TIMNAS Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) ogah terpengaruh dengan hasil hitung cepat atau quick count yang diumumkan lembaga survei.
"Meski sudah banyak di zalimi dalam perhitungan suara capres dan cawapres nomor urut 1 di Pilpres 2024, AMIN masih yakin menang."
"Pertama di internal punya perhitungan sendiri. Jadi itu kita hargai apa yang kemudian dilakukan sejumlah lembaga survei dengan melakukan quick count, exit pool, tetapi mekanisme kami secara internal juga ada penginputan secara detail," kata Jubir Timnas AMIN Ismail Bachtiar, Rabu (14/2/2024).
Ismail mengatakan proses perhitungan suara yang dilakukan internal AMIN masih berproses. Prosesnya dilakukan secara berjenjang yang datanya dihimpun sesuai fakta di lapangan.
"(Data perhitungan internal AMIN) Dari saksi-saksi TPS, itu real count, data C1 yang dikumpulkan dari saksi-saksi," tambahnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, hasil perhitungan internal Timnas AMIN akan dijadikan pembanding dari hasil rekapitulasi suara dari KPU. Perhitungan KPU yang dilakukan secara berjenjang pun diharap bisa memenangkan pasangan Anies-Cak Imin.
"Harapan kita begitu, insyallah," tambah Ismail.
Ismail pun enggan sesumbar lebih jauh terkait perkembangan perhitungan internal Timnas AMIN sampai real count rampung.
Pihaknya masih melakukan pemantauan di tengah rekapitulasi suara manual yang akan dilakukan KPU ke depan.
"Bukan di bidang saya yah terkait perhitungan itu, tapi akan ada press confrence dari tim data. Kami diminta tidak menyampaikan data apa-apa dulu secara rinci terkait dengan perhitungan internal," ujarnya.
Dia turut menanggapi perolehan suara sementara yang diperoleh AMIN di berbagai provinsi, termasuk di Sulawesi Selatan (Sulsel). Ismail menyebut capaian suara yang diraih tiap paslon termasuk Anies, merupakan dinamika pesta demokrasi.
"Seperti yang kita lihat, ada yang unggul ada juga yang memang kalah. Artinya proses politik demokrasi situasinya begitu dan menurut kami itu bentuk dinamika politik,"jelas Ismail.
Sementara pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui telah menemukan perolehan suara yang tidak sesuai dengan formulir C- Hasil dari 2.325 tempat pemungutan suara (TPS).
"Yang jelas sudah kami pantau dan termonitor itu tadi ada di 2.325 TPS [hasil konversi tidak tepat]. Itu sudah teridentifikasi by sistem dan sudah diminta melakukan koreksi terhadap konversi yang salah tersebut," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari dalam konferensi pers di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (14/2).
Hasyim Asy'ari mengaku telah memonitor temuan itu dalam Sirekap dan meminta kesalahan perolehan suara di ribuan TPS itu untuk segera diperbaiki.
"Yang jelas sudah kami pantau dan termonitor itu tadi ada di 2.325 TPS [hasil konversi tidak tepat]. Itu sudah teridentifikasi by system dan sudah diminta melakukan koreksi terhadap konversi yang salah tersebut," kata Hasyim dalam konferensi pers di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (14/2).
Hasyim menjelaskan ketidaksesuaian hasil penghitungan suara di formulir C Hasil dengan di Sirekap didapati bukan hanya untuk penghitungan pilpres saja, melainkan juga pileg.
"Bahwa terdapat kesalahan atau ketidaktepatan konversi dari pembacaan formulir yang diunggah, itu sifatnya random, tidak hanya pilpres tapi juga ada pilegnya," ujarnya.
Hasyim menekankan tak ada niat KPU untuk memanipulasi suara dan mengubah hasil perolehan suara, terlebih masyarakat luas juga bisa melihat secara terbuka.
"Karena pada dasarnya form C hasil plano diunggah apa adanya seperti yang diunggah teman-teman KPPS," katanya.
Hasil sementara rekapitulasi suara (real count) Pilpres 2024 yang dilakukan KPU hingga pukul 18.00 WIB, Kamis (15/2), menyatakan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming unggul.
Perolehan suara sementara Prabowo-Gibran sebesar 20.625.918 atau 56,38 persen. Perolehan suara Anies-Muhaimin 9.363.562 atau 25,60 persen. Sementara Ganjar-Mahfud 6.592.043 atau 18,02 persen.
Angka tersebut diambil berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan KPU di 363.397 tempat pemungutan suara (TPS) atau 44,14 persen dari total 823.236 TPS.
Komisioner KPU Idham Kholik mengatakan data tersebut merupakan hasil penghitungan suara di TPS yang direkam atau didokumentasikan oleh KPPS melalui aplikasi Sirekap.
"Data perolehan suara peserta pemilu yang dipublikasikan oleh Sirekap adalah data hasil penghitungan di TPS atau dengan istilah lain real count," ucapnya.
Kecurangan akan dibawa ke Mahkamah Konstitusi
Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meyakini kejanggalan data dalam aplikasi Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah bukti adanya kecurangan dalam Pemilihan Presiden 2024.
Timnas AMIN menyebut akan membawa bukti tersebut apabila mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto mengatakan bukti yang dimaksud adalah hasil audit forensik yang dilakukan oleh Tim Informasi Teknologi di Timnas AMIN.
"Jadi kalau terus main-main, forensik ini akan kami buka di depan Mahkamah Konstitusi. Jadi ada kecurangan yang bisa juga ditemukan dan kita mempunyai forensik yang bisa masuk di situ," kata Bambang di Rumah Koalisi Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024).
Bambang mengatakan Timnas AMIN melakukan audit forensik terhadap data di Sirekap KPU selama beberapa hari ini. Dia menuturkan hasil dari audit itu mengindikasikan adanya algoritma yang dibuat dalam sistem tersebut untuk menggelembungkan suara salah satu pasangan calon.
"Algoritma sistem di-setting untuk pemenangan paslon tertentu yang secara otomatis mendapatkan suara di atas 50%," kata dia.
Bambang memberikan contoh sejumlah kejanggalan yang ditemukan Tim IT Amin. Di antaranya terjadi perubahan data suara dari sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang menguntungkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Ini betul-betul bukan sekedar salah menulis," kata dia.
Bambang menyebut tim AMIN juga menemukan penambahan suara yang terjadi TPS-TPS membentuk suatu pola. Dia menyebut angka-angka itu bertambah dalam kelompok 100.
"Ini sudah ketahuan loncatannya, 600, 700, 800, kami menduga loncatannya 100," kata dia.
Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi itu mengatakan tim AMIN akan terus mengumpulkan bukti-bukti kecurangan dalam Pemilu. Salah satunya dengan melakukan audit forensik dengan metode-metode lainnya.
"Ini akan dijelaskan lebih lanjut oleh tim ahli, karena kalau dibuka sekarang itu akan digunakan (lawan) untuk antisipasi," kata dia. (*)
Tags : pemilu 2024, pilpres 2024, pemilihan umum 2024, quick count 2024, timnas amin, quick count, anies baswedan, amin di zalimi, amin yakin menang, kecurangan pemilu dibawa ke mahkamah konstitusi,