MELALUI Kementerian Pertanian program penyuluhan dan pendampingan bagi pekebun kelapa sawit diterapkan pada setiap perusahaan perkebunan.
"Program penyuluhan dan pendampingan sudah diwajibkan bagi Perusahaan Perkebunan kelapa sawit pemegang ISPO."
"Kementerian Pertanian mendukung langkah-langkah positif yang terus menerus mengembangkan strategi dan cara-cara baru untuk memperbaiki tata kelola dalam bisnis Sumber Daya Alam termasuk dalam sub-sektor kelapa sawit," kata Dirjen Perkebunan, yang diwakili oleh Direktur PPH Perkebunan, Dedi Junaedi, dikontak ponselnya, Minggu (14/11) kemarin.
"Program Pelatihan Good Agricultural Practices (GAP) untuk sertifikasi ISPO dan memenuhi syarat untuk program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mulai dilakukan sejak tanggal 19 Februari 2019 sudah diterapkan," sambungnya.
Direktur PPH Perkebunan, Dedi Junaedi mencontohkan GAP sudah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan, Riau.
Ia mengatakan, Good Growth Partnership (GGP) melalui UNDP berinisiatif menginisiasi program yang berupaya mendorong peningkatan produktivitas pekebun dengan prinsip intensifikasi berkelanjutan.
Tetapi di Kabupaten Pelalawan yang memiliki lahan kelapa sawit seluas 273.000 Ha (Disbunnak Pelalawan, 2019), 10 % dari luas total lahan kelapa Sawit Provinsi Riau, dengan lebih dari 1/3 luas lahan tersebut adalah milik pekebun rakyat.
Pekebun rakyat berjumlah lebih dari 20.000 orang dan masih memerlukan pendampingan dan penyuluhan dengan berbagai problematika di lapangan seperti produktivitas yang rendah, legalitas status lahan, akses permodalan, ketiadaan organisasi/kelembagaan pekebun yang dapat menyatukan visi serta keberlanjutan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan juga sudah meluncurkan program dukungan penyuluhan dan pendampingan bagi pekebun kelapa sawit bagi setiap perusahaan perkebunan sawit seperti salah satunya di PT Musim Mas.
"Program ini sudah di jalankan PT Musim Mas secara aktif melatih para asisten pendamping lapangan, khususnya terkait praktik budidaya yang baik yang terus diimplementasikan," kata Malinton Purba SH, Manager Humas PT Musim Mas.
Ia menilai penguatan kapasitas pekebun berjalan seiring dengan upaya meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Menurutnya, GGP bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi komoditas berkelanjutan menekankan pada pengurangan laju deforestasi, program intensifikasi berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan upaya mengatasi kesenjangan dalam produksi pertanian khususnya sawit.
Program ini sejalan dengan inisiatif lain yang telah dimulai untuk mendorong perbaikan tata kelola dan produksi kelapa sawit, termasuk di dalamnya, inisiatif untuk mendorong kemitraan antara pekebun dan perusahaan yang lebih berkelanjutan.
"Program dukungan penyuluhan dan pendampingan bagi pekebun kelapa sawit merupakan momentum bersama untuk dapat bekerja sama dalam membangun perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan," kata Malinton.
Sebagai salah satu bentuk kemitraan antara sektor publik dan swasta, program ini salah satunya didukung program yang diinisasi oleh Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan dan UNDP ini juga didukung oleh PT Musim Mas.
"PT Musim Mas secara aktif melatih para asisten pendamping lapangan, khususnya terkait praktik budidaya yang baik yang telah diimplementasikan secara terus menerus oleh perusahaan," sebutnya.
Teknik replanting kebun sawit.
Malinton juga berharap kedepannya, kolaborasi yang sudah dilakukan selama ini terus berjalan dan semakin kuat, dan memunculkan beragam inisiatif untuk mempercepat pengembangan sawit berkelanjutan di Kabupaten Pelalawan pada umumnya.
Jadi platform global ini salah satu pelaksana program GGP adalah UNDP yang sudah tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2019 tentang Kemitraan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Pelalawan. (*)
Tags : Musim Mas, Program Penyuluhan Pekebun Kelapa Sawit, Pelalawan, Program Penuyluhan Diwajibkan Bagi Pemegang ISPO,