SENI BUDAYA - Kota bersejarah Etiopia, Harar, yang merupakan salah satu kota suci umat Islam di negara tersebut, belakangan ini mengembangkan sebuah tradisi baru yaitu membuat bir.
Harar merupakan kota suci yang penuh warna. Di balik tembok kota tua, terdapat bangunan-bangunan berwarna hijau, ungu dan kuning. Kaum perempuan di sana tampaknya menganggap semua ini sebagai tantangan, sehingga mereka sendiri pun mengenakan kerudung dan gaun dengan warna merah muda menyala dan oranye paling terang benderang.
BBC melaporkan, Harar terletak di timur jauh Etiopia dan memiliki sebuah jalan yang menanjak menuju ke arah Somaliland. Sejak tiga dasawarsa lalu, kota ini kini terkenal sebagai pusat bir. Bir dari Harar memiliki label dengan gambar gerbang kota tua yang terkenal. Di luar pintu gerbang, ada pangkalan bajaj, dan para pengemudinya pasti mengetahui di mana letak pabrik bir.
Pintu masuk ke pabrik bir ini ditandai di satu sisi dengan sebuah lambang yang menyatakan bahwa senjata api dilarang, dan di sisi lain dengan sebuah botol bir raksasa. Mungkin ini hanya untuk mengingatkan kenapa pengunjung tidak boleh membawa senjata ke sana, karena ada alkohol. Pabrik bir ini dijual oleh pemerintah kepada grup Heineken tiga tahun lalu.
Perusahaan itu mengatakan ingin berinvestasi di pabrik tersebut dengan memperbaiki proses produksi, serta meningkatkan keahlian dan memulai menggunakan bahan yang tersedia secara lokal, baik yang ada di Etiopia maupun di wilayah itu. Heineken juga sudah mengambil alih sebuah pabrik bir lain di Bedele di bagian barat jauh dan sedang membangun pabrik ketiga di dekat ibu kota.
Banyak perusahaan asing mengatakan bahwa tenaga kerja yang murah dan tarif ekspor yang sangat menarik merupakan alasan untuk melakukan investasi di sana dan negara itu telah diberi peringkat untuk pertama kalinya oleh badan-badan pemeringkat kredit. Pusat-pusat industri juga kini bermunculan. Unilever, General Electric, GlaxoSmithKline, H&M, Tesco, Walmart, Samsung, semua kini hadir di Etiopia atau mulai memkirkan untuk berinvestasi di sana.
Perusahaan Cina juga sudah ada, memproduksi ribuan sepatu setiap harinya untuk merek internasional besar. Bagi Heineken, salah satu motivasinya adalah justru pasar domestik, di luar wilayah pembuat bir itu, yang bisa menjadi lebih besar. Konsumsi bir di Etiopia sekarang ini hanya sepertiga dari negara tetangga Kenya. Namun, di balik tembok kota suci ini, orang-orang yang berada di pasar nampaknya tidak menyadari adanya pabrik bir dan bisnis besar. (*)
Tags : Kota Bersejarah, Etiopia-Harar, Kota Suci, Kota Penghasil Bir,