JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen mendukung program peningkatan daya saing dan penggunaan produk dalam negeri melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Komitmen itu diimplementasikan lewat kerja sama dengan grup perhotelan PT AAPC Indonesia (Accor) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI).
Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Ardo Sahak turut hadir menyaksikan acara itu. “Kerja sama yang dijalin Kemendag dengan sektor perhotelan dan perbankan ini sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo. Aspek yang perlu dikedepankan, yaitu kolaborasi dan sinergi, kreativitas, inovasi, dan kecepatan, serta beradaptasi dengan cara baru sebagai kunci mutlak yang diperlukan di era digital untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang dihadapi," ujar Suhanto lewat siaran pers dirilis Republika, Kamis (26/11).
Kerja sama tersebut melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Pengembangan Pemberdayaan UMKM di Sektor Perdagangan Melalui Pemanfaatan Fasilitas Perhotelan dan Jasa Akomodasi serta Penyediaan Layanan Perbankan. Penandatanganan tersebut dilakukan Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag Ida Rustini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan, Vice President Accor Adi Satria, dan Pimpinan PT BNI Wilayah Surabaya Muhamad Gunawan Putra, di Hotel Grand Mercure Surabaya City, Rabu (25/11).
Ia berharap, kerja sama itu dapat membantu meningkatkan daya saing produk dan mentransformasi UMKM dalam memasarkan produk dan pembiayaan usahanya. Acara penandatanganan kerja sama, kemudian dilanjutkan penandatanganan kontrak penyediaan kebutuhan hotel antara Accor dengan UMKM, penyerahan secara simbolis kredit bagi UMKM sebesar Rp 525 juta dan penyerahan bantuan alat produksi bagi UMKM. Penandatanganan perjanjian kerja sama di Provinsi Jawa Timur ini dilakukan guna mendukung program pemerintah terkait peningkatan penggunaan produk dalam negeri melalui pemberdayaan
UMKM di Provinsi Jawa Timur. Suhanto menjelaskan, poin penting perjanjian kerja sama ini yaitu pertama, mencakup koordinasi antarpihak-pihak terkait, pertukaran data dan informasi, serta pembinaan terhadap UMKM. Kedua, kontrak kerja sama pengadaan barang dan/atau jasa fasilitas perhotelan dan jasa akomodasi dengan pelaku UMKM di sektor perdagangan yang memenuhi kriteria pihak-pihak terkait. Lalu ketiga, fasilitas pembiayaan dan legalitas usaha kepada UMKM di sektor perdagangan yang bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.
Sebelumnya, penandatanganan MoU dengan tujuan serupa telah dilakukan pada 15 Oktober 2020 di Semarang, Jawa Tengah. Pada saat berasamaan ditindaklanjuti penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Provinsi Jawa Tengah. Penandatanganan kerja sama juga telah dilakukan dengan Daerah IstimewaYogyakarta pada 16 Oktober 2020 lalu. “Permasalahan yang sering dijumpai UMKM ialah pada aspek kualitas produk, modal, desain kemasan, dan pasar. Untuk itu, pemerintah dengan dukungan pihak-pihak terkait berkomitmen membantu menyediakan dan memperluas pasar produk UMKM dengan memberikan kemudahan pembiayaan dan pemasaran bagi UMKM,” ujar Suhanto.
Chief Executive Officer Accor Southeast Asia Japan South Korea Garth Simmons menyampaikan, kelanjutan kolaborasi antara Accor dan Kemendag ini merupakan bentuk komitmennya sebagai pelaku industri perhotelan yang senantiasa mendukung dan menyambut baik program pemerintah khususnya dalam sektor perdagangan. “Kami berharap dapat berperan aktif memberdayakan UMKM dan melakukan kurasi produk yang akan dimanfaatkan hotel-hotel kami, khususnya di Jawa Timur. Guna memprioritaskan keamanan dan kenyamanan saat tamu berada di lingkungan hotel, ALLSAFE yang merupakan label kebersihan dan higienitas global Accor juga diterapkan secara konsisten,” ujarnya.
Kemendag menilai, langkah yang diambil PT AAPC Indonesia dengan seluruh jaringan perhotelannya, dapat menjadi inspirasi bagi hotel-hotel lainnya di seluruh Indonesia dalam mendukung program Bangga Buatan Indonesia. Di antaranya dengan membeli kebutuhan hotelnyadari para pelaku UMKM. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menambahkan, Kemendag menyerahkan bantuan alat potong untuk membuat sandal. Bantuan tersebut diberikan karena di antara produk-produk yang akan dipasok ke hotel jaringan Accor di Jawa Timur, terdapat satu produk, yakni sandal hotel, yang belum sesuai harganya.
Pelaku UMKM terkait belum memiliki alat pemotong yang dapat membantu efisiensi biaya produksinya. UMKM diharapkan mampu menjaga kontribusi 60 persen dari total produk domestik bruto (PDB), menyerap 96 persen tenaga kerja dari total 133 juta angkatan kerja, serta memberikan sumbangsih 14 persen terhadap total ekspor. Guna mencapai harapan tersebut, maka nilai konsumsi dalam negeri yang besar harus dimanfaatkan agar dapat berkontribusi membantu UMKM tetap bertahan, beradaptasi, dan bahkan berkembang dalam situasi kebiasaan baru. “Pandemi Covid-19 dan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar telah memperbesar peluang usaha secara daring. Diharapkan UMKM mampu menangkap peluang itu sehingga dapat memainkan perannya sebagai penopang perekonomian bangsa yang menggerakan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat,” ujar Syailendra. (*)
Tags : produk umkm, umkm, industri perbankan, perhotelan,