PELALAWAN - Habitat gajah akhir-akhir ini telah menyerang kebun sawit warga dengan berpindah pindah ke kebun masyarakat, membuat tak sedikit kebun masyarakat menjadi rusak dan dipastikan hasil panen jadi merosot.
Ucok, mantan Kepala Desa [Kades] Air Hitam, Kabupaten Pelalawan ini mengaku serangan gajah kekebun masyarakat sudah seringkali terjadi. "Saya ingin bertemu dengan Gubernur Riau untuk menyampaikan masalah kerusakan tanaman sawit milik warga namun maksud dan tujuan saya tak kesampaian. Saya hanya merasa heran gajah-gajah yang menyerang kebun penduduk terlihat gajah jinak [sudah dirantai] tapi dilepas liarkan untuk memakan dahan sawit milik warga," katanya dalam pembicaraan, Sabtu [16/1].
Dia balik mempertanyakan peresmian Taman Nasional Teso Nilo [TNTN] yang seharusnya bisa menjadi tempat perlindungan gajah jinak maupun gajah liar, "yang terjadi justru gajah jinak dirantai dilepas di kebun warga," sebutnya sambil memperlihatkan sebuah fhoto.
"Sepertinya ada unsur kesengajaan kalau gajah jinak dilepas liarkan agar memakan daun dan ranting sawit kebun masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, bila dibiarkan gajah jinak berkeliaran akan menjadi masalah, karena gajah gajah itu sudah sampai dekat perumahan masyarakat, "'sepertinya gajah jinak itu seolah-olah hewan peliharaan kambing," katanya.
"Makanya kita ingin menyampaikan keluhan dan persoalan yang dihadapi masyarakat Air Hitam, agar pelepasliaran gajah jinak tidak berlarut-larut yang merugikan warga. Warga desa disini minta untuk menyampaikan keluhan ini ke pemkab setempat agar bisa dilakukan perubahan," katanya.
Penulis: Mulia Panjaitan
Editor: Elfi Yandera
Tags : Mantan Kepala Desa Air Hitam Ucok, Pelalawan, Serangan Gajah,