JEDDAH – Kementerian Kesehatan Kerajaan Saudi mengumumkan, menjelang akhir pelaksanaan ibadah haji tahun ini, ditemukan nol kasus Covid-19 di antara para jamaah. Kerajaan menyematkan capaian itu pada kepatuhan jamaah terhadap protokol kesehatan di Tanah Suci.
Pengumuman tersebut disampaikan Juru Bicara Kemenkes Saudi Dr Mohammed al-Abd al-Aly dalam konferensi pers bersama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Haji dan Umrah. “Selama haji tahun ini, Kemenkes menangani kasus kelelahan fisik bersama dengan 651 pemeriksaan klinis, 396 kasus darurat, 37 kasus kelelahan panas, 26 rawat inap, dan enam kateterisasi jantung yang berhasil,” bunyi pernyataan tersebut.
Sedangkan, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Letnan Kolonel Talal al-Shalhoub mengeklaim lebih banyak polisi hadir untuk mengawasi langkah-langkah kesehatan Covid-19. Dia juga mengatakan, sebanyak 356 pelanggar selama haji telah diproses. “Saya ingin menekankan pentingnya melakukan langkah-langkah keamanan haji dan menghindari pelanggaran,” kata Al-Shalhoub, dilansir Arab News, Rabu (21/7).
Di luar pelaksanaan ibadah haji, Arab Saudi mengonfirmasi 14 kematian baru terkait Covid-19 pada Selasa sehingga jumlah total kematian menjadi 8.075 orang. Kementerian Kesehatan mengonfirmasi 1.273 kasus baru yang dilaporkan dalam 24 jam sebelumnya. Sebanyak 512.142 orang kini telah tertular penyakit tersebut di Saudi.
Pelaksanaan haji tahun ini diikuti jumlah yang lebih banyak dari pembatasan tahun lalu. Sebanyak 60 ribu jamaah terpilih dari 588 ribu yang mendaftar dibandingkan sekitar 10 ribu tahun lalu.
Merujuk media-media Saudi dan wawancara Republika dengan pihak Konjen RI di Jeddah, sejak awal seleksi ketat dilakukan terhadap para pendaftar yang berasal dari warga 150 negara yang berdiam di Saudi tersebut. Rentang umur mereka dibatasi 18 sampai 60 tahun, sudah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19, serta tak memiliki penyakit penyerta. Sedikitnya 327 WNI di Saudi lolos dalam proses ini.
Dalam pelaksanaannya, jamaah diwajibkan menaati prosedur kesehatan lengkap. Mereka diwajibkan mengenakan masker dan menjaga jarak serta dibekali sejumlah perangkat pencegahan penularan lain seperti cairan pembersih.
Jamaah mulai memasuki Makkah pada Sabtu (17/7) melalui empat titik. Dari titik-titik tersebut, jamaah dijemput dengan bus, kemudian menuju Masjidil Haram. Selama perjalanan, masih ada dua pemeriksaan lagi, terkait izin berhaji dan kartu kesehatan. Jamaah juga hanya boleh menggunakan bus di antara titik ritual haji.
Di Masjidil Haram, tawaf dan sa'i dibatasi untuk 6.000 jamaah berselang tiga jam. Sementara mataf alias jalur tawaf diberi tanda penjagaan jarak. Selepas satu rombongan selesai melakukan ritual, petugas menjalankan sterilitasi wilayah tawaf dan sa'i sebelum rombongan selanjutnya diizinkan masuk.
Seluruh lokasi pelaksanaan ritual juga dibersihkan terus menerus. Bahkan batu kerikil yang digunakan jamaah untuk melontar jumrah disterilkan terlebih dahulu.
Pada Selasa (21/7), para jamaah haji telah pungkas menjalani puncak haji di Arafah dan masih menjalankan lontar jumrah. Pada Kamis (22/7), jamaah akan mengakhiri prosesi ibadah haji dengan melakukan tawaf perpisahan.
Dalam pidato Idul Adha-nya, Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz, mengapresiasi komitmen jamaah terhadap langkah pencegahan Covid-19. “Saya bersyukur kepada Allah atas keberhasilan besar upaya Saudi dalam mengurangi efek yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 pada semua aspek kehidupan,” ujar Raja Salman dalam pidato pada Selasa (20/7) malam itu.
Raja Salman juga berterima kasih pada badan-badan keagamaan dunia yang mendukung dan menghargai langkah-langkah yang diambil oleh Saudi selama haji tahun ini. Raja Saudi mengucapkan terima kasih kepada seluruh petugas yang memastikan keselamatan jamaah haji.
Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, menuturkan, sejauh ini semua jamaah WNI dalam kondisi yang aman dan nyaman. "Alhamdulillah semua sehat dan aman," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (21/7). Setelah melakukan tawaf Ifadah pada Selasa (20/7), semua jamaah mulai melaksanakan lontar jumrah di hari Tasyriq, mulai kemarin.
Endang Jumali juga menyebut jamaah akan melangsungkan tawaf Wada’ alias tawaf perpisahan pada Kamis (22/7) ini. Jamaah haji secara bertahap akan kembali ke rumah masing-masing usai melakukan tawaf perpisahan. "Mulai besok sudah ada jamaah yang pulang," kata dia, kemarin.
