PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Sudah sepekan terakhir ini berbagai merek kenderaan roda empat antrean panjang mengular sampai ke Jalan seperti yang ada di SPBU Arifin Achmad, Pekanbaru.
"Antrean panjang kendaraan truk terjadi di sejumlah SPBU di Kota Pekanbaru."
"Sudah menunggu selama 3 jam ini lamanya namun belum mendapatkan giliran untuk mengisi BBM," kata salah satu pemilik mobil mewah yang ikut antrean di SPBU Arifin Achmad, Pekanbaru, Kamis (16/11).
Pantauan riaupagi.com di SPBU itu, antrean kendaraan mencapai 800 meter. Tampak sejumlah kendaraan roda empat [trukc dan mobil mewah] meluber hingga ke badan jalan untuk mendapatkan minyak solar.
Sejumlah truk mendominasi dalam antrean di SPBU. Petugas SPBU tampak sibuk melayani pengendara secara bertahap.
"Saya sudah lama, mungkin sudah 3 jam antrean," kata salah satu sopir truk Mahmud, di SPBU itu.
Mahmud mengaku padatnya kendaraan mengisi BBM sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Namun dirinya tidak tahu pasti penyebabnya.
"Antrean panjang sudah terjadi sekitar sepekan ini. Sudah lama seperti ini," katanya.
Dirinya berharap agar pemerintah serta instansi terkait untuk mengatasi persoalan ini lantaran dianggap menghambat mobilitas truk angkutan. Kondisi tersebut dinilai merugikan.
"Saya berharap pemerintah bisa cari solusi dari masalah ini. Supaya tidak ada lagi antrean panjang," tambahnya.
Apa penjelasan Pertamina?
Pihak Pertamina beralasan antrean panjang kendaraan di SPBU terjadi lantaran tingkat konsumsi BBM yang cukup tinggi. Kondisi ini sudah terjadi sejak ada kebijakan kenaikan harga BBM.
"Sebetulnya kalau kita lihat antrean terjadi sejak kenaikan harga BBM. Kalau secara stok aman, tidak ada masalah. Tapi ini Fenomena peningkatan konsumsi saja," ucap Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria didepan media, Rabu (10/11).
Menurutnya, antrean panjang kendaraan di SPBU tertentu juga ditandai dengan tingginya aktivitas industri di wilayah tersebut, termasuk untuk angkutan barang oleh kendaraan proyek.
"Nah ini kita maknai sebagai pertama peningkatan konsumsi di masyarakat. Di sana ada aktivasi industri, kemudian proyek biasa bulan Oktober dan November akhir kejar target untuk penyelesaian proyek," pungkasnya.
Menurutnya, antrean panjang kendaraan di SPBU tertentu juga ditandai dengan tingginya aktivitas industri di wilayah tersebut, termasuk untuk angkutan barang oleh kendaraan proyek.
Tteapi Sekretaris Komisi II DPRD Riau, Husaimi Hamidi ikut menyoroti antrean panjang kendaraan di berbagai SPBU di Riau yang terjadi beberapa pekan terakhir.
Husaimi menduga, antrean yang mengular hingga ke bahu jalan raya itu akibat BBM jenis solar subsidi mulai langka.
Menurutnya hal itu terjadi lantaran data yang dihimpun Pertamina tak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Di mana jumlah kendaraan dengan plat luar Riau atau non-BM juga banyak memakai solar.
Seharusnya, Husaimi menambahkan, Pemprov Riau lebih teliti dalam menghitung berapa kebutuhan BBM untuk masyarakat Riau baik itu kebutuhan solar ataupun non solar, sehingga usulan permintaan ke Pertamina jelas.
"Hari ini yang fatal itu adalah kondisi itu tak sesuai. Coba lihat antrean di luar pekanbaru, yang banyak mengantre itu non-BM (kendaraan luar riau), sedangkan itu tak kita laporkan sebagai kebutuhan kita," kata dia, Rabu (15/11).
"Ibaratnya yang kita laporkan 10 yang mengantre ada 30, minyaknya kurang antreannya panjang," sambungnya.
Ia mengatakan, ada baiknya Pemprov Riau dapat mendata perusahaan-perusahaan untuk menghitung kebutuhan BBM yang akan diajukan ke Pertamina.
"Itu harus didata. Misalnya RAPP berapa memakai solar, indah kiat berapa, salim group berapa? Mana yang memakai subsidi mana yang non subsidi. Sehingga plat non-BM juga terdaftar sebagai kebutuhan kita di riau, mungkin sekarang itu riau hanya mengusulkan yang BM, sehingga minyak kita kurang terus makanya antre," sebutnya.
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga (PPN) Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memastikan pihaknya selalu memonitoring stok BBM di tiap SPBU.
"Saat ini dapat kami sampaikan bahwa penyaluran BBM semua berjalan dengan baik dan lancar. Tim Pertamina juga akan memonitoring stok produk yang tersedia di tiap-tiap SPBU," ucap Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria.
"Semakin cepat tingkat stok diketahui, semakin cepat pula BBM disalurkan sehingga mencegah terjadinya potensi kekosongan BBM di SPBU," sambungnya.
Susanto mengatakan, per 30 Oktober 2023 konsumsi BBM JBKP Pertalite di Riau sudah mencapai 808.754 kiloliter (KL) dari total kuota tahun ini, yang ditetapkan sebesar 1.097.914 KL.
"Sementara itu, untuk konsumsi BBM JBT Biosolar mencapai 793.790 KL atau setara dengan 92 persen dari total kuota tahun ini, yang ditetapkan sebesar 862.777 KL," pungkasnya. (rp.ind/*)
Editor: Indra Kurniawan
Tags : antrean spbu, spbu pekanbaru, bbm subsidi, kenderaan antrean panjang, kenderaan mengular ke Jalan berebut solar, antrean panjang di SPBU sudah sepekan ,