Riau   2025/07/13 9:38 WIB

LAM Riau Beri Penghargaan Adat pada Kapolri Sebagai Anugerah Adat Ingatan Budi

LAM Riau Beri Penghargaan Adat pada Kapolri Sebagai Anugerah Adat Ingatan Budi
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menerima Anugerah Adat Ingatan Budi dari Lembaga Adat Melayu Riau 

PEKANBARU - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menganugerahkan Anugerah Adat Ingatan Budi kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. 

Pemberian anugerah ini dilandasi oleh sejumlah kebijakan dan tindakan Kapolri yang dinilai sebagai bentuk nyata "bertanam budi" di tengah masyarakat, khususnya di Tanah Melayu Riau.

Seniman dan budayawan Riau yang juga Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Kabupaten Bengkalis, Datuk Seri Syaukani Al-Karim, dalam pidato alas pikir pada prosesi penganugerahan, Sabtu (12/7/2025), menjelaskan bahwa tindakan dan kebijakan Kapolri mencerminkan nilai luhur budi dalam tradisi Melayu, yakni penghormatan, keadilan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Menurut LAMR, ada lima alasan utama pemberian anugerah tersebut. Pertama, selama menjadi Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo tidak hanya berhasil menjadikan institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai institusi yang inklusif dan egaliter, tetapi juga secara maksimal berupaya menyelaraskan tindakan dan perbuatan polisi agar dapat "Presisi" sejajar dan selaras dengan kepentingan rakyat.

Pengayoman terhadap masyarakat dilakukan dengan cara yang humanis, dengan tegur dan sapa yang santun, dengan reaksi dan tanggapan yang cepat dan patut, sehingga pada hari ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya, masyarakat benar-benar dapat merasakan bahwa polisi merupakan satu kesatuan dalam menciptakan keamanan dan kebaikan bersama.

Kedua, pada masa kepemimpinannya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan penegakan hukum secara lebih tegas. Tindakan tegas ini tidak hanya dilakukan kepada pihak lain yang melanggar hukum, tetapi juga kepada kalangan internal kepolisian.

Pisau hukum polisi tidak hanya tajam keluar, tapi juga menghunjam ke dalam, dan sikap itu diambil sebagai tindakan memberikan rasa keadilan bagi semua pihak.

Ketiga, pada masa kepemimpinannya, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sangat peduli pada penanganan bencana, khususnya terhadap penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau. 

Pada masa kepemimpinannya, yang ditindaklanjuti secara baik oleh Kapolda Riau, maupun Kapolres se-Riau, kebakaran hutan dan lahan di Riau, telah teratasi dengan baik.

Keempat, Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dengan pendekatan humanisme yang menjadi fondasi kebijakannya, telah berhasil membawa 8.315 narapidana teroris (Napiter) kembali ke pangkuan NKRI, yang beberapa di antaranya dipercayai berasal dari Riau.

Tuan Jendral Listyo Sigit Prabowo, mengajak mereka semua, untuk menatap masa depan bersama Indonesia, dengan semangat dan kesadaran baru. Mengajak mereka berjuang bersama sebagai anak bangsa, di bawah panji-panji UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Kelima, di masa kepemimpinannya, dan sesuai dengan arahannya, khususnya di Riau, Polda Riau dan Polres se-Riau selalu menjadikan Lembaga Adat dan komunitas adat sebagai mitra berpikir, sebagai sahabat bersanding pendapat, khususnya dalam menyelesaikan persoalan di tengah masyarakat. 

Hal ini terlihat pada tiga fase kepemimpinan Kepolisian Daerah Riau, baik pada masa kepemimpinan Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, masa kepemimpinan Datuk Seri Jaya Perkasa Setia Negeri Irjen Pol Muhammad Iqbal, maupun pada masa Kapolda sekarang, Tuan Irjen Pol Herry Heryawan.

Lebih dari itu, pada ketiga masa kepemimpinan Polda Riau ini, ucap Datuk Seri Syaukani, polisi tidak hanya akrab dengan Lembaga Adat dan komunitas adat, tetapi juga menggunakan saripati ungkapan adat sebagai slogan maupun dalam penamaan aplikasi strategis yang digunakan Riau. 

Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menggunakan terobosan teknologi melalui aplikasi "Dashboard Lancang Kuning," baik untuk memonitor karhutla maupun kegiatan Polda Riau lainnya.

Pada masa Datuk Seri Irjen Pol Muhammad Iqbal (kini Komjen) menjadi Kapolda, sambung Datuk Seri Syaukani, beliau memakai saripati ungkapan adat yang berbunyi: "Jikalau Hamba Melayu Bersatu, akan alahlah segala seteru, jika berat sama dipikul, jika ringan sama dijinjing." 

Ungkapan adat tersebut kemudian diubah dalam bahasa yang menginternasional: "Together We Are Strong" (Bersama Kita Bisa).

Lalu kini, di bawah kepemimpinan Irjen Pol Herry Heryawan, beliau secara gagah menggunakan kalimat adat, yakni "Melindungi Tuah Menjaga Marwah" sebagai slogan Kepolisian Daerah Riau.

"Sesungguhnya, sangat banyak lagi, tindakan Tuan Jendral Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo, yang sudah dilakukan, baik dalam kapasitas jabatan, maupun tindakan pribadi, termasuk inovasi untuk transparansi, seperti e-tilang dan SIM online, serta inovasi lain yang tidak dapat kami sebut satu per satu," kata Datuk Seri Syaukani.

"Pastilah teramat banyak perbuatan beliau yang lain, yang mungkin beliau simpan di kedalaman keikhlasannya sebagai manusia, yang hanya diketahui oleh dirinya dan Tuhan semesta alam," sambungnya.

Kebijakan yang baik, serta inovasi yang sudah dilakukan oleh Kapolri, telah membuatnya menerima penghargaan yang teramat banyak, baik dalam skala nasional maupun internasional, seperti dari Timor Leste, Malaysia, dari ITUC (International Trade Union Confederation) atas terobosan pembentukan Desk Ketenakakerjaan, dan lain-lain yang tak dapat disebutkan satu per satu.

Oleh karena itu, ucap Datuk Seri Syaukani, setelah membaca fakta, menyelam di kedalaman perbuatan, serta menelisik kebijakan dan kebajikan yang telah ditunjukkan oleh Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, maka setelah silat kata menutup gelanggang, setelah lisan memutus ucap, setelah berumah dalam musyawarah, setelah air membulat dalam pembuluh, setelah kata bertepak dalam mufakat, maka kepada Tuan Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo. 

Lembaga Adat Melayu Riau Provinsi Riau, seraya menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan takzim mempersembahkan Anugerah Adat Ingatan Budi.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menerima Anugerah Adat Ingatan Budi dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dalam sebuah prosesi adat penuh khidmat di Pekanbaru, Sabtu (12/7/2025).

Penganugerahan ini menjadi bentuk penghormatan tertinggi dari masyarakat Melayu atas dedikasi dan pengabdian Kapolri dalam menjaga keamanan serta kedekatannya dengan rakyat.

Dalam sambutannya, Jenderal Sigit mengaku bahwa anugerah tersebut bukan sekadar penghargaan simbolik, melainkan sebuah amanah dan tanggung jawab moral.

Ia menilai, gelar adat ini menjadi pengingat agar seluruh langkah dan pengabdian tetap berlandaskan nilai-nilai luhur dan keikhlasan.

“Bagi saya, anugerah adat ini mengandung makna mendalam sebagai harapan, tanggung jawab moral, dan amanah yang semakin meneguhkan semangat Polri untuk terus memberikan layanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Kapolri.

Menurutnya, filosofi Ingatan Budi adalah tali pengikat antara pemimpin dan rakyatnya, yang hanya akan abadi jika pengabdian dilakukan dengan tulus dan membawa kebaikan yang membekas di hati masyarakat.

“Ingatan Budi adalah simbol pengikat bahwa setiap langkah pengabdian harus berangkat pada nilai-nilai luhur dan keikhlasan,” lanjutnya.

