H. DARMAWI WARDHANA ZALIK ARIS, Ketua Umum (Ketum) Lembaga Melayu Riau (LMR) Pusat Jakarta mengungkapkan rasa prihatinnya atas peristiwa demi peristiwa yang terjadi di Riau dalam kurun sepekan terakhir ini yang akhirnya sudah memalukan dan mencoreng tanah bumi Melayu.
"5 peristiwa yang menghantam Riau yang membuat malu marwah Melayu."
"Beberapa hari dan beberapa pekan terakhir ini akibat beberapa peristiwa yang dimuat media cukup memalukan dan mencoreng marwah Melayu," kata H. Darmawi Wardhana Zalik Aris.
Beritanya tersebar di berbagai media, bahkan viral secara nasional dan mancanegara, dan tentu saja membuat masyarakat Riau kehilangan muka, diantaranya:
"Jadi kita sangat prihatin dan sangat menyayangkan kejadian-kejadian tersebut, karena tidak sepatutnya terjadi di Provinsi Riau sebagai negeri Melayu yang sangat menjujung tinggi nilai-nilai budaya Melayu," kata Darmawi Wardhana putera Bengkalis ini.
Maksud yang sudah memalukan ini, menurutnya, jika dilihat pada butir-butir nilai-nilai budaya Melayu adatnya bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah, pedoman masyarakat Melayu dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Menurutnya, dalam nilai-nilai tersebut tercermin nilai-nilai integritas, keramah-tamahan, saling menghargai, keterbukaan, dan sopan santun. Berlandaskan nilai-nilai tersebut orang Melayu dikenal memiliki sifat jujur, taat, setia, ikhlas, terbuka dan bersih hati. Semangat ini terbukti dapat mengakomodasi perbedaan dalam masyarakat yang berbilang kaum.
Nilai luhur tunjuk ajar Melayu mengutamakan persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi kegotongroyongan, dan menegakkan tenggang rasa di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tenggang rasa adalah toleransi.
Orang Melayu sangat menghormati, menjunjung tinggi dan memuliakan musyawarah dan mufakat dalam kehidupan sehari-hari. Apapun bentuk rancangan, pekerjaan, atau masalah, baik bersifat pribadi, keluarga atau umum/organisasi harus dimusyawarahkan, setidak-tidaknya dalam lingkungan terbatas, sebutnya.
“Tegak adat karena mufakat, tegak tuah karena musyawarah. Di dalam musyawarah, buruk baiknya akan terdedah, di dalam mufakat, berat ringan sama diangkat”.
“Tidak ada kusut yang tak bisa diungkai, tak ada keruh yang tak bisa dijernihkan,” terangnya.
Orang tua-tua tambahnya, mengingatkan agar musyawarah dilakukan secara terbuka, jujur, dan bebas mengeluarkan pendapat, tidak ada paksaan dan tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan, duduk sama rendah tegak sama tinggi, menghormati pendapat dan pikiran orang lain, menjunjung keadilan dan kebenaran, menjauhkan sak wasangka, mendahulukan kepentingan umum, tidak mementingkan diri atau kelompok tertentu, tidak pilih kasih, dsb.
"Dalam penegakan hukum, tunjuk ajar Melayu memuat nilai-nilai yang menjunjung keutamaan dan kemuliaan keadilan dan kebenaran. Keadilan dan kebenaran adalah kunci utama dalam menegakkan tuah dan marwah, mengangkat harkat dan martabat, serta mendirikan daulat dan kewibawaan. Keadilan dan kebenaran tidak dapat ditawar-tawar," sebutnya. (*)
Tags : lembaga melayu riau, ketua umum lmr darmawi wardahana zalik aris, lmr prihatin peristiwa melilit riau,