JAKARTA - Musim Mas Group, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia dengan operasional utama di Indonesia, berhasil memfasilitasi penjualan kredit RSPO untuk enam asosiasi pekebun swadaya (GAPSIMA) yang dibina senilai total Rp20 Miliar tahun ini.
"Musim Mas Group sukses raih kredit RSPO."
“Insentif ini menjadi salah satu modal bagi mereka untuk dapat meningkatkan kapasitas organisasi dan kesejahteraan anggotanya," Ketua Gabungan Asosiasi Pekebun Sawit Inisiasi Musim Mas (GAPSIMA), Syahrianto, Rabu (11/12).
Enam asosiasi yang tergabung dalam GAPSIMA ini berlokasi di Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan, dengan total anggota sebanyak 4.654 pekebun swadaya dengan cakupan lahan 11.173 hektar.
"Tahun ini, asosiasi telah berhasil membawa seratus persen anggotanya untuk tersertifikasi RSPO," sebut Syahrianto.
Adapun total penjualan kredit RSPO milik petani swadaya yang tergabung GAPSIMA sejak 2020 hingga tahun ini totalnya sudah sebesar Rp59 miliar.
"Kami manfaatkan untuk operasional asosiasi seperti kegiatan pelatihan, pemeriksaan kesehatan, pengadaan pupuk, audit, peningkatan kapasitas dan keahlian pengurus, hingga pengembangan aset. Kesejahteraan seluruh anggota pun kami tingkatkan dengan mendaftarkan mereka ke BPJS Ketenagakerjaan, hingga berbagai bantuan sosial menggunakan dana tersebut,” ujarnya di Kantor Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu (APSKS), Sumatera Utara.
Syahrianto mengatakan insentif ini menjadi salah satu modal bagi mereka untuk dapat meningkatkan kapasitas organisasi dan kesejahteraan anggotanya. Syahrianto, yang merupakan petani sawit asal Labuhanbatu, Sumatera Utara itu mengungkapkan sebagian dana hasil penjualan kredit RSPO disalurkan kepada seluruh anggota agar dapat mereka gunakan sebagai tambahan modal untuk pemupukan dan perawatan kebun.
Syahrianto yang juga Ketua APSKS Labuhanbatu, itu, menyampaikan program pelatihan petani swadaya Musim Mas mengharuskan petani untuk benar-benar menerapkan praktik-praktik berkebun yang berkelanjutan (Regenerative Agriculture).
Program ini sendiri bernama Biodiverse & Inclusive Palm Oil Supply Chain (BIPOSC), dimana Musim Mas memberikan pelatihan kepada pekebun swadaya untuk mendorong praktik pengelolaan yang lebih baik sehingga meningkatkan hasil panen dan kualitas tanaman.
“Pelatihan ini berfokus pada penerapan praktik pertanian regeneratif. Dengan menerapkan best management practices (BMP) perkebunan regeneratif ini, diharapkan pekebun dapat meningkatkan hasil panen mereka dan meningkatkan kesehatan tanah," sebutnya.
Menurutnya, pelatihan BMP perkebunan regeneratif mencakup pengaplikasian pupuk kompos yang berperan penting merawat tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan penggunaan pupuk anorganik kimia. Kemudian pengaplikasian Bio Input, penerapan teknik penyusunan pelepah, hingga pengendalian hama terpadu dengan metode biologis dan berkelanjutan.
Syahrianto berharap program pelatihan ini bisa diterapkan lebih luas lagi, sehingga lebih banyak petani swadaya yang dapat menerapkan sawit berkelanjutan.
“Tidak mudah, namun setelah dijalani, memberikan hasil panen yang lebih banyak dan bagus. Kami juga didorong untuk mengikuti program sertifikasi RSPO, sehingga kami bisa mendapat kredit RSPO ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, General Manager Project & Program Musim Mas Group, Rob Nicholls menjelaskan sesuai dengan tujuan program Pemberdayaan Pekebun Swadaya yang dijalankan pihaknya, yaitu peningkatan kesejahteraan pekebun swadaya, Musim Mas telah menjembatani penjualan kredit RSPO mereka kepada mitra-mitra perusahaan sejak tahun 2020.
“Tahun ini, kami berhasil membantu penjualan senilai Rp20 milyar dengan salah satu mitra kami yaitu Nestle. Total keseluruhan dana hasil penjualan kredit RSPO yang berhasil kami fasilitasi hingga saat ini senilai Rp59 Miliar. Kami senang bahwa hasil penjualan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pekebun swadaya,” imbuhnya. (*)
Tags : musim mas group, raih kredit rspo, enam asosiasi pekebun swadaya binaan musim mas,