INTERNASIONAL - Hampir 400 orang telah ditangkap setelah kerusuhan yang meluas di sejumlah wilayah di Inggris dan Irlandia Utara enam hari terakhir, kata polisi. Warga negara Indonesia (WNI) di Inggris diimbau untuk "meningkatkan kewaspadaan".
Dirjen perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa KBRI London telah menyampaikan imbauan kepada WNI di Inggris, menyusul kerusuhan yang terjadi di beberapa kota di Inggris yang dipicu penikaman dalam sebuah kelas tari di Southport sejak Senin 29 Juli 2024.
"Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi yang berpotensi jadi tempat berkumpulnya demonstran," ujar Judha Nugraha, Selasa (06/08).
Merujuk data Kementerian Luar Negeri, tercatat ada ribuan WNI di Inggris, di antaranya 3.279 orang di London, 134 orang di Liverpool, 228 orang di Bristol, 290 orang di Nottingham, 467 orang di Leeds, 532 orang di Manchester, dan 18 orang di Sunderland.
Pada Senin (05/08) malam, polisi diserang oleh massa di Plymouth ketika mereka berupaya memisahkan pengunjuk rasa, sementara bom molotov dilemparkan ke petugas polisi di Belfast dan polisi menghadapi demonstrasi di Birmingham.
Selama sepekan terakhir puluhan aparat polisi terluka, sedangkan toko-toko dan rumah rusak parah di Inggris.
Kerusuhan ini terjadi pada malam setelah tiga anak terbunuh di Southport dalam serangan penikaman Senin 29 Agustus 2023 silam.
Kerusuhan ini menyusul rumor yang menyebar secara online bahwa tersangka penikaman seorang pencari suaka muslim.
Akhir pekan silam, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengutuk kerusuhan tersebut dengan menyebut kerusuhan itu sebagai "premanisme sayap kanan" dan pada Senin (05/08) dia berjanji "meningkatkan" undang-undang untuk menangani kekerasan seksual.
Pada Senin (05/08) polisi di Plymouth mengatakan telah terjadi "peningkatan kekerasan" terhadap petugas dan sebuah mobil polisi telah dirusak.
"Kami mengambil tindakan terhadap individu yang berniat melakukan kriminalitas," ujar Inspektur Polisi Devon dan Cornwall, Russ Dawe.
Dawe menambahkan "beberapa" petugas terluka dan sejumlah penangkapan telah dilakukan karena "berbagai pelanggaran ketertiban umum dan penyerangan".
Berbicara dalam konferensi pers, Dawes mengatakan dia ingin meyakinkan masyarakat bahwa pasukannya "bersumber daya penuh saat ini, dengan kehadiran polisi yang kuat".
Dawe kemudian menambahkan bahwa mereka yang berniat melakukan kejahatan dan melanggar ketertiban umum akan "ditangani dengan tegas".
Dia melanjutkan sejumlah penangkapan telah dilakukan karena "berbagai pelanggaran dan penyerangan ketertiban umum".
Sementara itu, pada Senin (05/08) malam di Birmingham terjadi keributan setelah ratusan orang berkumpul di kawasan Bordesley Green, menyusul laporan palsu bahwa demonstrasi sayap kanan telah direncanakan digelar di sana.
Bendera Palestina dikibarkan dan nyanyian anti-Liga Pertahanan Inggris terdengar.
Sekelompok pemuda kemudian memisahkan diri dari kerumunan dan melakukan serangan terhadap beberapa kendaraan dan sebuah pub.
Kepolisian West Midlands merilis pernyataan pada Senin (05/08) malam yang menyatakan petugas sedang menyelidiki laporan penyerangan dan kerusakan pada sebuah pub.
Kepolisian mengatakan: "Belum ada penangkapan yang dilakukan pada tahap ini tapi ada sejumlah insiden yang sporadis dan kami sedang menyelidiki laporan penyerangan, tindakan kriminal yang merusak sebuah pub di Stoney Lane, sebuah mobil yang jendelanya pecah di Alcombe Grove, Stechford, dan kerusakan akitab tindakan kriminal pada kendaraan yang bannya rusak di Belchers Lane, Bordesley Green.
"Kami juga menyelidiki laporan tentang seorang pria yang memiliki senjata ofensif."
Kepala Inspektur Richard North menambahkan: "Untungnya rumor tentang aktivitas demonstrasi di kota tidak menjadi kenyataan.
"Ada beberapa insiden kriminalitas yang sporadis pada malam hari dan kami akan bekerja keras untuk menangkap mereka yang bertanggung jawab."
Di Belfast Selatan, petugas petugas kepolisian Irlandia Utara diserang saat tim anti huru hara dikerahkan di Sandy Row.
Hal ini menyusul kericuhan yang terjadi pada akhir pekan silam yang menyebabkan tempat usaha rusak setelah demonstrasi anti-imigrasi di kota tersebut pada Sabtu (03/08).
Pada Senin (05/08), sedikitnya satu bom molotov dan batu dilemparkan ke arah petugas.
Polisi kemudian membubarkan diri tepat setelah tengah malam.
Pada Senin (05/08), sepekan setelah serangan di Southport di Merseyside, massa berkumpul untuk memperingati kematian tiga anak perempuan yang tewas terbunuh.
Bebe King, Elsie Dot Stancombe, dan Alice Dasilva Aguiar – masing-masing berusia 6,7 dan 9 tahun – diserang saat mereka menghadiri kelas tari bertema Taylor Swift. Sebanyak 10 orang lainnya terluka parah.
Chris Rimmer, sepupu Leanne Lucas – guru yoga yang menggelar kelas dansa tersebut – mengatakan bahwa kerusuhan harus dihentikan dan hal itu "menjijikkan".
Dia mengatakan: "Mengapa terjadi kerusuhan, itu tidak akan membantu," seraya menambahkan bahwa dia akan meminta para perusuh untuk "menghentikannya. Menyedihkan… Pulang saja".
Sebaliknya dia mengatakan bahwa penghormatan, bunga, peringatan dan dukungan telah memberikan “kekuatan” kepada keluarganya dan telah membuat dia “tersenyum”.
Kerusuhan di Belfast, Plymouth dan Birmingham pada Senin (05/08) terjadi satu hari setelah sejumlah orang yang didakwa terkait kerusuhan tersebut muncul di pengadilan.
Di antara mereka adalah Leanne Hodgson, 43, dari Holborn Road, Sunderland, dan Josh Kellett, 29, dari Southcroft, Washington, yang mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di Sunderland dalam sidang di Pengadilan Magistrat South Tyneside.
Andrew Smith, 41, dari High Street East di Sunderland, juga mengakui pelanggaran yang sama di Pengadilan Newcastle Crown. Ketiganya akan dijatuhi vonis bulan depan.
Menyusul kekacauan di Liverpool pada Sabtu (04/08), seorang anak laki-laki berusia 14 tahun termasuk di antara mereka yang juga hadir di pengadilan pada Senin (05/08).
Dia mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di pengadilan pemuda di Liverpool.
Sebanyak 378 penangkapan sejauh ini telah dilakukan secara nasional sejak kerusuhan bermula pada Selasa (30/08), menurut Dewan Kepolisian Nasional Inggris.
Polisi mengatakan mereka bekerja "sepanjang waktu" untuk mengidentifikasi dan menangkap lebih banyak orang. Berikut ini adalah sejumlah penangkapan yang dilakukan di sejumlah wilayah di Inggris:
Perdana Menteri Keir Starmer telah mengumumkan pada Senin bahwa “pasukan tetap” yang terdiri dari petugas polisi spesialis akan siap dikerahkan jika terjadi kerusuhan lebih lanjut.
Berbicara setelah rapat kabinet darurat, Starmer mengatakan dia ingin nama tersangka diungkap "sedini mungkin", dan sistem peradilan pidana akan "ditingkatkan".
“Apapun motivasinya, ini bukan demonstrasi, ini murni kekerasan dan kami tidak akan mentolerir serangan terhadap masjid atau komunitas Muslim kami,” katanya.
Sir Keir tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan pasukan tetap.
Juru bicara pemerintah Inggris kemudian mengatakan tidak ada rencana untuk melibatkan militer dalam perisitiwa ini.
Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan media sosial untuk memastikan misinformasi dan disinformasi dihilangkan, kata juru bicara tersebut.
Neil Basu – mantan kepala kontra-terorisme di Kepolisian Metropolitan – mengatakan bahwa menurutnya sebagian dari kerusuhan tersebut merupakan “tindakan kekerasan serius yang dirancang untuk menimbulkan teror pada sebagian komunitas”.
Basu menambahkan bahwa dia merasa beberapa tindakan telah “melewati batas dan menjadi teror”. (*)
Tags : Muslim, Inggris raya, Masyarakat, Demonstrasi, Protes, Agama,