AGAMA - Pemimpin adalah sosok manusia utama. Perilakunya ditiru dan pemikiran serta keputusan-keputusannya akan berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat.
Menariknya, sejarah para nabi dan rasul telah memberikan petunjuk perihal bagaimana kita bisa menyiapkan pemimpin yang hebat.
Nabi SAW bersabda, “Tidak seorang pun yang diutus Allah sebagai nabi, melainkan ia pernah menggembala kambing.” Para sahabat bertanya, “Anda (Rasulullah) juga?” Nabi menjawab, “Ya, aku pun pernah menggembala kambing penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath.” (HR Bukhari).
Nabi Musa juga pernah menjadi seorang penggembala kambing. “Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?" Berkata Musa, "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya." (QS Thaha [20]: 17-18).
Hadis dan ayat itu memberikan sebuah “peta jalan” setiap keluarga, umat, bahkan bangsa dan negara tentang bagaimana langkah menyiapkan hadirnya pemimpin. Yakni dengan memberi anak tanggung jawab, menggembalakan kambing adalah salah satunya.
Terbukti dalam sejarah perjalanan nabi dan rasul, kepemimpinan umat berjalan baik dan benar karena mereka sejak kecil telah terbiasa tertempa dengan menjadi penggembala kambing dengan mentalitas jujur, amanah, dan cekatan.
Menggembala kambing melatih mental tanggung jawab, menstimulasi kemampuan berinisiatif positif, serta cepat dalam mengambil keputusan secara tepat.
Menggembala juga melatih kepekaan dalam memberikan perlindungan kepada hewan ternaknya. Penggembala yang baik akan tahu mana suara binatang peliharaannya yang sehat, sakit, dan akan sakit sehingga punya mentalitas sabar dalam mengurusi gembalaannya.
Dengan demikian menjadi seorang pemimpin tidak bisa ujug-ujug, harus benar-benar melalui proses yang matang dan betul-betul teruji. Karena titah seorang pemimpin sangat mungkin menjadi kebaikan atau malah keburukan bagi rakyatnya.
Namun di era modern, terutama masyarakat urban, akan kesulitan jika harus melatih kepemimpinan anak dengan menggembala kambing. Tetapi secara substansi, tanggung jawab tetap bisa diberikan sebagai proses pembelajaran dan penempaan.
Misalnya dengan mendorong anak menjadi pengurus remaja masjid, memberi tugas kebersihan rumah dan lingkungan, serta aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan pada level umur dan kematangan psikologi anak.
Kebutuhan untuk menyiapkan anak-anak, generasi umat, bangsa dan negara menjadi pemimpin di masa mendatang terasa kian mendesak kalau melihat realita terkini. Anak-anak di era digital kini sangat rentan terhadap penyakit fisik, kesehatan mental, cenderung asosial, dan tidak cakap dalam berkomunikasi.
Dan, langkah konkret untuk menyiapkan pemimpin juga semakin terasa urgen jika melihat pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi. Jika anak-anak bangsa justru tidak siap secara mental, wawasan dan karakter dalam kepemimpinan, tentu saja bonus demografi itu bisa berubah menjadi petaka demografi.
Sungguh ini adalah tantangan terbesar umat Islam dan bangsa Indonesia. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang mengalami krisis stok pemimpin di masa mendatang. Upaya langsung dan terus menerus harus segera diupayakan.
Sebab, betapa pun negeri ini hari ini kaya akan pemikir, pengarang buku, orator, pengusaha ataupun pemimpin hebat sekalipun, itu tidak menjamin bahwa ke depan akan lahir pemimpin hebat secara otomatis. Harus ada upaya nyata dan berkesinambungan.
Terlebih pemimpin kuat itu lahir bukan dari ruang yang memanjakan generasi penerus dengan fasilitas dan kekhususan tertentu.
Pemimpin yang hebat hanya akan lahir dari proses yang panjang, berliku, memang lambat, tumbuh sedikit demi sedikit, tapi akan matang hasilnya. Karena mereka terbiasa dengan kerja keras, tanggung jawab tinggi, dan visi mulia yang hendak dicapai.
Dan, kalau sudah tiba saatnya, mereka bisa mengubah wajah umat, bangsa dan negara menjadi lebih baik dengan kepemimpinan mereka yang tangguh dan teruji. Bukankah begitu sejarah panjang para nabi dan rasul sukses dalam memimpin umat? (*)
Tags : pemimpin hebat masa depan, nabi dan rasul berikan petunjuk perihal pemimpin hebat untuk masa depan, nabi dan rasul siapkan pemimpin hebat masa depan,