PEKANBARU – Kualitas udara di Kota Pekanbaru dilaporkan mulai memburuk. Berdasarkan data dari situs pemantauan kualitas udara IQAir pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) tercatat di angka 158, yang masuk dalam kategori "Tidak Sehat".
"Masyarakat diimbau jaga kesehatan karena kualitas udara sudah tidak sehat."
"Kelompok paling rentan akibat kabut asap yakni anak, usia lanjut, ibu hamil, penderita penyakit kronik seperti asma, PPOK, penyakit jantung dan diabetes, pekerja di luar ruangan," kata Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PPDI) Cabang Riau, Indi Esha Siregar.
Menurutnya, polutan utama yang mendominasi adalah PM2.5 atau partikel halus dengan konsentrasi mencapai 65,2 µg/m³.
Partikel berukuran sangat kecil ini mampu masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan gangguan kesehatan serius, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta penderita penyakit paru dan jantung.
Kondisi cuaca saat ini menunjukkan suhu udara 24°C, kelembapan tinggi 95%, dan kecepatan angin yang relatif rendah, hanya 2,8 km/jam.
Minimnya pergerakan angin ini menyebabkan polutan cenderung menetap di atmosfer, memperburuk kualitas udara secara signifikan.
Indi Esha Siregar, menjelaskan bahwa kabut asap, khususnya yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan.
Dia menjelaskan, kabut asap terutama yang berasal dari Karhutla dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Kemudian meningkatkan kejadian eksaserbasi (perburukan gejala pernapasan) pada pasien dengan diagnosis asma dan PPOK, serta iritasi mata.
Indi Esha Siregar memberikan sejumlah saran jika mengalami sesak napas akibat kabut asap. Masyarakat dianjurkan segera pindah ke tempat dengan udara bersih atau ruangan tertutup dengan ventilasi baik, serta menggunakan masker (masker N95 lebih efektif menyaring partikel asap).
"Kemudian juga minum air putih yang cukup untuk membantu mengencerkan lendir dan menjaga kelembapan saluran napas. Gunakan inhaler jika memiliki asma, segera ke fasilitas kesehatan jika sesak makin parah, disertai napas cepat, nyeri dada, atau pingsan," sebutnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan jika kabut asap semakin parah.
Penggunaan masker saat berada di luar, menutup rapat ventilasi rumah saat udara buruk, dan menggunakan air purifier atau AC dengan filter udara jika memungkinkan, menjadi langkah penting.
"Pantau kualitas udara melalui aplikasi seperti IQAir atau BMKG dan konsumsi makanan bergizi dan cukup cairan untuk memperkuat daya tahan tubuh," imbau Indi Esha Siregar.
Beberapa kegiatan yang harus dihindari saat kabut asap meliputi olahraga atau aktivitas fisik berat di luar ruangan, membuka jendela atau ventilasi tanpa filter udara, membakar sampah, mengendarai motor tanpa masker, dan membawa anak-anak bermain di taman atau ruang terbuka.
"Saat kabut asap, tidak disarankan berolahraga karena meningkatkan volume dan frekuensi pernapasan, sehingga lebih banyak partikel berbahaya dari kabut asap bisa masuk ke paru," pungkasnya.
Karhutla ini bisa menyebabkan asap pekat menyelimuti sejumlah fasilitas umum, termasuk jalan protokol, rumah sakit, kampus, pusat perbelanjaan, dan kawasan permukiman warga, kata Dahrul Rangkuti, Aktivis Eka Nusa.
Seperti terjadi kebakaran terjadi di lahan kosong yang dipenuhi semak belukar di wilayah Kelurahan Delima, Kecamatan Bina Widya. Api mulai terlihat sekitar pukul 15.20 WIB dan terus membesar hingga malam hari.
Lokasi lahan yang terbakar diketahui berada sekitar 500 meter dari kawasan permukiman padat penduduk.
“Lahan terbakar itu semak belukar, memang lahan kosong. Tapi sangat dekat dengan permukiman,” ujar Dahrul Rangkuti.
Kebakaran ini juga mengganggu aktivitas masyarakat. Asap tebal tampak mengepung pengendara yang melintas di Jalan Soekarno-Hatta serta menyelimuti kawasan Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru.
“Lahan yang terbakar merupakan lahan mineral yang dipenuhi rumput liar. Namun karena jenis vegetasinya, terlihat seperti lahan gambut,” ungkapnya. (rp.ind/*)
Editor: Indra Kurniawan
Tags : kebakaran hutan dan lahan, karhutla, pekanbaru, kualitas udara tidak sehat, jalan protokol dan rumah sakit penuh asap, masyarakat diimbau jaga kesehatan karena karhutla, News Kota ,