Menag sudah membayangkan Istiqlal akan menjadi titik temu peradaban
JAKARTA — Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengusulkan kepada Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar untuk membangun Museum Peradaban Islam Nusantara yang lebih besar di Masjid Istiqlal.
"Kita perlu memiliki suatu museum peradaban Islam yang representatif, termasuk dengan ciri-cirinya yang khas. Bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan damai, toleran, dan merangkul budaya," ujar Fadli Zon saat membuka Festival Harmoni Istiqlal di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Fadli Zon mengatakan museum tersebut nantinya akan menjadi simbol penting dari sejarah Islam di Indonesia yang perlu lebih dikenal oleh masyarakat dunia.
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi ibu kota kebudayaan dunia, termasuk dalam kebudayaan Islam. Dia menyebutkan, ruang-ruang di Masjid Istiqlal, termasuk ruang publik, dapat dimanfaatkan untuk menjadi bagian dari museum tersebut."Ke depan ada satu museum peradaban Islam yang lebih besar, karena Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar," kata dia.
Lebih lanjut, Fadli Zon menjelaskan bahwa Islam sudah mulai berkembang di Indonesia jauh sebelum abad ke-13. Bahkan, menurut dia, pada masa Majapahit, Islam telah menjadi agama ketiga terbesar di Nusantara.
Gambaran Fadli Zon tersebut berdasarkan temuan artefak dan koin-koin di Tapanuli Tengah. Temuan itu mengindikasikan bahwa Islam masuk ke Indonesia sejak abad pertama Hijriah atau abad ke-7 Masehi
"Banyak ditemukan koin-koin dari Dinasti Umayyah dan sampai terus ke Dinasti Abbasiyah," kata dia.
Museum ini, menurut Fadli, tidak hanya akan memamerkan artefak dan sejarah Islam di Indonesia, tetapi juga akan menonjolkan ciri khas Islam di tanah air yang berkembang dengan damai, toleran, dan mengakomodasi budaya lokal.
Ia menekankan bahwa proses akulturasi budaya sangat penting dalam menjelaskan perbedaan Islam Indonesia dengan negara-negara Muslim lainnya.
"Islam di Indonesia tidak menghancurkan formalitas budaya, tapi justru menyerap budaya lokal lewat berbagai tradisi, termasuk gamelan yang diperkenalkan oleh para wali. Esensialisme Islam tetap dijaga, sementara tradisi lokal tetap dihargai," kata Fadli Zon.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan bahwa dirinya sudah lama membayangkan bahwa Masjid Istiqlal bisa menjadi titik temu antara agama dan kebudayaan.
Maka dari itu, ia menyatakan bahwa Masjid Istiqlal siap mendukung gagasan-gagasan dan program Kementerian Kebudayaan. Karena Istiqlal bukan saja tempat untuk beribadah, tetapi tempat untuk menampilkan wajah Indonesia.
"Insya Allah mungkin kita akan berikan satu space khusus untuk Kementerian Kebudayaan untuk menyimpan segala sesuatu yang perlu kita tampilkan sebagai simbol budaya Indonesia di lingkungan Masjid Istiqlal ini," kata dia.
Di samping itu, akan dibangun pula perpustakaan hadist yang menjadi miniatur perpustakaan hadist di Madinah, Arab Saudi."Jadi Insya Allah kita sudah merancang lantai lima ini nanti kita akan bikin semacam galeri atau Museum Istiqlal dan tentu kita akan dikerjasamakan dengan Kementerian Kebudayaan," kata Nasaruddin Umar. (*)
Tags : museum peradaban islam, istiqlal bangun museum peradaban islam, pembangunan museum peradaban islam, museum peradaban islam di istiqlal, istiqlal punya museum peradaban,