Kapolri juga menyampaikan penghargaan atas peran LAM Riau yang terus konsisten menjaga nilai-nilai budaya Melayu sejak berdiri pada 6 Juni 1970.

Ia menekankan bahwa nilai adat tidak hanya menjadi jangkar jati diri bangsa, namun juga penuntun arah dalam menghadapi tantangan zaman.

"Saya berharap LAM Riau terus menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan semangat kerukunan, toleransi, dan gotong royong. Lembaga ini harus menjadi simpul perekat persatuan bangsa,” tegasnya.

Jenderal Sigit turut menegaskan pentingnya menjadikan keberagaman suku, ras, agama, dan budaya sebagai kekuatan bersama untuk menyongsong masa depan bangsa.

Ia pun menyitir pesan Presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya menjaga kesatuan dalam kebhinekaan demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Indonesia adalah bangsa yang beragam, ber-Bhinneka tapi satu jiwa, satu kehendak. Bersama, kita ingin meraih cita-cita dan tujuan sebagai satu keluarga besar bangsa Indonesia,” ucapnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Kapolri menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Melayu, tokoh adat, alim ulama, dan seluruh unsur Forkopimda yang telah mendukung tugas-tugas kepolisian di Riau.

Sementara itu, Gubernur Riau Abdul Wahid yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi mendalam atas kinerja dan kepemimpinan Kapolri.

Menurutnya, sosok Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah berhasil menampilkan wajah Polri yang lebih humanis, terbuka, dan dekat dengan masyarakat.

"Di bawah kepemimpinan Bapak Kapolri, kita menyaksikan Polri yang lebih teduh dan hadir di tengah masyarakat. Itu yang kami rasakan langsung di Riau,” ujar Gubri Abdul Wahid.

Ia menekankan bahwa semboyan Polri melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat bukan lagi sekadar slogan, tetapi telah menjadi roh dari setiap kebijakan dan tindakan yang dijalankan jajaran kepolisian.

"Kapolri hadir bukan hanya menegakkan hukum, tetapi juga membawa rasa aman dan pengayoman. Ini yang membawa kedamaian di tanah Melayu, bumi Lancang Kuning,” tegasnya.

Gubernur Riau juga memuji langkah konkret Polri dalam menjaga stabilitas kamtibmas, terutama dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Menurutnya, berkat kolaborasi yang kuat antara Polri, TNI, dan pemerintah daerah, angka karhutla di Riau dalam beberapa tahun terakhir berhasil ditekan.

“Dulu Riau dikenal sebagai penyumbang asap, tapi sekarang situasinya jauh lebih baik. Ini berkat sinergi Kapolri, Kapolda, dan seluruh Forkopimda,” ungkapnya.

Sebagai bentuk penghargaan, Gubri menilai penganugerahan Ingatan Budi kepada Kapolri sangat layak diberikan, karena mencerminkan kasih dan penghormatan masyarakat Riau atas keteladanan dan dedikasi yang nyata.

“Kami menyampaikan tahniah dan terima kasih sebesar-besarnya. Ini bukan sekadar simbol adat, tapi wujud kasih rakyat yang merasakan kehadiran Polri dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Mengakhiri sambutannya, Gubernur Abdul Wahid mendoakan agar Kapolri selalu diberi kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan tugas negara yang semakin kompleks.

“Semoga Bapak Kapolri selalu dalam lindungan Allah SWT dan terus menjadi pemimpin yang membawa kesejukan dan rasa aman bagi rakyat Indonesia,” tutupnya.

Anugerah Adat Ingatan Budi merupakan penghormatan adat tertinggi dari LAM Riau yang hanya diberikan kepada tokoh-tokoh nasional yang dinilai memiliki jasa luar biasa bagi masyarakat dan budaya Melayu.
Penganugerahan ini juga menjadi simbol pengakuan terhadap kepemimpinan berbasis nilai dan kearifan lokal di tengah arus globalisasi. (rilis)

Tags : lembaga adat melayu, lam riau, lam beri penghargaan adat pada kapolri, kapolri terima anugerah adat ingatan budi,