LARSHEN YUNUS, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tingkat I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau mengingatkan masyarakat agar dalam mencari pemimpin pada Pilpres 2024 mendatang memiliki kriteria yang dapat mengerti apa yang dirasakan petani.
Hal tersebut disampaikannya pada acara silaturahmi di Padepokan Garuda Pancasila, Jalan Rebung Nomor 177 Arengka Indah Simpang Ardarth Pekanbaru, Senin (1/5/2023).
"Dalam mencari pemimpin ke depan, pemimpin seperti apa yang kita cari? Saya kira kita semua tetap hati-hati, pilih pemimpin hati-hati, pilih pemimpin yang ngerti apa yang dirasakan oleh rakyat khususnya petani," kata Larshen.
Selain mengerti apa yang dirasakan rakyat, Ia mengingatkan agar mencari pemimpin yang tahu apa yang dibutuhkan oleh petani sawit, nelayan, buruh dan masyarakat yang hidupnya jelata.
Ia mengingatkan pula agar masyarakat mencari sosok pemimpin yang tak hanya memimpin Indonesia dengan duduk manis di istana, melainkan pemimpin yang senang dan mau turun ke bawah, serta mau merasakan keringat rakyat.
"Jangan sampai kita memilih pemimpin yang nanti hanya senangnya duduk di istana yang AC-nya dingin, jangan sampai kita memilih pemimpin yang senang duduk di istana yang AC-nya sangat dingin," ujarnya.
Ia pun menyebut pemimpin yang memikirkan rakyat juga bisa tampak dari penampilan atau perawakan wajahnya.
"Keliatan banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat. Jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu keliatan dari penampilannya," tuturnya.
Larshen juga mengingatkan agar masyarakat mencari sosok pemimpin ke depan yang mengerti mengenai keberagaman Indonesia.
Di mana Indonesia, kata dia, memiliki ribuan suku dan bahasa daerah yang berbeda berikut pemeluk agama yang berbeda-beda pula.
"Yang paling penting mengelola sebuah negara besar seperti Indonesia, pemimpinnya seperti apa? Pemimpin Indonesia, memimpin Indonesia, itu harus menyadari mengenai keberagaman Indonesia karena kita ini macam-macam karena kita ini beragam berbeda-beda semuanya," katanya.
Masyarakat Indonesia kembali menyampaikan kriteria dukungannya, terkait akan dimulainya kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) ditahun 2024.
Pihaknya menyampaikan salah satu kriteria penting, terhadap siapa saja yang akan menjadi presiden di negeri ini, yaitu pro terhadap nasib petani.
"Saat ini capres pro petani masih menjadi idola masyarakat," kata Larshen.
Tetapi Ia menegaskan kembali bukan semata-mata untuk melawan keberadaan maupun pengaruh dari para mafia lahan dan atau kebun kelapa sawit, yang selama ini membungkus dirinya sebagai petani kecil.
"Rakyat harus cerdaskan, terutama terkait dengan civitas petani kecil. Jangan malah para mafia yang menikmati setiap bantuan dari pemerintah," ujar Larshen Yunus.
Fondasi infrastruktur
Menurut pantauan KNPI, pentingnya fondasi infrastruktur yang selama hampir delapan tahun terakhir terus dibangun di dalam maupun luar Pulau Jawa.
"Jalan apakah perlu, pelabuhan apakah perlu, bandara apakah perlu? semua itu diperlukan," kata Larshen.
Alumni Sekolah Vokasi Mediator dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu juga menyebutkan, sekitar delapan tahun terakhir, sudah banyak pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah.
Sebagai contoh jalan nasional, jalan tol, jembatan, bandara hingga jalan-jalan kecil di pelosok negeri yang menggunakan dana desa. Semua pembangunan tersebut dikerjakan pemerintah tidak hanya di Pulau Jawa tetapi juga di luar Pulau Jawa.
"Inilah yang namanya fondasi infrastruktur," ujar dia.
Menurutnya, begitu penting arti penting dari sebuah pembangunan. Semua yang dibangun tersebut ditujukan demi bisa bersaing dengan negara-negara lain.
"Tidak mungkin kita bersaing dengan negara lain kalau jalannya becek," kata dia.
Dengan adanya infrastruktur tersebut maka masyarakat tanpa terkecuali akan terbantu dalam menjalankan roda perekonomian. Sebagai contoh, petani-petani di desa yang terbantu dengan adanya jalan yang menghubungkan satu daerah ke daerah lain.
"Rakyat diberikan kemudahan. Petani bisa membawa padinya ke kota, nelayan bisa menjual ikan dari desa ke kota karena ada infrastruktur," kata dia.
Untuk skala yang lebih besar, hasil usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah di Tanah Air bisa dijual ke luar negeri (ekspor) berkat adanya pelabuhan dan bandara yang dibangun.
Saat ini, sambung Larshen, sudah banyak jalan tol dibangun, sudah semakin terhubung dari arah barat ke timur, dan begitu juga yang ada di Riau.
Maka untuk itu, Larshen kembali mengingatkan, agar masyarakat mencari sosok pemimpin ke depan yang mengerti mengenai keberagaman Indonesia.
Di mana Indonesia, memiliki ribuan suku dan bahasa daerah yang berbeda berikut pemeluk agama yang berbeda-beda pula.
"Yang paling penting mengelola sebuah negara besar seperti Indonesia, pemimpinnya seperti apa? Pemimpin Indonesia, memimpin Indonesia, itu harus menyadari mengenai keberagaman Indonesia karena kita ini macam-macam karena kita ini beragam berbeda-beda semuanya," katanya.
Jadi Larshen balik melihat pada sisi lainnya, ekosistem alam di republik ini harus terus terjaga. Pertumbuhan maupun perkembangan kebun kelapa sawit tentu harus dibatasi juga. Jangan sampai pengaruh oligarki yang justru mendominasi sektor perkebunan kelapa sawit. Masyarakat harus tetap was-was," tuturnya. (*)
Tags : larshen yunus ketua dpd knpi riau, knpi himbau cari pemimpin yang memikirkan rakyat, calon peimpin presiden mengerti dirasakan petani,