"Kolam renang yang di bangun ditengah hutan telah menelan biaya Rp7 miliar kondisinya sempat tak terurus dan berbau mistis"
ondisi kolam renang di Desa Cenut sempat nyaris terbengkalai dan menyedihkan. Oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Propinsi Kepulauan Riau [Kepri] kolam dibangun sejak [2017] awalnya berbiaya Rp7 Miliar lebih itu untuk persiapan menghadapi Pekan Olahraga Pelajar Daerah [Popda] Kabupaten Daik Lingga.
"Jika tidak dipedulikan, cepat atau lambat kondisinya sangat memungkinkan akan sampai kepada tahap sangat memprihatinkan," kata Sariman menyikapi bangunan kolam renang yang berdekatan dengan tempat tinggalnya itu, tadi Senin (25/10).
Saban hari Sariman melihat kolam renang yang masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan sepi penduduk itu, Ia pun melihat kondisinya nyaris sangat menyedihkan [tak terurus, airnya pun keruh bejamur].
Tetapi belakangan setahun terakhir kolam renang mulai dibenahi dan kembali diberdayakan oleh pemilik pembuat program.
"Daik akan menggelar Popda 2021, pembenahan dilakukan agar tidak sampai menimbulkan kerugian dimakan kerusakan. Penataan bangunan dan lingkungan juga sudah dibuat."
"Kalau sebelumnya sekitar bangunan kolam menyedihkan. Masuk lokasi masih diselimuti jalan tanah merah, kegiatan hari -harinya pun nyaris tak ada," sebutnya.
Jalan menuju Desa Cenut.
"Usai dilakukan pembangunan kolam dan pelaksanaan Popda [2018] lalu sering dijadikan anak-anak terjun bebas disitu. Para orang tua khawatir keselamatan anak-anaknya mandi ria dikolam yang terkesan msitis," sebutnya.
Maklum lah, kata Sariman dilokasi kolam masih ditumbuhi pohon-pohon besar bahkan terdapat makam kuburan yang tak begitu pasti milik siapa. Terakhir Dinas Pemuda dan Olahraga pada lokasi kolam dibenahi. Dipagar dan dikunci, agar tak lagi di 'jamah' oleh anak-anak yang iseng mandi di kolam renang.
"Kolam renang dibangun di tanah H Armia yang sebelumnya belantara hutan. Kalau pada persiapan Popda 2018 kemarin, sebenarnya pembangunan sarana olahraga renang diprogramkan bukan di Cenut. Tetapi pengelola mengambil kesepakatan lokasinya agak berjauhan dari tempat itu [sekarang]."
Tetapi seorang olahragawan yang hobby berenang menyayangkan kolam renang di Desa Cenut dibangun menelan anggaran Rp.7.608.520.824,82 bersumber dari APBD Propinsi Kepri tahun 2017 ini penyediaan ruang olahraga dirasakan tak memadai.
"Tidak ada alasan yang membenarkan suatu kegiatan yang dibiayai oleh negara terlantar atau tidak dimanfaatkan," kata olahragwan itu.
Pembangunan kolam dibangun oleh PT Tangga Batu Jaya Abadi serta diawasi oleh Konsultan Pengawas CV Kenen Konsultan tetap saja mengundang rasa pilu bila orang melihatnya.
Lokasi kolam yang sudah ditutup pagar tembok.
Masyarakat berharap, kolam renang sebaiknya sering dimanfaatkan pada efen-efen kegaiatan siswa maupun perlombaan-perlombaan pekan olahraga tingkat lokal.
"Ini supaya lokasi kolam tak terlihat kesannya angker, bahkan dikhawatirkan bertenggernya hewan melata [buaya] didalam kolam," sebut olahragawan itu.
Kolam renang terkesan angker
Akibat sangat jarangnya aktivitas dan kegiatan olahraga, kolam renang di Desa Cenut konon jadi tempat paling angker dan mistis di tengah pemukiman penduduk.
Dari lokasi itu cerita horor pun muncul dari mulut ke mulut. Cerita warga setempat, kolam renang didirikan sekitar tahun 2017 ini dibangun karena ada penyelenggaraan Popda yang diselenggarakan di Kabupaten Daik Lingga. Tetapi selesai penyelenggaraan, kolam renang sempat dibiarkan terbuka di tengah hutan.
"Bisa jadi yang pertama, kolam sedalam dua meter, waktu itu usai Popda memang tak ada pembenahan dan pemeliharaan bangunan kolam," kata Firdaus warga Desa Kampung Tengah bercerita.
