Masjid Raya An-Nur akan Dipasang Tenda Elektrik, Dewan: 'Jangan Dipaksakan, karena Sudah Masuk Proses Lelang'
Masjid Raya An-Nur Pekanbaru akan dipasang tenda elektrik tapi dewan menolak karena sudah terlambat untuk dilakukan lelang proyek.
PEKANBARU - Masjid Raya An-Nur akan dipasang tenda elektrik, namun Dewan minta untuk digagalkan karena sudah masuk dalam proses lelang di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
"Masjid Raya An-Nur akan dipasang tenda elektrik."
"Kita sudah minta digagalkan,karena sudah masuk dalam proses lelang di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)," kata Sekretaris Komisi IV DPRD Riau Sugeng Pranoto, Senin (13/6).
Ia menyatakan pihaknya menolak pembangunan tenda elektrik di Masjid Raya An-Nur, Provinsi Riau, yang sudah masuk dalam proses lelang di LPSE.
Alasannya, sudah tiga tahun, Pemprov Riau belum merealisasikan anggaran untuk bantuan rumah ibadah. Menurutnya, lagi pula membangun tenda elektrik sebesar Rp46 miliar dari dana APBD tidak etis ketika bantuan untuk rumah ibadah malah ditolak.
"Kami menolak keras pembangunan tenda elektrik karena sudah tiga tahun ribuan rumah ibadah mulai masjid, musala, gereja tidak pernah diperhatikan Pemprov," kata Sugeng Pranoto.
Makanya, kata dia, pembangunan tenda elektrik tersebut akan menyakiti ribuan pengurus rumah ibadah di Riau. Betapa tidak, pembangunannya menyerap Rp42 miliar sedangkan untuk rumah ibadah yang jumlahnya ribuan hanya hanya Rp33 miliar namun dibatalkan oleh Gubernur Riau.
"Saat kami reses masyarakat terus menagih bantuan rumah ibadah tersebut. Kita kadang-kadang kehilangan muka, sudah tiga tahun ditolak terus," ujar politikus PDI-P ini.
Padahal, lanjut dia, pembangunan payung elektrik tersebut sebelumnya sempat ditunda pembangunannya di APBD 2021.
Sugeng meminta meminta Gubernur Riau memprioritaskan pembangunan rumah ibadah dulu sebelum menganggarkan untuk pembangunan payung elektrik.
"Kami minta utamakan kebutuhan utama dan mendesak di rumah ibadah. Lagipula untuk rumah ibadah hanya Rp10 juta bantuannya per rumah ibadah," ucapnya. (*)
