaan, terutama di daerah-daerah yang minim akses.
Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Kemenag Ahmad Zayadi mengatakan, program pengiriman dai ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk menyediakan layanan keagamaan secara merata.
"Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, kami ingin memastikan masyarakat di wilayah 3T mendapatkan bimbingan keagamaan yang memadai selama Ramadhan," ujar Ahmad Zayadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/1/2025).
Kemenag menggandeng sejumlah mitra strategis yang terlibat dalam program ini. Di antaranya adalah Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), lembaga-lembaga filantropi Islam, perbankan syariah, dan ma’had aly.
Ahmad menjelaskan, kolaborasi ini dilakukan untuk mendukung berbagai aspek operasional dan logistik di lapangan. Begitu pula dukungan terhadap pelatihan, transportasi, serta penyediaan kebutuhan selama para mubaligh bertugas.
"Melalui program ini, kami ingin memberikan manfaat ganda, bukan hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga penguatan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, hingga pengentasan kemiskinan di daerah 3T," tutur dia.
Pelaksana Tugas Subdirektorat Dakwah dan Hari Besar Islam Kemenag Subhan Nur mengatakan, program pengiriman dai sudah berjalan sejak tahun 2022. Menurut dia, jumlah dai yang dikirim ke daerah-daerah cenderung meningkat setiap tahun.
Pada 2022, ada delapan orang dai dikirim. Setahun kemudian, jumlahnya meningkat menjadi 50 dai.
Pada 2024, sebanyak 500 dai diberangkatkan. Adapun untuk tahun 2025, Kemenag menargetkan pengiriman seribu orang dai ke 198 wilayah 3T yang tersebar di 38 provinsi. Daerah-daerah sasaran dakwah juga menjangkau wilayah perbatasan dan yang berpenghuni minoritas Muslim.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Subhan Nur menjelaskan, para dai yang akan diberangkatkan mesti mengikuti pelatihan intensif. Mereka akan dilatih mengenai metode dakwah, keterampilan komunikasi, dan adaptasi budaya.
"Selain itu, mereka juga dibekali dengan pengetahuan ekonomi syariah untuk membantu pemberdayaan ekonomi lokal," kata dia.
Proses rekrutmen
Rekrutmen dai dibuka pada Januari-Februari 2025. Dalam hal ini, Kemenag berkoordinasi dengan lembaga dan mitra kerja sama.
Peluncuran dan pelepasan dai akan digelar pada pekan kedua bulan Februari 2025. Adapun keberangkatan akan berlangsung pada 24 Februari 2025. Pelaksanaan dakwah pada 24 Februari-25 Maret 2025. Hingga akhirnya, kepulangan pada 26 Maret 2025.
Subhan menjelaskan beberapa persyaratan secara umum yang harus dipenuhi para dai: laki-laki atau perempuan berusia 25-40 tahun, bisa membaca Alquran dengan baik dan hafal minimal dua juz, serta memahami kitab turats atau kitab kuning.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung program ini agar berjalan lancar serta memberikan manfaat yang nyata bagi umat.
"Ramadhan 2025 diharapkan menjadi momen penuh berkah bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama mereka yang berada di wilayah 3T," kata dia.
Sambut Ramadhan
Peningkatan ibadah jelang Ramadhan semestinya terlihat sejak bulan Rajab.
Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan, selalu dinantikan umat Islam. Selain menjalankan ibadah puasa, Sholat Tarawih, dan berbagai amalan lainnya, ada satu hal yang juga memiliki keutamaan yang luar biasa yaitu menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan penuh kegembiraan.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa merasa gembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka”. Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin. Hadits tersebut dengan jelas menunjukkan betapa besarnya pahala yang akan diperoleh oleh orang yang menyambut Ramadhan dengan hati yang gembira.
“Jadi ganjarannya jelas, siapapun yang bergembira dengan bulan suci Ramadhan, Allah SWT mengharamkan jasadnya masuk neraka. Maka dari itu, umat Islam harus senantiasa menyambut Ramadhan dengan kegembiraan, hati yang luas dan lapang,” kata Ustaz Erick Yusuf, Kamis (9/1/2025).
Ustaz Erick menjelaskan, pengertian gembira di sini bukan hanya sekadar ucapan atau ekspresi belaka. Namun harus diwujudkan melalui peningkatan ibadah-ibadah sunah seperti sedekah, dzikir, dan amal kebaikan kebaikan lainnya sehingga umat Islam semakin dekat dengan Allah SWT.
Menurut dia, peningkatan ibadah tersebut semestinya terlihat sejak bulan Rajab (1 Januari 2025). Hal ini pun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang memperbanyak sekedah, puasa sunah, sedari bulan Rajab.
“Ganjaran haram masuk neraka itu bukan untuk orang yang pura-pura gembira. Tapi itu diperuntukan bagi mereka yang betul-betul menunggu dan meningkatkan ibadahnya bahkan sejak bulan Rajab. Seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, di mana beliau memperbanyak puasa-puasa sunahnya sampai masuk ke Ramadhan,” kata Ustaz Erick.
Untuk mengoptimalkan pahala selama Ramadhan, Ustaz Erick menyarankan umat Islam untuk menunaikan ibadah sunah seperti Tarawih, Dhuha, bersedekah, hingga membaca Alquran dan mentadaburinya. Pasalnya, selama Ramadhan, amalan sunah akan diganjar seperti amalan wajib.
“Yang utama, perbanyak membaca Alquran selama Ramadhan, tentunya selain melaksanakan Tarawih, Dhuha, Tahajud, dan sedekah,” kata Ustaz Erick.
Dia mengatakan membaca Alquran merupakan salah satu amalan paling disukai Allah SWT selama Ramadhan. Hal ini merujuk pada hadits Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan Tirmidzi, yang artinya:
“Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab, Al-hal wal murtahal. Orang ini bertanya lagi ‘Apa itu Al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, yaitu yang membaca Alquran dari awal hingga akhir dan setiap kali selesai akan mengulanginya dari awal”. (*)
Tags : ramadhan 2025, ramadhan, keutamaan menyambut ramadhan, ramadhan 1446, bulan suci ramadhan, menyambut ramadhan, pengiriman dai, kemenag,