PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Kondisi ekonomi kelas menengah kebawah di Kota Pekanbaru, Riau pada tahun 2024 ini semakin tertekan dan menderita.
"Kondisi ekonomi kelas menengah-bawah menderita karena inflasi harga pangan."
"Inflasi harga pangan membuat penghasilan warga untuk di Riau habis untuk makanan dan minuman, sementara sebagian dari mereka menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata H. Darmawi Wardhana Zalik Aris SE Ak, Ketua Umum [Ketum] Lembaga Melayu Riau [LMR] menyikapi situasi terakhir tahun ini, Sabtu (18/5).
Menurutnya, supermarket biasa digunakan warga sebagai proxy untuk belanja makan dan minuman.
Tetapi tekanan terus terjadi dan terlihat dari data Mandiri Spending Index.
Dia mengatakan pengeluaran masyarakat saat ini lebih terarah pada kebutuhan yang terkait supermarket.
Darmawi Wardhana mengatakan data MSI menunjukkan porsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk kebutuhan makan minum pada 2024 melonjak tinggi dibandingkan tahun 2023.
Dia bilang pada Januari 2023, porsi penghasilan yang digunakan untuk membeli kebutuhan primer masih 13,9%.
Ketika konsumsi makanan melonjak pada bulan puasa dan Lebaran 2023, porsi penghasilan yang digunakan untuk makanan juga masih di angka 16,6%. Namun, pada Mei 2024 ini, porsi penghasilan masyarakat yang dipakai untuk kebutuhan makan dan minum naik hingga 26%.
"Jadi dua kali lipat," ujarnya.
Darmawi Wardhana mengatakan data ini menunjukkan masyarakat Indonesia semakin banyak mengalokasikan penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari.
Hal itu bisa terjadi karena harga bahan pokok yang naik, sementara pendapatan masyarakat segitu-segitu saja.
"Sehingga kalau untuk belanja yang secondary relatif terbatas, ini yang akan berpengaruh pada kemampuan belanja barang non-primer," katanya.
Lalu, kelompok mana yang paling tertekan daya belinya?
Darmawi Wardhana menyebut kelompok itu adalah kelas menengah dan kelas bawah.
Darmawi Wardhana mengatakan data simpanan masyarakat di bank menunjukkan tabungan kelompok masyarakat terbawah sempat turun ketika harga makanan pokok naik. Namun, belakangan angka itu melandai seiring dengan pengucuran bantuan sosial dari pemerintah.
Sementara itu, untuk kelompok menengah-bawah, Darmawi Wardhana mengatakan indeks belanja mereka stagnan. Artinya, mayoritas penghasilan kelompok ini masih tergerus oleh kenaikan harga bahan pangan.
Di lain sisi, jumlah tabungan kelompok ini juga berkurang.
"Ini yang kita sebut makan tabungan, jadi kalau mau belanja keluarin dulu tabungannya," kata dia.
Jadi Darmawi Wardhana berperanggapan, untuk kelompok atas, pada tabungan kelompok ini justru mengalami kenaikan dengan daya beli yang terjaga. Kenaikan tabungan kelompok ini juga ditopang oleh pendapatan dari investasi yang mereka lakukan di saham maupun obligasi. (*)
Tags : kelompok strata masyarakat, riau, pdb, kelas menengah dan bawah tertekan, masyarakat pekanbaru menderita, kondisi ekonomi menengah dan bawah tertekan, inflasi harga pangan mengganggu penghasilan,