Prokes Haji Jadi Pembelajaran
Pihak Kerajaan Arab Saudi mengumumkan tak ada kasus penularan Covid-19 di antara para jamaah haji tahun ini. Hal tersebut dinilai bisa menjadi pembelajaran bagi penanganan Covid-19 di Indonesia.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana menyatakan senang tidak ada jamaah yang terpapar Covid-19 pasca pelaksanaan ibadah haji. "Alhamdulillah informasinya sampai hari ini tidak ada jamaah terpapar Covid-19," kata Budi saat dihubungi Republika, Rabu (21/7).
Budi mengapresiasi kerja keras Kerajaan Arab Saudi yang mampu mengendalikan risiko penyebaran virus Covid-19 dengan memberlakukan protokol kesehatan yang sangat ketat pada saat penyelenggaraan ibadah haji. Tentunya, menurut dia, kesuksesan ini didukung dengan perilaku jamaah haji mau taat terhadap protokol kesehatan yang diberlakukan.
"Terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi mampu mengendalikan penyebaran Covid-19. Terlihat selama posesi ibadah haji tahun ini para jamaah pun menjalankan prokes ketat serta disiplin," ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan penyelenggaraan tahun ini dapat menjadi contoh untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun depan, terutama jika masih terjadi pandemi. Untuk itu kerja sama antara penyelenggaran dan jamaah taat terhadap prokes harus terus dilakukan.
"Hal-hal ini harus menjadi lesson learned dan pembelajaran bagi kita bersama baik petugas maupun jamaah di Indonesia, dalam rangka persiapan prosesi haji selanjutnya jika sudah dibuka," katanya.
Budi mengatakan, pembatasan jumlah jamaah haji perlu tetap dilakukan di saat pandemi saat ini. Hal itu sebagai upaya mencegah meluasnya transmisi penularan Covid bagi jamaah saat pelaksanaan ibadah haji. "Hal ini dilakukan agar penerapan protokol kesehatan dapat berjalan baik dan terpantau dengan jumlah jamaah yang terkendali," katanya.
Budi menuturkan, jika tahun depan Saudi menyelenggarakan haji secara normal, maka ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama, vaksinasi secara menyeluruh karena vaksinasi lengkap menjadi persyaratan wajib bagi jamaah. "Jadi jamaah haji Indonesia harus mendapat vaksinasi lengkap terlebih dahulu jika akan diberangkatkan," katanya.
Ia menyarankan kepada semua calon jamaah segera melengkapi vaksinasi selekasnya karena hal ini memang dipersyaratkan oleh Pemerintah Saudi. Selain itu, jamaah perlu menyiapkan pemeriksaan Covid-19 dengan tes PCR.
Selanjutnya, protokol kesehatan harus diterapkan sangat ketat. Para jamaah diharuskan selalu menggunakan masker. Hal ini karena apabila kedapatan aparat keamanan melepas masker di tempat umum, maka didenda. “Dan terlihat selama posesi ibadah haji tahun ini para jamaah disiplin patuh terhadap aturan yang telah diberlakukan Arab Saudi,” ujar Budi.
Tahun ini, untuk kedua kalinya, Indonesia tak memberangkatkan jamaah haji dari Tanah Air. Keputusan ini diambil sebelum Kerajaan Saudi mengumumkan bahwa haji tahun ini memang hanya dibatasi pada mereka yang telah bermukim di negara tersebut.
Dalam pesan Idul Adha-nya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menekankan bahwa pemerintah tidak memberangkatkan jamaah haji tahun ini karena alasan kemanusiaan. Yaqut menguatkan argumen itu dengan mengutip khutbah wukuf pada Haji Wada Rasulullah SAW, pada 14 abad silam.
"Wahai manusia sesungguhnya darahmu, hartamu, dan harga dirimu terjaga dan termuliakan. Tidak boleh ditumpahkan darahnya, tidak boleh diambil hartanya, tidak boleh dirusak harga dirinya," kata Menag mengenang pesan yang disampaikan Rasulullah SAW.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus juga memuji upaya Arab Saudi dalam menyelenggarakan haji tahun ini di tengah tindakan pencegahan virus Covid yang ketat. WHO menilai, langkah-langkah yang dilakukan Saudi patut dicontoh.
"Langkah-langkah yang diambil oleh Arab Saudi selama haji telah menjadi contoh bagi negara-negara yang ingin kembali ke kehidupan normal dan beradaptasi dengan kondisi di bawah virus," kata Tedros melalui akun Twitter-nya, Selasa (20/7).
Tedros juga menyambut baik persiapan dan perencanaan yang telah dilakukan Arab Saudi untuk menjamin keselamatan dan kesehatan jamaah haji tahun ini. "Ketika umat beriman berkumpul untuk melakukan haji tahun ini, kami menyambut baik perencanaan kesehatan masyarakat dan langkah-langkah yang telah diambil Arab Saudi untuk memastikan keselamatan jemaah dan komunitas mereka selama pandemi Covid-19," kata Tedros.
Tags : haji, covid, pandemi, ibadah haji, makkah,