News   2022/02/02 12:17 WIB

Kemendikbud Anggarkan Rp2 Triliun Untuk Pendanaan Penelitian bagi PTN-PTS

Kemendikbud Anggarkan Rp2 Triliun Untuk Pendanaan Penelitian bagi PTN-PTS

PENDIDIKAN - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbud Ristek membuka penerimaan proposal pendanaan program penelitian dan pengabdian masyarakat tahun anggaran 2022.

Ada beberapa skema program yang bisa didanai program ini, yakni skema penelitian dasar, skema penelitian terapan, skema penelitian pengembangan dan skema kemasyarakatan.

Pendaftaran proposal pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat tahun anggaran 2022 bagi perguruan tinggi telah dibuka mulai 25 Januari hingga 10 Februari 2022 mendatang.

Program pendanaan ini ditujukan bagi perguruan tinggi sebagai lembaga pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat meningkatkan riset dan inovasinya demi mendorong pembangunan nasional.

Merangkum dari laman resmi Ditjen Dikti, Sabtu (29/1/2022), Ditjen Diktiristek melakukan transformasi dana pemerintah untuk penelitian pendidikan tinggi di tahun 2022 ini.

Terdapat dua skema pendanaan penelitian yakni Competitive Fund dan Matching Fund. Competitive Fund merupakan program kompetisi penelitian Kampus Merdeka bagi perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS).

Sementara program Matching Fund sebagai terobosan Kedaireka untuk melakukan hilirisasi penelitian kerja sama antara perguruan tinggi dengan mitra baik kementerian atau lembaga, non-kementerian, pemerintah daerah, dinas dan lain sebagainya.

Untuk skema Competitive Fund Ditjen Dikti telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp1,2 triliun, dengan rincian Rp100 miliar untuk mewadahi 10.000 dosen pemula PTN dan PTS dari klaster riset utama, madya, dan binaan.

Sebanyak Rp525 miliar untuk hilirisasi penelitian bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan PTS klaster utama dan madya. Sebanyak Rp575 miliar ditujukan bagi hilirisasi penelitian untuk menjawab solusi negara bagi PTN Badan Hukum (BH) dan PTS klaster mandiri.

Sedangkan untuk program Matching Fund, Ditjen Dikti menyediakan dana Rp950 miliar bagi PTN dan PTS untuk hilirisasi kerja sama penelitian perguruan dengan mitra melalui Kedaireka.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam mendorong agar penelitian yang akan dilakukan para dosen nantinya dapat melibatkan mahasiswa.

Pasalnya, pendidikan tinggi pada dasarnya untuk menyiapkan sumber daya manusia masa depan menjadi lebih kreatif, inovatif, dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi melalui kemampuan untuk melakukan riset dan inovasi.

"Penelitian yang dilakukan dosen harus melibatkan mahasiswa. Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mengembangkan pengetahuan dan teknologi, bersama-sama co-creation antara dosen dan mahasiswa," kata Nizam seperti dikutip dari laman Ditjen Dikti, Sabtu (29/1/2022).

Nizam berharap mahasiswa yang terlibat dalam penelitian dapat diberikan hak berupa satuan kredit semester (SKS). Hal ini lantaran kompetensi yang mahasiswa dapatkan selama menjadi asisten dosen dalam penelitian sangat besar dibandingkan dengan yang mereka dapatkan di dalam kelas.

"Libatkan mahasiswa, berikan dia SKS, dan berikan bimbingan intensif. Sehingga karya yang dihasilkan dosen dan mahasiswa adalah karya yang betul-betul dikerjakan secara sungguh-sungguh," terangnya.

Dalam penerimaan proposal penelitian, ada lima bidang utama yang difokuskan, yakni Green Economy, Blue Economy, Digital Economy, Pariwisata, dan Kemandirian Kesehatan. Sedangkan untuk kegiatan pengabdian masyarakat, akan difokuskan terkait teknologi tepat guna dan Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM). (*)

Tags : Kemendikbud Anggarkan Rp2 Triliun, Pendanaan Penelitian, PTN dan PTS,