Kesehatan   18-05-2025 10:15 WIB

Ukuran Celana Jeans di Atas 32 Berisiko Lebih Cepat Menghadap Tuhan, 'Bahkan Bisa Terancam Kematian Dini'

Ukuran Celana Jeans di Atas 32 Berisiko Lebih Cepat Menghadap Tuhan, 'Bahkan Bisa Terancam Kematian Dini'

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akhirnya mengungkap alasan pernyataannya tentang pria dengan ukuran celana jeans 33 ke atas berisiko lebih cepat menghadap Allah atau meninggal dunia.

Ucapan tersebut sempat viral dan menimbulkan beragam reaksi di media sosial.

Menanggapi respons publik, Menkes menegaskan bahwa pernyataannya itu bukan tanpa dasar medis.

Ia mengungkapkan bahwa lemak yang menumpuk secara berlebihan akibat pola makan tidak sehat dapat menimbulkan lemak viseral.

Lemak viseral merupakan kondisi di mana lemak yang menyelimuti organ-organ dalam di rongga perut. Jenis lemak ini dinilai jauh lebih berbahaya dibanding lemak subkutan yang berada di bawah kulit.

"Karena dia mengeluarkan pro-inflammasi, sitokin, seperti Interkulin 6. Jadi memang sebaiknya kita harus menurunkan BMI (indeks massa tubuh) kita di bawah 24," kata Menkes di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (14/5).

Ia menambahkan bahwa idealnya, seseorang menjaga indeks massa tubuh di bawah 24 untuk menekan risiko gangguan kesehatan serius.

Ia mengakui bahwa konsep BMI masih belum familiar atau sulit dipahami oleh sebagian masyarakat umum. Karena alasan itulah, Menkes memilih menggunakan contoh ukuran celana jeans atau lingkar pinggang sebagai cara komunikasi yang lebih sederhana dan mudah dicerna.

Ia berharap pendekatan tersebut bisa menjadi semacam peringatan atau "alarm" bagi masyarakat agar mulai memperhatikan kondisi fisik masing-masing.

Menurut Menkes, ukuran lingkar perut yang sehat adalah di bawah 90 cm untuk pria dan di bawah 80 cm untuk wanita. Melebihi batas tersebut menunjukkan adanya penumpukan lemak perut yang berisiko memicu peradangan kronis dan berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.

"BMI di bawah 24 kan susah ngomongnya. Yang lebih gampang adalah lingkar perut laki-laki di bawah 90, lingkar perut wanita di bawah 80," jelasnya.

"Ini baik buat kesehatan, supaya kita tidak ada visceral fat-nya, supaya tidak keluar yang pre-inflammatory sitokin," sambungnya.

Sebelumnya, Menkes menyatakan bahwa pria dengan ukuran celana jeans 33 cenderung lebih cepat menghadap Allah.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara peluncuran Pasukan Putih Jakarta pada Rabu, 14 Mei 2025.

Ia menyoroti pentingnya kesadaran terhadap indikator sederhana yang bisa digunakan masyarakat untuk mendeteksi potensi risiko kesehatan sejak dini.

Salah satunya adalah lingkar pinggang.

"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Udah pasti obesitas," tuturnya.

"Itu menghadap Allahnya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32," lanjutnya.

Ukuran celana, menurutnya, bisa menjadi tolok ukur kasar bagi pria untuk mengevaluasi potensi obesitas. Khususnya obesitas perut (abdominal obesity) yang erat kaitannya dengan penyakit serius seperti diabetes tipe 2, hipertensi, stroke, hingga gagal jantung.

"Saya bukannya body shaming, tapi emang artinya begitu," pungkasnya.

Sementara mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari menyikapi pernyataan Menkes Budi Gunadi Sadikin mengenai pria dengan ukuran celana jeans 33 ke atas berisiko lebih cepat menghadap Allah atau meninggal dunia.

Ucapan tersebut viral hingga menimbulkan beragam reaksi di media sosial.

Menurut Siti Fadilah, ukuran celana lebih dari 33 dinamakan sentral obesitas. Kegemukan yang berpusat di perut.

“Itu tandanya metabolik sindrom,” ujarnya saat diwawancarai SINDOnews, Jumat (16/5).

Dia menjelaskan metabolik sindrom merupakan kesatuan dari penyakit dislipidemia yaitu kolesterol, kemudian trigliseridnya dan sebagainya yang tidak normal.

Kalau sudah begitu di dalamnya terdapat kadar gula, ada hipertensi, serta diabetes.

Cikal bakal itu semua diawali lingkar perut, kalau pria lebih dari 90 dan perempuan lebih dari 80. Nah, ini mengarah metabolik sindrom.

“Orang jadi gampang sakit,” ucapnya.

Akibat 4 hal ini, orang mudah terkena berbagai penyakit seperti jantung dan stroke yang berada di depan mata.

“Maka itu, janganlah perutmu besar!” ujar Siti Fadilah.

Untuk menghindari penyakit tersebut harus dijaga betul kondisi tubuh dengan cara diet dan berolahraga.

“Pokoknya jangan sampai ukuran celana lebih dari 33,” katanya.

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi menyatakan pria dengan ukuran celana jeans 33 cenderung lebih cepat menghadap Allah.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara peluncuran Pasukan Putih Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.

Dia menyoroti pentingnya kesadaran terhadap indikator sederhana yang bisa digunakan masyarakat untuk mendeteksi potensi risiko kesehatan sejak dini.

Salah satunya adalah lingkar pinggang.

"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Udah pasti obesitas," tuturnya.

"Itu menghadap Allahnya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32," lanjutnya.

Ukuran celana bisa menjadi tolok ukur kasar bagi pria untuk mengevaluasi potensi obesitas. Khususnya obesitas perut (abdominal obesity) yang erat kaitannya dengan penyakit serius seperti diabetes tipe 2, hipertensi, stroke, hingga gagal jantung.

"Saya bukannya body shaming, tapi emang artinya begitu," ucapnya. (*)

Tags : kesehatan obesitas budi gunadi sadikin, menkes, menkes budi gunadi sadikin, siti fadilah supar, obesitas, eks menkes celana,