Headline Linkungan   19-07-2025 13:1 WIB

Musim Kemarau Bisa Timbulkan Kebakaran, 'Jadi Buat Riau Banyak Hotspot yang Diperparah Minim Hujan'

Musim Kemarau Bisa Timbulkan Kebakaran, 'Jadi Buat Riau Banyak Hotspot yang Diperparah Minim Hujan'

PEKANBARU — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprediksi cuaca di Provinsi Riau dalam 24 jam ke depan didominasi kondisi cerah berawan hingga berawan.

"Riau banyak hotspot diperparah minim hujan."

"Saat ini Riau mulai memasuki puncak musim kemarau, sehingga peluang hujan sangat minim," kata Petugas BMKG Stasiun Pekanbaru, Deby, Sabtu (19/7).

Dalam laporan terbarunya, kondisi cuaca pada pagi hingga sore hari diperkirakan cerah berawan hingga berawan, sementara malam hingga dini hari cenderung udara kabur hingga berawan.

Masyarakat Riau pun diimbau tetap waspada terhadap kondisi udara yang mulai kurang bersih saat malam hari.

BMKG mencatat, suhu udara di wilayah Riau berkisar antara 23 hingga 35 derajat Celsius dengan tingkat kelembapan udara berada di kisaran 50 hingga 98 persen.

Sementara itu, angin berhembus dari arah Tenggara hingga Barat dengan kecepatan antara 10 hingga 30 kilometer per jam.

Bagi masyarakat pesisir atau nelayan, BMKG juga memprediksi tinggi gelombang di perairan Provinsi Riau berkisar antara 0,5 hingga 1,25 meter atau masuk kategori rendah.

Kondisi ini relatif aman untuk aktivitas pelayaran dan perikanan.

Dengan memasuki puncak musim kemarau, masyarakat diimbau terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG untuk mengantisipasi perubahan kondisi cuaca dan udara di wilayah Riau.

BMKG juga telah merilis prakiraan cuaca untuk Provinsi Riau.

Pada pagi hari cuaca cerah berawan hingga berawan di sebagian besar wilayah Riau.

"Namun untuk siang hingga sore hari masih didominasi cuaca cerah berawan hingga berawan, namun terdapat potensi hujan ringan yang tidak merata," ujar Petugas BMKG, Mari.

Sementara malam hingga dini hari diprakirakan terjadi udara kabur hingga berawan, dengan potensi hujan ringan di beberapa wilayah seperti Kabupaten Bengkalis, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir.

Untuk suhu udara 22 derajat – 34 derajat celcius, dengan kelembaban udara 55% – 99%. Kecepatan angin berhembus dari Tenggara hingga Barat dengan kecepatan 10 – 30 km/jam.

Kemudian tinggi gelombang laut di wilayah perairan Provinsi Riau diprakirakan masih dalam kategori rendah, yakni berkisar antara 0,5 – 1,25 meter. Kondisi ini relatif aman untuk aktivitas pelayaran maupun perikanan tradisional.

Namun BMKG mendeteksi peningkatan jumlah titik panas atau hotspot di wilayah Sumatera.

Berdasarkan pemantauan sensor satelit, tercatat 217 titik panas tersebar di berbagai provinsi di Sumatera.

Deby, menyampaikan bahwa Provinsi Sumatera Selatan menjadi wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak, yakni 60 hotspot, disusul Sumatera Utara sebanyak 29 titik, dan Sumatera Barat dengan 23 titik.

Adapun rincian sebaran titik panas di Sumatera yakni Bengkulu 4 titik, Aceh 21 titik, Jambi 3 titik, Lampung 2 titik, Sumatera Barat 23 titik, Sumatera Selatan 60 titik, Sumatera Utara 29 titik, Bangka Belitung 26 titik, Kepulauan Riau, 1 titik, dan Riau 48 titik.

Khusus di Provinsi Riau, Deby merinci, hotspot paling banyak ditemukan di Kabupaten Rokan Hilir, yakni 41 titik panas. Kemudian Rokan Hulu 3 titik, Kampar 1 titik, Pelalawan 1 titik, Indragiri Hulu 1 titik, dan Kota Dumai 1 titik.

"Tingginya jumlah hotspot ini perlu diwaspadai karena berpotensi meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya," ujar Deby.

BMKG pun mengimbau kepada masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan karhutla, untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran seperti membakar lahan atau sampah sembarangan. 

Tetapi BMKG kembali memperbarui data titik panas (hotspot) di wilayah Sumatera. Hingga saat ini tercatat ada 225 titik panas yang tersebar di sejumlah provinsi.

Provinsi Riau menjadi wilayah dengan jumlah hotspot terbanyak di Sumatera, yakni 70 titik panas. Sebagian besar hotspot di Riau terpantau di Kabupaten Rokan Hilir yang menyumbang 45 titik panas.

"Update terbaru Riau menjadi provinsi dengan jumlah titik panas tertinggi di Sumatera," kata Petugas BMKG Pekanbaru, Yudhistira, Kamis (17/7).

Berikut sebaran titik panas di Provinsi Riau paling banyak di Kabupaten Rokan Hilir 45 titik. Kemudian Rokan Hulu 13 titik, Kota Dumai 4 titik, Kampar 2 titik, Pelalawan 2 titik, Siak 2 titik, Bengkalis 1 titik, dan Indragiri Hulu 1 titik.

Sementara itu, secara keseluruhan di Pulau Sumatera, penyebaran titik panas di Bengkulu 1 titik, Jambi 14 titik, Lampung 4 titik, Sumatera Barat 14 titik, Sumatera Selatan 27 titik, Sumatera Utara 64 titik, dan Bangka Belitung 31 titik.

Peningkatan jumlah titik panas ini patut diwaspadai mengingat musim kemarau masih berlangsung di beberapa wilayah Sumatera, termasuk Riau.

Sementara potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pun meningkat, terutama di kawasan-kawasan yang minim hujan. Apalagi saat ini memasuki puncak musim kemarau. (*)

Tags : musim kemarau, kebarakan hutan dan lahan, karhutla, riau banyak hotspot, riau minim hujan,