Headline Nusantara   2020/11/13 12:46 WIB

Nelayan Berjuang Melawan Gelombang Laut yang Tinggi, 'Tangkapan Ikan Hancur'

 Nelayan Berjuang Melawan Gelombang Laut yang Tinggi, 'Tangkapan Ikan Hancur'

SUKABUMI - Hasil tangkapan ikan  nelayan di selatan Kabupaten Sukabumi mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini disebabkan faktor cuaca buruk seperti gelombang tinggi.

 ‘’Hasil tangkapan ikan nelayan Sukabumi turun sekitar 25 persen paceklik,’’ ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi Abdul Kodir kepada dirilis Republika.co.id, Kamis (22/10). 

Saat ini kondisi cuaca kurang mendukung untuk melaut seperti gelombang tinggi dan angin kencang. Kondisi ini kata Kodir menyebabkan para nelayan sebagian besar tidak melaut. Kini mereka lebih memilih menyandarkan perahunya di dermaga. Terutama di daerah perairan Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap. Sebagian nelayan memilih tidak melaut bila dipaksakan maka hasil yang diperoleh tidak akan maksimal. Selain itu kondisi gelombang tinggi dan angin kencang dikhawatirkan mengancam keselamatan nelayan melaut.

Apalagi alat tangkap nelayan kebanyakan masih relatif tradisional. Akibatnya nelayan harus berhati-hati ketika melaut atau mencari ikan di tengah lautan dalam kondisi cuaca buruk. Di sisi lain ungkap Kodir, sebagian nelayan Sukabumi lainnya terpaksa andon atau mencari ikan di perairan daerah lain. Misalnya di wilayah Jawa Timur seperti Kecamatan Pacitan dan Trenggalek. Selain itu ada sebagian nelayan lainnya yang mencari ikan di perairan Cilacap, Jawa Tengah.

Para nelayan itu ungkap Kodir, mayoritas adalah nelayan tradisional yang rata-rata menggunakan perahu di bawah 5 gross tonnage (GT). Mereka datang ke daerah lain ada yang melalui jalur laut maupun melalui jalan darat. Kodir mengungkapkan secara keseluruhan hasil tangkapan ikan pada bulan ini mengalami penurunan hingga 25 persen dibandingkan kondisi normal. Pada kondisi normal hasil tangkapan ikan mencapai 9 ribu ton per bulan. Jenis ikan yang menjadi andalan nelayan Sukabumi kata Kodir seperti cakalang, layur, tongkol dan ikan kakap.

Namun sambung Kodir, ketersediaan ikan ditempat pelelangan ikan (TPI) masih mencukupi kebutuhan warga maupun pelaku usaha baik hotel maupun restoran di selatan Sukabumi. Hal ini disebabkan pasokan ikan juga didatangkan dari daerah lainnya. Salah seorang nelayan Ujunggenteng, Nanang (32 tahun) mengatakan, kondisi gelombang tinggi menyebabkan nelayan tidak berani melaut. Sebab bila dipaksakan akan mengancam keselamatan nelayan. (*)

Editor: Surya Dharma Panjaitan

Tags : gelombang tinggi, nelayan sukabumi, tangkpan ikan nelayan,