AGAMA - Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu hari raya umat muslim di Indonesia bahkan dunia. Diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal, kita seringkali disuguhi polemik tentang hukum memperingati kelahiran Utusan Allah ini.
Majelis Tarjih menegaskan bahwa tidak ada dali yang berisi larangan maupun perintah dalam memperinati Maulid Nabi Saw.
“Pada prinsipnya, Tim Fatwa belum pernah menemukan dalil tentang perintah menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi saw, sementara itu belum pernah pula menemukan dalil yang melarang penyelenggaraannya,” tutur Amirudin Faza, Selasa (19/10).
Karenanya, Kepala Kantor Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini menegaskan bahwa hukum Maulid Nabi Saw ini termasuk dalam perkara ijtihadiyah dan tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannya. Jika perayaan ini telah membudaya di masyarakat, penting untuk diperhatikan aspek-aspek yang memang dilarang Agama.
“Perbuatan yang dilarang di sini, misalnya adalah perbuatan-perbutan bid’ah dan mengandung unsur syirik serta memuja-muja Nabi Muhammad saw secara berlebihan, seperti membaca wirid-wirid atau bacaan-bacaan sejenis yang tidak jelas sumber dan dalilnya,” terang Amir sambil mengutip hadis riwayat Umar bin Khattab yang terdapat dalam Shahih Bukhari.
Selain harus memperhatikan aspek yang dilarang agama, perayaan Maulid Nabi juga harus atas dasar kemaslahatan. Amir menerangkan bahwa kemaslahatan di sini, adalah menyadari betapa penting mengimajinasikan bagaimana kalau Nabi Saw hadir pada zaman kita. Misalnya dengan cara menyelenggarakan pengajian atau acara lain yang sejenis yang mengandung materi kisah-kisah keteladanan Nabi saw.
“Maulid Nabi Muhammad saw yang dipandang perlu diselenggarakan tersebut harus mengandung manfaat untuk kepentingan dakwah Islam, meningkatkan iman dan taqwa serta mencintai dan meneladani sifat, perilaku, kepemimpinan dan perjuangan Nabi Muhammad saw,” terang Amir sambil mengutip QS. al-Ahzab: 21. (*)
Alasan Muhammadiyah Tidak Memperingati Maulid Nabi Muhammad
Setiap negara memiliki cara yang berbeda-beda begitupun dengan di Indonesia, banyak daerah-daerah memperingatinya dengan cara yang berbeda pula. Hal tersebut juga terjadi pada organisasi Islam yaitu Muhammadiyah.
Banyak masyarakat Indonesia juga sering bertanya, mengapa Muhammadiyah tidak memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW? Sebetulnya jika merujuk pada penjelasan Amirudin Faza, mengenai hukum dan lainnya bukan berarti tidak memperingati, akan tetapi banyak cara untuk memperingati Maulid Nabi SAW.
Hal ini, sesuai dengan penuturan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad. Di mana Muhammadiyah juga ikut meramaikan hari Maulid Nabi dengan dakwah dan tablig tanpa seremoni-seremoni tertentu.
"Mungkin Muhammadiyah tidak menyelenggarakan secara khas. Karena bentuk-bentuk penyelenggaraan di dunia ini berbagai macam. Kemarin di Dubai shalawat dengan rebana, kalau di daerah lain membagi-bagikan makanan seperti di Afghanistan. Ada juga yang ceramah-ceramah agama," katanya sambil memberikan contoh.
Selain itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga mengingatkan kepada umat muslim, terkhusus warga Muhammadiyah untuk selalu meneladani akhlak mulia Nabi SAW. Meski mubah, Dadang juga berpesan agar dalam perayaan Maulid umat muslim menghindari berbagai perbuatan yang mengancam akidah dan melanggar syariat.
Perbuatan yang mengancam akidah dan melanggar syariat itu, contohnya pada bulan Mulud atau Maulid ini banyak orang yang mensucikan jimat, jimatnya dibersihkan, dimandikan. Hal ini jelas dilarang, karena di Muhammadiyah tidak dikenal jimat-jimat seperti itu. Termasuk sihir. Juga mengunjungi kuburan-kuburan keramat, dan Muhammadiyah tidak seperti itu.
Selain menyelenggarakan tablig dan pengajian, Muhammadiyah dalam mengisi Maulid kata Dadang justru mengadakan berbagai kegiatan sosial.
"Cara memperingati Maulid di Muhammadiyah ini, justru kalau bisa ada gerakan-gerakan santunan sosial, pengobatan-pengobatan gratis, membagikan makanan hal itu saja sudah meniru akhlak Nabi yang saleh," pungkasnya.
Itulah alasan dari Muhammadiyah yang sering menjadi pertanyaan, perlu ditegaskan kembali bahwa bukan tidak mempringati akan tetapi setiap orang atau organisasi memiliki caranya masing-masing. (*)
Tags : maulid nabi muhammad saw, peringatan maulid nabi saw, maulid nabisalah satu hari raya umat muslim,