Politik   2025/08/22 10:6 WIB

KNPI Riau Nilai Anak-anak Muda Makin tak Toleran yang Bisa Mengancam Pancasila

KNPI Riau Nilai Anak-anak Muda Makin tak Toleran yang Bisa Mengancam Pancasila
Larshen Yunus, Ketua DPD I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Riau

PEKANBARU - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Riau menilai kalangan anak muda saat ini makin mengalami radikalisasi secara ideologis dan makin tak toleran.

"Selain kalangan anak muda yang makin tak toleran, sementara perguruan tinggi juga banyak dikuasai oleh kelompok garis keras."

"Proses ini terjadi secara monolitik yang dikuasai kelompok tertentu yang konsekuensi ikutannya adalah sikap intoleran, dan jika nanti mereka kemudian menjadi pejabat menjadi menteri menjadi apa saja, kalau tidak punya toleransi dan masih punya benak untuk mengganti pancasila, itu yang saya kira ada kecemasan," kata Larshen Yunus, Ketua DPD I KNPI Riau ini dalam menyikapinya belum lama ini.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) KNPI Pusat Jakarta ini mengatakan paham radikalisme ini terjadi karena proses yang dilakukan di kalangan anak muda dan berlangsung secara tertutup, dan cenderung tidak terbuka, apalagi yang berbeda keyakinannya.

Dia mengatakan jika pemahaman ini dibiarkan bisa menyebabkan disintegrasi bangsa karena mereka menganggap ideologi pancasila tidak lagi penting.

Larshen Yunus mengatakan proses perubahan mendadak di kalangan mahasiswa juga harus diimbangin dengan pandangan yang terbuka, bervariasi dan penyelesaian perbedaan pendapat itu dapat diselesaikan tidak dengan kekerasan.

"Jika itu dilakukan, melihat ada sisi positif setiap proses perubahan tentu dapat memberikan generasi muda yang lebih dapat menerima perbedaan," dalam penilaiannya.

Direktur Kantor Hukum Mediator dan Pendampingan Publik Satya Wicaksana itu juga mengungkapkan dalam pangamatannya di Riau menunjukkan peningkatan pemahaman konservatif atau fundamentalisme keagamaan khususnya di kalangan mahasiswa di kampus-kampus umum.

"Tetapi kecenderungannya itu tidak berubah dan masih terjadi hingga sekarang," jelasnya .

Radikalisme di kalangan pelajar dan mahasiswa itu terjadi pasca reformasi.

"Jika pemahaman ini dibiarkan akan menyuburkan sikap intorelan dan bisa menyebabkan disintegrasi bangsa," kata dia.

Tetapi Ia balik menyatakan, perubahan yang dilakukan di kalangan anak muda ini berlangsung secara tertutup, dan cenderung tidak terbuka.

"Negara harus campur tangan agar proses perubahan di kalangan mahasiswa itu berlangsung terbuka, dan tenpat-tempat ibadah jangan dikuasai kelompok tertentu agar semua pandangan masuk," papar Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) ini.

Jadi dia berharap menyebar luasnya ideologi radikal di kalangan anak muda harus diwaspadai, radikalisme itu sendiri bentuknya memang seakan terasa lunak karena tidak menimbulkan kekerasan langsung, tetapi pemerintah harus melakukan intervensi terhadap pendidikan, mulai dari kurikulum sampai dengan penggunaan ruang pendidikan. Terutama di kampus, memberikan pemahaman dan mengajarkan keterbukaan dan ruang pendidikan untuk tidak dikuasai kelompok tertentu. (*)

Tags : komite nasional pemuda indonesia, knpi, larshen yunus, anak-anak muda alami radikalisasi, radikalisasi secara ideologis, anak muda makin tak toleran,