
PEKANBARU - Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurrofiq, memberikan apresiasi tinggi terhadap PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) atas komitmennya dalam menerapkan teknologi ramah lingkungan di industri kelapa sawit.
Apresiasi ini disampaikan dalam rangkaian kunjungan kerja kesiapsiagaan kebakaran lahan bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Riau dan Sumatera Barat.
Dalam pernyataannya, Menteri Hanif menekankan bahwa sektor perkebunan menjadi salah satu garda terdepan dalam menghadapi tiga ancaman global paling krusial: perubahan iklim, pencemaran lingkungan akibat limbah industri, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
“Perkebunan yang dikelola sembarangan bisa menjadi ancaman besar bagi lingkungan. Tapi dengan teknologi yang tepat, sektor ini justru bisa menjadi bagian dari solusi. PTPN IV adalah contoh nyata dari potensi besar ini,” ujar Menteri Hanif.
Dari Limbah Menjadi Energi: PLTBg PTPN IV Jadi Sorotan
PTPN IV telah berhasil membangun dan mengoperasikan tiga unit Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) yang mengolah limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) menjadi energi terbarukan.
Total kapasitas ketiga unit tersebut mencapai 5,3 megawatt (MW), yang secara signifikan membantu menurunkan emisi gas rumah kaca sekaligus menyokong ketahanan energi nasional melalui sumber energi alternatif.
Langkah ini sejalan dengan strategi jangka panjang Indonesia dalam pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil, serta mempercepat transisi energi bersih di sektor industri.
Tidak hanya berhenti pada inovasi energi terbarukan, PTPN IV juga menjadi pelopor dalam perdagangan karbon domestik Indonesia. Pada September 2023, perusahaan ini tercatat sebagai penjual pertama yang sukses bertransaksi di Bursa Karbon Nasional.
Lebih lanjut, pada Januari 2025, PTPN IV turut berpartisipasi dalam peluncuran Pasar Karbon Internasional, membuka peluang baru bagi sektor perkebunan untuk terlibat aktif dalam skema global pengurangan emisi.
Menteri Hanif menyatakan bahwa partisipasi Indonesia dalam pasar karbon internasional menandai era baru perdagangan karbon yang profesional dan kompetitif
Untuk mendukung hal ini, pemerintah telah menandatangani kerja sama Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Gold Standard Foundation. Kerja sama ini bertujuan memastikan bahwa sertifikasi karbon Indonesia diakui secara internasional.
“MRA ini adalah langkah penting yang memperkuat posisi Indonesia dalam pasar karbon global, sekaligus memberi peluang bagi perusahaan dalam negeri untuk unjuk gigi di level internasional,” ujar Hanif.
Sebagai wujud komitmen terhadap keberlanjutan, PTPN IV telah meraih sejumlah sertifikasi bergengsi seperti Rainforest Alliance dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) di lebih dari 65 pabrik kelapa sawit dan 118 kebun yang mereka kelola.
Perusahaan ini juga aktif menjalankan program reforestasi dan pengelolaan limbah berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya mendukung target nasional pengurangan emisi sebesar 51% pada tahun 2030.
“PTPN IV adalah bukti bahwa industri sawit bisa menjadi motor penggerak utama dalam aksi iklim nasional. Kami berharap langkah mereka bisa menjadi inspirasi bagi pelaku industri lainnya,” tambah Menteri Hanif.
Dengan semua langkah strategis ini, PTPN IV tak hanya menegaskan diri sebagai pemimpin dalam transformasi hijau di sektor perkebunan, tetapi juga membuka jalan bagi industri sawit Indonesia untuk berperan lebih besar dalam mitigasi perubahan iklim global. (rilis)
Tags : ptpn IV, Menteri LH Apresiasi PTPN IV, ptpn IV diapresiasi atas Inovasi Ramah Lingkungan, ptpn IV Industri Sawit,