PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Kasus ijazah palsu melalui situs dunia maya ternyata pernah diungkap oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) bersama dengan pihak kepolisian.
"Mafia penyedia jasa pembuatan ijazah palsu belum terungkap, ibarat proses perdagangan ada yang butuh dan ada penyedia."
"Cara kerja para pembuat ijazah palsu ini menjaring pelanggan dan menyelesaikan pesanan," kata Ketua Umum [Ketum] Lembaga Melayu Riau [LMR], H. Darmawi Wardhana Zalik Aris, tadi ini, Minggu (6/8).
Dia mengaku, untuk di Riau penyedia jasa pembuatan ijazah asli tapi palsu belum terungkap.
"Bukan tidak ada, tapi tersembunyi. Orang yang ingin membeli ijazah palsu akan menyebutkan butuh ijazah dari universitas dan jurusan apa kemudian si pemilik akun tersebut akan mencari tahu apakah dapat langsung melalui dia atau tidak," katanya.
"Apabila tidak bisa langsung, pemilik akun tersebut akan menghubungi penyedia jasa serupa dan memesan di situ," sambung Darmawi.
Selanjutnya, orang yang ingin membeli ijazah palsu akan menyebutkan butuh ijazah dari universitas dan jurusan apa kemudian si pemilik akun tersebut akan mencari tahu apakah dapat langsung melalui dia atau tidak.
"Apabila tidak bisa langsung, pemilik akun tersebut akan menghubungi penyedia jasa serupa dan memesan di situ," terangnya.
Tidak hanya dari berbagai universitas, ada perusahaan juga bersedia membuat ijazah dari semua jenjang, baik D-3 hingga S-3.
Tak tanggung-tanggung, mereka juga melayani pelanggan yang ingin memiliki ijazah tidak dari jurusannya, misalnya lulusan jurusan keperawatan berpindah menjadi lulusan jurusan kedokteran.
Mengutip seperti disebutkan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti, Illah Sailah, membenarkan bahwa kasus bisnis ijazah palsu pada tahun lalu mengungkap tiga pelaku yang tak saling mengenal namun saling berhubungan dalam membuat ijazah palsu berdasarkan permintaan dari berbagai kota.
"Kasus yang tahun lalu sampai diurus polisi itu juga situs di website seperti ini. Ada tiga yang tertangkap dan ternyata tidak saling kenal," kata Illah seperti dirilis Kompas.com, Jumat (8/2).
"Jadi walau tak pernah bertemu dan kenal, mereka saling berhubungan untuk melakukan bisnis ini. Ada yang dari Tulung Agung, lalu pesan ke Kramat Jati Jakarta," jelas Illah.
Sindikat ijazah palsu ini pun terkuak saat ada salah satu rektor yang menyadari bahwa tanda tangannya dipalsukan.
Atas desakan dari rektor tersebut, penyelidikan dilakukan oleh Ditjen Dikti dan ditemukan berbagai format, logo dan tanda tangan yang dipalsukan oleh para pembuat ijazah palsu ini.
"Termasuk tanda tangan saya juga ikut dipalsukan. Jadi banyak sekali itu yang di-copy oleh mereka," ungkap Illah.
Ketika bertemu dengan salah seorang tersangka, ia sempat bertanya mengenai motif dari para pembuat ijazah palsu ini.
"Jawabannya ternyata mau menolong orang karena banyak yang meminta dibuatkan ijazah palsu atau skripsi atau tesis karena kuliahnya tak kunjung selesai dan takut dimarahi orang tua," tandasnya. (*)
Tags : ijazah palsu, mafia penyedia jasa ijazah palsu, mafia pembuat ijazah palsu di riau belum terungkap, pembuatan, ijazah palsu, News Kota,