PEKANBARU – Memasuki musim hujan, ancaman bencana di Provinsi Riau tidak hanya berupa banjir, tetapi juga potensi tanah longsor yang diprediksi meningkat.
"Akses Sumbar–Riau terancam longsor."
"cuaca yang tidak stabil dapat memicu pergerakan tanah, terutama pada daerah dengan tebing curam dan kondisi tanah yang mulai jenuh air," Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau-Damkar Riau, M. Edy Afrizal, Rabu (19/11).
M. Edy Afrizal mengingatkan bahwa sejumlah jalur utama di kawasan perbukitan kini masuk kategori rawan longsor, seiring curah hujan yang mulai turun dari intensitas ringan hingga lebat.
Sejumlah titik rawan telah teridentifikasi. Salah satunya berada di Jalan Lintas Teluk Kuantan–Pekanbaru, tepatnya di Kelurahan Muara Lembu, Kecamatan Singingi, Kuantan Singingi (Kuansing).
Kawasan ini memiliki tebing curam dan sering mengalami runtuhan material ke badan jalan saat hujan deras, membahayakan pengendara, terutama kendaraan besar pada malam hari.
Titik rawan lain berada di Jalan Lintas Bangkinang–Petapahan KM 29–30, Desa Petapahan, Kabupaten Kampar.
Daerah ini kerap mengalami pergerakan tanah yang disertai genangan, menyebabkan permukaan jalan turun, retak memanjang, dan menjadi ancaman bagi pengguna jalan.
Sementara itu, jalur Lintas Sumbar–Riau juga menjadi langganan longsor di musim hujan. Beberapa titik kritis meliputi Km 87 Desa Pulau Gadang, Km 97, Km 106–107 Desa Tanjung Alai, hingga Km 109 Kecamatan XIII Koto Kampar.
Pada kejadian sebelumnya, longsor di titik-titik ini pernah menutup total akses lalu lintas dan memicu antrean kendaraan panjang.
Edy menyebut, dalam beberapa hari ke depan cuaca di Riau masih akan berubah-ubah. Siang hari cenderung panas, sementara hujan berintensitas tinggi dapat turun pada sore hingga malam hari.
Pola cuaca ini membuat tanah lebih rentan: retak saat panas, dan jenuh air ketika hujan turun, sehingga memicu longsor.
“Langkah cepat dan koordinasi lintas sektor menjadi sangat penting. Tidak hanya BPBD, tetapi juga pemerintah kabupaten/kota, dinas terkait, hingga kepolisian untuk pengaturan lalu lintas jika terjadi longsor di jalur utama,” ujarnya.
BPBD Riau telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan pemantauan lapangan secara berkala, terutama di jalur transportasi vital.
Sejumlah daerah juga diminta menyiapkan alat berat yang siaga untuk pembersihan material longsor sewaktu-waktu.
Edy mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, lereng bukit, dan wilayah rawan genangan untuk meningkatkan kewaspadaan.
Bagi pengendara yang melintas di jalur perbukitan, terutama pada malam hari, diharapkan lebih berhati-hati dan menghindari berhenti di dekat tebing yang tampak retak atau rapuh.
“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap ancaman banjir dan longsor, terutama yang tinggal di wilayah perkotaan dengan drainase buruk, bantaran sungai, dan kawasan perbukitan. Pantau informasi cuaca dan segera laporkan jika melihat tanda-tanda pergerakan tanah,” kata Edy. (*)
Tags : Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD, Musim Hujan, Akses Sumbar dan Riau Terancam Longsor,