Headline Artikel   03-05-2025 10:46 WIB

Masjid Abu Darda Termegah di Pekanbaru yang Tidak Menyediakan Kotak Amal

Masjid Abu Darda Termegah di Pekanbaru yang Tidak Menyediakan Kotak Amal
Masjid Abu Darda

MASJID ABU AD DARDA' Pekanbaru yang megah ini, tidak ditemukan kotak infak. Padahal, untuk operasional masjid yang sangat luas tersebut tentu butuh biaya banyak.

Geliat Masjid Agung Abu Darda As Shohaby yang berlokasi di jalan Merak Sakti, Panam, Simpang Baru, Tampan, Kota Pekanbaru, Riau ini tidak pernah sepi kegiatan.

Masjid yang beralamat tepat di belakang Polsek Tampan Pekanbaru ini, setiap hari ramai dengan kajian ilmu agama dan Tahsinul Quran, kemudian setiap shalat Jum'at masjid ini penuh bahkan meluber hingga teras masjid, setiap Senin dan Kamis ada disediakan makanan dan minuman buka puasa untuk para jamaah.

Abu ad Darda' diresmikan pada 3 Juni 2016 lalu selalu ramai jamaah. Tidak saja untuk sholat tetapi untuk menuntut ilmu agama.

Masjid Abu ad Darda' seluas 50 x 50 meter ini sudah memiliki jadwal rutin kajian-kajian sunnah dan diisi oleh para assatidz-assatidz lulusan Madinah dan Mekkah.

Meski Masjid Abu Darda tidak seperti Masjid pada umumnya dengan kubah menjulang tinggi ditambah hiasan-hiasan lain di dalam dan diluar.

Masjid Abu Darda terlihat sederhana tapi terkesan megah. Megah dengan ramainya jamaah setiap hari. Suasana masjid yang nyaman dan adem karena dilengkapi AC, membuat jamaah betah beribadah lama-lama di masjid tersebut.

Untuk akses muslimah ke lantai 2, difasilitasi dengan eskalator atau tangga berjalan.

Masjid dua lantai ini memiliki daya tampung 3.500 jamaah dimana lantai satu untuk jamaah pria dan lantai dua untuk jamaah perempuan.

Masjid tanpa Kotak Amal ini tidak memiliki interior seperti kaligrafi di setiap sudutnya agar kekhusyukan jamaah tidak terganggu dengan hiasan-hiasan di setiap sudut.

Masjid Abu ad Darda' ini tampak sederhana, tanpa ada ukiran kaligrafi yang melingkar-lingkar di dinding, dan ukiran lainnya, namun dari material bangunan masjid tersebut, dipastikan dari keramik yang mahal dan batu alam yang jarang dijumpai digunakan bangunan di Kota Pekanbaru.

Setiap minggunya rutin digelar kajian Sunnah dan antusias para jamaah untuk menuntut ilmu sangat tinggi.

Kajian di Masjid Abu Darda dan masjid Sunnah lainnya di Indonesia biasanya mengkaji sebuah bahasan hingga tuntas misalnya Kitab Riyadhus Shalihin, Hadist, Fiqh, Aqidah.

Para jamaah layaknya seorang penuntut ilmu. Bahkan tak sekedar mendengarkan para jamaah juga mencatat apa yang mereka pelajari. 

Selain itu Masjid yang menurut informasi dari Siswo Kusyudhanto di akun Facebook Nasehat Sunnah menceritakan bahwa Ustad Ali Ahmad Hafidzahullah menceritakan bagaimana Masjid Abu Darda tidak memiliki kotak amal bahkan masjid yang menghabiskan dana 40 Miliar Rupiah ini hanya dibiayai oleh satu orang saja.

Masjid Abu Darda memang sangat mewah namun sederhana. Tanpa embel-embel interior yang membuat sebuah Masjid terlihat semarak.

Masjid Abu Darda, satu dari sekian Masjid di tanah air yang mengedepankan kekhusyukan ketika sholat. Pembeda antara imam dan makmum saat sholat pun hanyalah warna. 

Masjid Abu Darda menjadi satu dari masjid lain yang meninggikan ilmu dimana mereka memfasilitasi umat untuk menuntut ilmu agama yang sesuai dengan Alquran dan As Sunnah.

Masjid yang berada di lingkungan Ma'had Abu Darda ini sangat semarak pada bulan Ramadan. Berbagai aktifitas mulai dari Tahfidz, takhassus dan itikaf menjadi unggulan di Ramadan. 

Panitia juga menyediakan buka puasa untuk para jamaah. Pada saat Ramadan jamaah Masjid Abu Darda selalu ramai terutama pada saat sholat Tarawih.

Informasinya, pedagang Ayam Potong bernama H A Ahmad bisa membangun masjid. Sejarah dan contoh nyata menunjukkan bahwa orang-orang dari berbagai profesi, termasuk pedagang, telah berkontribusi dalam pembangunan masjid. 

Hal ini karena membangun masjid dianggap sebagai perbuatan baik dan bernilai pahala di sisi Allah Subhanawataala.

H. A Amad, seorang pedagang ayam potong di Kota Pekanbaru berhasil membangun masjid yang megah dengan semangat dan niat yang kuat sejak Ia kecil.

Sebagaimana diketahui keutamaan membangun Masjid dinggap sebagai amal jariyah yang pahalanya terus mengalir bahkan setelah seseorang meninggal dunia.

Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya rumah di surga. Membangun masjid, bahkan dengan sumbangan kecil sekalipun, juga bernilai pahala di sisi Allah SWT. 

Membangun masjid adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam, dan tidak ada batasan profesi siapa yang bisa melakukannya yang juga pedagang pun juga bisa berkontribusi dalam pembangunan masjid, baik secara langsung maupun dengan menyumbang. 

Donatur utama Masjid Abu ad Darda' Pekanbaru ini merupakan seorang yang sederhana, juga tidak mau dikenal banyak orang, dia bahkan tak ingin diketahui publik bahwa dia yang membangun masjid tersebut.

Donatur ini diketahui tinggal di rumah yang kecil ukurannya, mungkin type rumah 45, dan jarang tampil menonjol di publik. (*)

Tags : Masjid Abu Darda, Pekanbaru, Masjid Termegah di Pekanbaru, Masjid Tidak Menyediakan Kotak Amal,