JAKARTA - Sekjen Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI awal pekan ini menyebutkan Kementerian Pertanian tengah mengembangkan upaya pemulihan ekonomi nasional. Program ini bertemakan Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural.
Upaya pemulihan ini dilandaskan pada prioritas nasional yakni memperkuat ketahanan ekonomi; peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan serta peningkatan nilai tambah lapangan kerja dan investasi sektor riil dan industrialisasi. “Hal ini dilandasi atas lima program Kementan yakni program ketersediaan, akese dan konsumsi pangan; program nilai tambah dan daya saing industri; program riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi; program pendidikan dan pelatihan vokasi serta program dukungan manajemen,” papar Kasdi.
Sebagai tindak lanjut, Kasdi menerangkan program utama pada 2022 adalah penyediaan pangan dan peningkatan daya saing dengan menjaga keberlanjutan peningkatan produksi komoditas prioritas. Kementan akan melakukan pengembangan diversifikasi pangan lokal dan penguatan rantai pasok dan logistik pangan. “Kementan juga akan menguatkan program food estate dan korporasi pangan. Di sisi lain akan pertanian akan berlandaskan pada smart farming dan digitalisasi pertanian yang mendukung gerakan tiga kali ekspor (GRATIEKS),” jelasnya.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto saat pemaparan menyebutkan bahwa kegiatan prioritas hortikultura terdiri dari peningkatan produksi sayuran dan tanaman obat (bawang merah, aneka cabai, bawang putih dan kentang) berbasis kawasan termasuk pengawalan Food Estate Sumatra Utara. “Selanjutnya peningkatan produksi buah dan florikultura yang terdiri dari pengembangan kawasan pisang, manggis, mangga dan lain-lain. Penyiapan benih unggul bermutu melalui sertifikasi, pengadaan benih unggul dan pra sarana perbenihan. Pengamanan produksi melalu pengendalian OPT dan DPI termasuk peningkatan pengolahan dan pemasaran produk hortikultura,” jelasnya.
Pengembangan kampung hortikultura terdiri dari kampung buah, kampung sayuran, kampung tanaman obat dan kampung florikultura. Penguatan kawasan hortikultura ini diperkuat dengan adanya kawasan bawang merah, bawang putih, tanaman obat, aneka cabai, tanaman obat, kentang dan sayuran lainnya termasuk di lokasi kawasan food estate. “Untuk buah, antara lain kami mengembangkan kawasan pisang, manggis, durian, mangga, lengkeng, alpukat, jeruk, buah naga. Pada kategori florkultura terdiri dari kawasan krisan, anggrek, mawar dan melati,” papar Prihasto.
Sementara untuk renja 2022 Prihasto menyebutkan di antaranya kawasan bawang merah tetap mendapat porsi yang cukup besar, yakni 400 kampung, aneka cabai terdiri dari 500 kampung, disusul bawang putih 250 kampung. Pada kategori buah, kampung pisang dan kampung durian mendapat porsi 100 kampung. Disusul manggis 70 kampung, mangga, lengkeng dan alpukat sebanyak 65 kampung.
Selain pengembangan kampung hortikultura, Ditjen Hortikultura juga fokus untuk penumbuhan UMKM hortikultura dan digitalisasi pertanian melalui pengembangan sistem informasi (SI). Untuk penumbuhan hilirisasi atau UMKM Hortikultura akan berada ditempatkan di lokasi food estate, lokasi penumbuhan dan pengembangan korporasi hortikultura serta sentra komoditas strategis. “Pengembangan sistem informasi, kami memiliki Early Warning System (EWS) komoditas strategis, registrasi kampung hortikultura, simethris, perbenihan hortikultura, gerdal horti dan standarisasi standar mutu,” papar Prihasto.
Anggota Fraksi PKS, Slamet mengatakan dukungannya terhadap program Kementan. Dirinya berharap dengan program yang dikembangkan seiring dengan SDM yang mendukung. “Saya akan menagih janji ini kepada Menteri. Menteri Pertanian berjanji meski di masa pandemi tetap akan melakukan perbaikan ekonomi. Program disesuaikan dengan kemampuan SDM. Jangan sampai kinerjanya turun sehingga program tidak kesampaian. Jaga terus ketahanan pangan kita,” pungkas Slamet.
Mendukung hortikultura nasional, anggota Komisi IV DPR sepakat mendukung produksi benih lokal oleh BPTP dalam hal penciptaan benih unggul nasional. Program yang dijalankan harus betul – betul memperhatikan landasan kemanfaatan. Produksi hortikultura harus terus ditingkatkan mulai dari benih hingga panen sesuai dengan program GRATIEKS Kementerian Pertanian. Evaluasi dan monitoring perlu diperhatikan mulai dari pusat hingga daerah. (*)
Tags : Kementerian Pertanian, pemulihan ekonomi nasional, Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural,