PROGRAM penghimpunan kurban dari lembaga amil zakat kembali mendapat tantangan pada tahun kedua pandemi Covid-19. Meski diprediksi kembali menurun, kesadaran umat Islam Indonesia untuk berkurban diprediksi masih menunjukkan angka yang baik.
Ketua Program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa 2021 Ahmad Faqih Syarafuddin mengatakan, program kurban 2021 memang menghadapi tantangan yang luar biasa. "Tahun 2021 ini memang tantangannya luar biasa karena daya beli masyarakat lebih rendah dibanding tahun lalu," kata Faqih seperti dirilis Republika, Ahad (18/7).
Kondisi masyarakat di lapangan lebih darurat tahun 2021 dibanding 2020. Pada tahun lalu, masyarakat masih membutuhkan barang-barang, seperti masker, alat pelindung diri (APD), dan hand sanitizer. Pada 2021, orang membutuhkan oksigen, ventilator, RS darurat, dan sebagainya. Ia mengatakan, Dompet Dhuafa memang menghadapi tantangan cukup besar dari sisi penghimpunan hewan kurban. Pada hari yang sama atau dua hari sebelum Idul Adha, jumlah hewan kurban yang dihimpun belum menyamai 2020. "Kalau sekarang hitungannya H-2 (dua hari sebelum Idul Adha) tahun ini belum bisa menyamai H-2 tahun lalu, masih butuh 15 persen lagi untuk sama dengan penghimpunan tahun lalu," ujar dia.
Meski demikian, dia mengatakan, jumlah pekurban yang berkurban melalui Dompet Dhuafa masih terus tumbuh jika dibanding pada 2019. Biasanya semakin dekat Idul Adha, orang akan semakin banyak yang berkurban. Diketahui, Dompet Dhuafa berhasil menghimpun 22.300 hewan kurban setara kambing-domba pada 2019. Pada 2020, yakni tahun pertama pandemi, DD dapat menghimpun 42.126 hewan kurban.
Menurut dia, kurban tahun 2020 menjadi anomali karena jumlah pekurban diprediksi akan menurun akibat pandemi tahun pertama. Meski demikian, fakta di lapangan ternyata berbeda. Jumlah pekurban naik di atas 50 persen dibanding tahun 2019. Dia pun menegaskan, DD akan mendistribusikan daging kurban secara merata. Menurut dia, lembaga filantropi tersebut sudah melakukan asesmen penerima manfaat sejak Oktober 2020. "Daging kurban akan dibagikan ke wilayah yang menjadi kantong kemiskinan, wilayah yang masyarakatnya jarang makan daging, yang defisit daging, serta daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T)," ujar dia.
Pemimpin Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Saidah Sakwan mengungkapkan, jumlah penghimpunan kurban Baznas pada tahun ini semakin meningkat. “Kalau di Baznas (pusat) ini sudah melampaui tahun lalu," kata Saidah, kemarin. Saidah mengatakan, Baznas pusat dapat menghimpun 2.800 hewan kurban setara kambing-domba pada 2020. Hingga akhir pekan ini, Baznas sudah menghimpun 3.348 hewan kurban setara kambing-domba. Targetnya Baznas menghimpun 4.000 hewan kurban pada 2021 ini.
"Kita (Baznas) selalu naik (dalam penghimpunan). Jadi, tahun 2020 itu untuk (jumlah) kurban naik, (jumlah pekurban) tahun ini sudah melampaui penghimpunan (hewan kurban) tahun lalu. Artinya, trennya naik," ujarnya.
Saidah menyampaikan, berdasarkan laporan dari tim, biasanya pada menit-menit terakhir masih banyak orang yang berkurban melalui Baznas. Jadi, jumlah pekurban akan terus naik sampai Idul Adha. Meski demikian, kenaikannya belum bisa diprediksi. Mengenai penghimpunan hewan kurban yang naik, Saidah menyoroti faktor kesadaran masyarakat Indonesia untuk kurban melalui Baznas. Namun, dia menjelaskan, kenaikannya baru tampak di pusat. Sementara itu, Baznas provinsi dan kabupaten/kota masih diidentifikasi. Ia menambahkan, Baznas akan mendistribusikan daging kurban ke 34 provinsi dan 240 kabupaten/kota, tepatnya ke 360 desa. Distribusinya ke lokasi-lokasi yang terdampak pandemi Covid-19, daerah PPKM, dan daerah yang mustahiknya banyak.
Sebelumnya, Koordinator Kelompok Zoonosis Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Kementerian Pertanian Tjahjani Widiastuti menjelaskan, jumlah pekurban tahun 2020 dibanding tahun 2019 mengalami penurunan. Pada 2020 sudah terjadi pandemi Covid-19 sehingga terjadi penurunan jumlah pekurban sekitar 10 persen. "Adapun tahun 2021 diperkirakan dengan belum adanya recovery ekonomi, kemudian masih ada pandemi Covid-19. Ditambah dengan PPKM darurat, diperkirakan akan terjadi penurunan kembali (jumlah pekurban) sebanyak 10 persen," kata Tjahjani saat virtual talk show bertema “Branding Produk Kurban: Meningkatkan Nilai dan Kualitas Produk Kurban untuk Kemakmuran Umat”, belum lama ini.
Ia menerangkan, dampak pandemi Covid-19 pada tahun ini sudah merata baik di perkotaan maupun pedesaan. Karena itu, jumlah pekurban pun akan mengalami penurunan.
Ciri hewan kurban sehat
Dalam syariah Islam, salah satu persyaratannya adalah harus sehat dan prima. Hewan kurban tidak boleh dalam keadaan sakit dan cacat fisiknya agar menghindari berbagai penyakit nantinya. Khususnya di masa pandemi, kita juga menginginkan hewan kurban yang sehat agar nantinya aman dikonsumsi, tidak menimbulkan penyakit baru, serta bisa disimpan dalam waktu yang lama. Untuk itu, berikut ini adalah ciri hewan kurban sehat yang harus anda ketahui.
Persoalan kesehatan hewan kurban bukan saja harus diperhatikan karena kebutuhan hewan dan manusia itu sendiri, namun ini juga sudah diperintahkan oleh syariat Islam. Dalam sebuah hadits, disampaikan: Dari Al Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, "Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai tidak punya sumsum tulang." (Dikeluarkan oleh yang lima (empat penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad). Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Dilansir dari website Fakultas Peternakan UGM, penting kiranya kita untuk memilih hewan kurban yang sehat agar nantinya daging kurban yang dikonsumsi aman dan sesuai standar kesehatan. Beberapa hal yang mencirikan bahwa hewan tersebut sehat adalah sebagai berikut:
Perhatikan tujuh hal tersebut, sebelum nantinya anda harus membeli hewan kurban atau memilihnya saat di pasar hewan. Pastikan juga perawatan hewan kurban berkualitas dan ditangani dengan tepat agar saat Idul Adha, hewan bisa tetap sehat dan prima fisiknya.
Ciri Hewan Kurban Tidak Sehat
Selain ciri hewan kurban yang sehat, anda juga perlu mengetahui beberapa ciri hewan kurban yang tidak sehat. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Untuk memastikan apakah hewan kurban benar-benar sehat, idealnya langsung diperiksa oleh dokter hewan yang profesional. Jika memang menjelang Idul Adha hewan kurban mengalami sakit, maka bisa ditangani dan diobati langsung oleh tenaga profesional. Sehingga, jangan untuk mencoba-cobanya sendiri.
Memilih hewan kurban sendiri memang cukup menantang dan terdapat berbagai kesulitan. Apalagi jika dalam sehari-hari kita tidak terbiasa untuk menangani hewan-hewan tersebut. Namun, untuk memudahkan dan melancarkan ibadah kurban, anda bisa berkurban lewat Dompet Dhuafa.
Sebagai lembaga yang sudah melaksanakan program Tebar Hewan Kurban ke seluruh pelosok Indonesia sejak tahun 1993, Dompet Dhuafa menerapkan quality control yang ketat dalam hal penyediaan hewan kurban. Selain dikelola oleh para peternak lokal, hewan-hewan kurban juga senantiasa ditinjau dan dikontrol kesehatannya minimal dilakukan sebanyak dua kali (sebulan sebelum Idul Adha dan beberapa hari menjelang pelaksanaan kurban).
Anda tidak perlu khawatir, karena setiap hewan kurban yang disediakan sudah dipastikan sehat, tanpa cacat fisik, dan tentunya dikelola sesuai dengan syariah Islam. Anda pun tidak perlu repot-repot untuk mencari hewan kurban sendiri karena keseluruhan proses dari mulai penyediaan kurban hingga distribusi daging kurban dilaksanakan secara profesional oleh tenaga ahli.
Untuk berkurban bersama Dompet Dhuafa anda bisa mengunjungi Portal Kurban Dompet Dhuafa dan melakukan transaksi online dengan cepat, mudah, dan tentunya kurban akan luas manfaatnya serta tepat sasaran. Selamat menunaikan ibadah kurban, semoga menjadi manfaat dan pahala yang terus mengalir. (*)
Tags : Ciri Hewan Kurban, hewan kurban, dompet dhuafa,