Linkungan   2025/07/27 18:36 WIB

Lahan Terbakar Sudah Padam karena Dijatuhkan 3,9 Juta Liter Air dan 21 Ton Garam yang Ditebar di Langit Riau

Lahan Terbakar Sudah Padam karena Dijatuhkan 3,9 Juta Liter Air dan 21 Ton Garam yang Ditebar di Langit Riau

PEKANBARU - Upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau menunjukkan hasil signifikan. 

Sebanyak 1.156 hektar lahan berhasil dipadamkan sepanjang periode Januari hingga 25 Juli 2025. 

Data ini disampaikan langsung oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid, dalam konferensi pers yang digelar di Command Center Polda Riau pada Sabtu (26/7/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Abdul Wahid merinci penggunaan sumber daya yang masif dalam operasi pemadaman. 

"Pada saat ini sudah ada total 1.156 lahan yang berhasil dipadamkan dari Januari sampai dengan 25 Juli lalu, 21.000 kilo garam yang digunakan dalam Operasi Modifikasi Cuaca, 3.900.000 liter air yang sudah disiramkan," kata Abdul Wahid.

Penurunan drastis jumlah titik api atau hotspot menjadi indikator keberhasilan Satgas Penanganan Karhutla. 

Abdul Wahid menjelaskan bahwa pemantauan intensif menunjukkan penurunan signifikan dari puncaknya pada 20 Juli, di mana terdapat 586 titik api, menjadi hanya 56 titik api per hari ini. 

"Untuk titik api hari ini semakin padam, berdasarkan data hotspot Satgas Karhutla, data hotspot sudah semakin menurun dari puncaknya 20 Juli lalu berjumlah 586 titik api, sedangkan untuk data hotspot hari ini ada 56 titik," terangnya.

Pihak Satgas Karhutla Riau telah melakukan berbagai upaya komprehensif. 

Upaya tersebut meliputi pengerahan pasukan darat untuk pemadaman langsung, pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (TMC), pengerahan sejumlah unit helikopter water bombing, serta patroli udara untuk memantau dan mendeteksi dini. 

"Kami sudah melakukan berbagai upaya mulai dari pengerahan pasukan darat untuk pemadaman, melakukan operasi TMC, pengerahan sejumlah unit heli water bombing serta melakukan patroli udara," jelas Abdul Wahid.

Abdul Wahid juga menyampaikan sejak Januari hingga 25 Juli 2025, total lahan yang terbakar dan berhasil dipadamkan tercatat seluas 1.156 hektare.

Puncak kebakaran terjadi pada 20 Juli lalu, dengan 586 titik api terdeteksi tersebar di berbagai kabupaten dan kota di Riau. 

Namun dalam waktu lima hari, jumlah titik api menurun tajam setelah mendapat atensi khusus dari Menko Polkam, menjadi hanya 56 titik.

“Kita patut bersyukur atas kerja sama semua pihak, baik dari darat maupun udara. Meski hotspot menurun drastis, kami belum akan menurunkan status tanggap darurat,” ujar Wahid, Sabtu, 26 Juli 2025.

Untuk menangani situasi darurat ini, Pemerintah Provinsi Riau tidak hanya mengandalkan pemadaman dari darat. Operasi udara turut diintensifkan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan penggunaan helikopter untuk melakukan water bombing

"Sebanyak 3.9 juta liter air telah kita siramkan dari udara melalui helikopter water bombing. Selain itu, 21 ton garam juga sudah disemai untuk mempercepat pembentukan awan dan memicu hujan," jelasnya.

Operasi modifikasi cuaca dinilai cukup efektif menekan laju penyebaran api, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau tim darat.

Mesk kondisi mulai membaik, Wahid menegaskan bahwa status karhutla di Riau tetap berada dalam level tanggap darurat hingga Agustus 2025. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan memburuknya kondisi cuaca di bulan mendatang.

"Kami tidak ingin lengah. Angin kencang dan cuaca ekstrem masih bisa terjadi. Status tanggap darurat ini akan terus berlaku sampai kondisi benar-benar stabil," tegasnya.

Dia juga mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar dan mengajak semua pihak untuk turut serta dalam pengawasan lingkungan.

"Kita semua punya tanggung jawab menjaga Riau dari bencana asap. Pencegahan lebih baik daripada pemadaman," tutupnya. (*)

Tags : lahan terbakar, karhutla padam, lahan terbakar dijatuhkan 3, 9 juta liter air dan 21 ton garam, lahan terbakar di langit riau ,