Kolam wisata
Karena tidak dikelola [usai Popda] lantas cerita mistis dan angker bermunculan di tengah masyarakat dan dikaitkan dengan informasi pengunjung yang sering melihat gejala-gejala aneh disekitar kolam saat berenang. Ditambah, lokasi itu masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar disekelilingnya sehingga menambah kental suasana angker.
"Usai Poda kolam sempat dibiarkan hingga airnya pun berwarna hijau karena banyak ditumbuhi lumut, Cerita dari mulut kemulut orang tua di desa ini melihat gejala aneh disekitar kolam arwah gentayangan [kuntilanak] yang terbang dari pohon kepohon."
"Itu ditutup mungkin karena alasan komersil karena kurang pemeliharaan," katanya.
Firdaus bercerita, sumber air yang ada dikolam juga jadi masalah yang mudah buat mata perih dan merah. "Tetapi anak-anak di desa ini sempat mandi ria di kolam itu."
Ia mengakui memang ada cerita mistis, misalkan yang dialami salah satu warga desa. Saat itu, mandi di kolam renang, lantas hal aneh bermunculan yang dianggap gangguan makhluk halus.
"Ujung-ujungnya yang pernah mandi digangguin, dari mulai hordeng ngebuka sendiri, ditutup ngebuka lagi, ditutup ngebuka lagi. Akhirnya, cari ustaz dan ngaku jangan mandi dikolam itu lagi," ceritanya.
Sebelumnya usai Popda 2018 kolam renang terabaikan.
Warga setempat pun mengakui kolam renang terbengkalai itu seram dan angker. "Iya angker, pernah dulu kejadian aneh di desa ini di malam-malam hari. Maklum lah penarangan lampu jalan di sekitar Desa Cenut belum merata."
"Ditambah pula lokasi desa yang dingin masih banyak pada kiri kanan jalan masih hutan. Kolam renang yang konon angker ini memang berdiri ditengah jarangnya rumah penduduk. Kondisi bangunan terbengkalai ditambah rerumputan liar, itu lah yang membuat terkesan mistis dan angker," sebut warga setempat.
"Tetapi untunglah, belakangan kolam renang dapat dibenahi, alasan penutupan kolam renang [dengan pagar tembok] bukan karena seringnya makan korban jiwa, tetapi kesan angker dan mistis tak juga hilang."
Kolam dipercantik
Usai Popda 2018 Pemkab Lingga terus mempercantik kolam di Desa Cenut. Masa Wakil Bupati Lingga dijabat M Nizar juga pernah mendatangi kolam renang didampingi Sekretaris DPUPR-PKP Lingga, Kabid Pemuda dan Olahraga, serta Kasi Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lingga.
Kunjungan itu adalah untuk mengecek sudah seberapa jauh persiapan pembangunan proyek miliaran rupiah yang digelontarkan oleh provinsi. Proyek kolam renang berstandar nasional ini sudah menunjukkan progres yang baik.
Kolam renang setelah mendapat perawatan.
“Hasilnya sudah baik. Ya kita dari Pemerintah Kabupaten Lingga merasa bangga dan sangat senang atas upaya yang dilakukan oleh Pemprov Kepri ini,” papar Nizar saat itu.
Dia mengatakan, dengan hadirnya kolam renang ini dapat memberikan manfaat lebih. Karena disamping tujuan utamanya dipakai untuk kelancaran event Popda, nantinya kolam juga akan bisa dinikmati masayarakat Kabupaten Lingga.
Lokasi kolam juga cukup strategis, berada diantara pelabuhan dan Kota Daik. Dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi tempat kunjungan rekreasi.
“Kita berterimakasih kepada Bapak Gubernur yang senantiasa sigap terhadap pembangunan di Kabupaten Lingga,” ucap dia.
Sementara Konsultan Pengawas, M. Sabri membenarkan pekerjaan kolam renang 7 Miliar Rupiah lebih ini. Pihaknya sudah coba memasukan air, untuk mengecek daya serap dinding kolam.
Dia juga berkomitmen memberikan hasil pekerjaan yang terbaik untuk Kabupaten Lingga. Karena penyediaan fasilitas ini, merupakan satu-satunya di Kabupaten Lingga.
Pemkab Lingga terus benahi kolam renang yang nantinya dijadikan sebagai even olahraga tingkat daerah.
“Kita sudah coba masukan airnya, dan orang sudah banyak mandi setiap petang. PH airnya luar biasa jadi tingkat kedinginannya terasa. Kita harapkan juga ini merupakan icon Kabupaten Lingga,” ucap Sabri. (rp.sdp/*)
Tags : Kolam Renang Cenut, Daik Lingga, Kepri, Sorotan, Kolam Menyimpan Cerita Mistis,