Sosial   2025/08/20 12:2 WIB

Misteri Uban dalam Islam yang Rata-Rata Muncul di Usia 40 Tahun

Misteri Uban dalam Islam yang Rata-Rata Muncul di Usia 40 Tahun

Uban adalah sunnatullah tentang usia manusia. 

JAKARTA— Uban merupakan salah satu sunnatullah yang akan dialami setiap umat manusia. Uban menjadi penanda banyak hal dalam Islam.

Tentang uban, Alquran telah menjelaskannya dalam surat Fathir ayat 37. Allah SWT berfirman sebagai berikut:

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍأ

”..Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun."”

Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir al-Quran al-Adhim, menjelaskan maksud dengan an-nadzir dalam ayat ini adalah uban. Pendapat ini disampaikan Ibnu Abbas, Ikrimah, Qatadah, dan Ibnu Uyainah.

Meskipun terlihat lemah dan tua, uban membawa pintu pahala yang besar. Ada banyak hadits tentang keutamaan uban dan hikmah larangan mengubah warnanyanya. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama

عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من شاب شيبة في الإسلام كانت له نورا يوم القيامة

Dari Umar bin Al-Khattab RA, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang memiliki masa muda dalam Islam, maka itu akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat.” (HR Ibnu Hibban)

Kedua

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا تَنْتِفوا الشَّيْبَ، فإِنه ما من مسلم يَشِيبُ شَيبة في الإسلام، إلا كانت له نوراً يوم القيامة

Dari Abdullah bin Amr RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian mencabut uban, karena tidak ada seorang Muslim pun yang beruban di dalam Islam, melainkan uban itu akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat. (HR Abu Dawud)

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم: لا تنتفوا الشيب، فإنه نورٌ يوم القيامة، ومن شاب شيبة في الإسلام، كُتب له بها حسنة، وحُطّ عنه بها خطيئة، ورُفِع له بها درجة

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Janganlah kalian mencabut uban, karena sesungguhnya uban itu adalah cahaya di hari kiamat, dan barangsiapa yang menumbuhkan uban di dalam Islam, niscaya ditulis baginya satu pahala, satu kebaikan, satu dosa, dan satu langkah.” (HR Ibnu Hibban)

عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جدّه عبد الله بن عمرو قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الشيب نور المؤمن، لا يشيب رجلٌ شيبةً في الإسلام إلا كانت له بكل شيبة حسنة، ورُفِع بها درجة

Dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Abdullah bin Amr, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda Tidaklah seorang laki-laki beruban di dalam Islam, kecuali pada setiap uban ada satu kebaikan, dan pada setiap uban ada satu langkah.” (HR Ibnu al-Baihaqi). 

Hadits-hadits sebelumnya menunjukkan keutamaan uban dalam Sunnah Nabawiyah, dan bahwa uban tidak boleh dicabut, karena uban adalah cahaya dan martabat bagi seorang Muslim, dan martabat mencegah seseorang dari kesombongan dan menunda-nunda, serta menuntunnya kepada ketaatan dan tobat.

Imam al-Mubarakfuri dalam Tuhfat al-Ahwadzi Syarh Sunan at-Tirmidizi mengatakan sebagai berikut:

ويحصل هذا الفضل بشعرة واحدة بيضاء، تكون ضياء ومخلصاً عن ظلمات الموقف وشدائده

“Kebajikan ini dicapai dengan sehelai rambut putih, cahaya dan penyelamat dari kegelapan dan kesulitan hidup.” 

Sementara itu, al-Munawi dalam al-Faidh al-Qadir mengatakan sebagai berkut:

الشيب يصير نفسه نوراً يهتدي به صاحبه، ويسعى بين يديه يوم القيامة، والشيب وإن لم يكن من كسب العبد، لكنه إذا كان بسبب من نحو جهاد أو خوف من الله ينزل منزلة سعي

“Uban itu sendiri menjadi cahaya petunjuk bagi pemiliknya, dan meminta pertolongan kepadanya pada hari kiamat, dan uban, meskipun bukan berasal dari hamba itu sendiri, tetapi jika disebabkan oleh suatu sebab, seperti jihad atau takut kepada Allah, maka uban itu dianggap sebagai ikhtiar.”

Munculnya uban biasanya pada usia-usia 40 tahun. Meski dalam banyak kasus, uban sudah timbul pada usia-usia sebelum 40 tahun. Dalam Islam, usia 40 tahun adalah usia yang sakral.  

Ada pesan kepada kaum Muslim yang telah menginjak usia 40 tahun. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah SWT dan juga hadits Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman: 

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ


"Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun." (QS Fatir: 37)

Sejumlah ahli tafsir menafsirkan peringatan dalam ayat tersebut adalah uban. Dan ada pula yang menyebut bahwa apa yang dimaksud peringatan adalah Rasulullah SAW. Dan diketahui bahwa Allah SWT tidak pernah mengirim Nabi kecuali setelah 40 tahun.

وقال الإمام النووي: نقلوا أن أهل المدينة كانوا إذا بلغ أحدهم أربعين سنة تفرغ للعبادة      

Atas itulah, Imam Nawawi berpendapat, “Dinukilkan dari para warga Madinah, jika salah satu dari mereka sudah mencapai usia 40 tahun, maka itulah saatnya untuk meningkatkan dirinya dalam beribadah kepada Allah SWT.”

Imam al-Qurthubi mengisahkan dalam kitab tafsirnya Al-Jami’ li Ahkam al-Quran, bahwa Imam Malik bin Anas pernah mengatakan: 

أدركت أهل العلم ببلدنا وهم يطلبون الدنيا والعلم ويخالطون الناس، حتى يأتي لأحدهم أربعون سنة، فإذا أتت عليهم اعتزلوا الناس واشتغلوا بالعبادة حتى يأتيهم الموت

“Saya mendapati para ahli ilmu di kampung kami mencari dunia dan ilmu dan serta berbaur dengan banyak orang. Lalu saat masuk usia 40 tahun, mereka enggan berbaur atau kumpul-kumpul bersama orang-orang dan memilih melakukan ibadah sampai ajal menjemput mereka.” 

وعن الشعبي، عن مسروق - رحمه الله - أنه كان يقول: إذا بلغ أحدكم أربعين سنةً فليأخذ حذره من الله - عز وجل     

Dari Al-Sya'bi, dari Masruq, dia berkata, "Apabila salah seorang dari kalian telah menginjak umur 40 tahun, maka ambillah peringatan daripada Allah Azza wa Jalla ". 

Qasim bin Abdul Rahman pernah bertanya kepada Masruq soal kapan seseorang direnggut bersama dosa-dosanya. Lalu dijawab, "Ketika kamu sudah mencapai 40 tahun, maka hati-hati."

Ibnu Katsir pun berpendapat, dalil-dalil tersebut merupakan tuntunan agar seseorang yang sudah menginjak usia 40 tahun untuk senantiasa memperbarui tobatnya dan semakin mendekatkan diri pada Allah SWT.  (*) 

Tags : uban, uban menurut islam, keutamaan uban, hakikat ubat, umar 40 tahun, rahasia umur 40 tahun,