Kesehatan   2025/02/14 10:45 WIB

Obat Diabetes Ozempic Dipakai Sebagai Penurun Berat Badan yang Dijual Bebas di Toko Online

Obat Diabetes Ozempic Dipakai Sebagai Penurun Berat Badan yang Dijual Bebas di Toko Online
Ozempic dan Wegovy, dua obat diabetes yang kini sedang banyak digunakan sebagai penurun berat badan

KESEHATAN - Ozempic dianggap sebagai solusi instan menurunkan berat badan walau sejatinya ini adalah obat diabetes, namun pakar kesehatan memperingatkan bahaya penggunaan obat ini tanpa pengawasan dokter.

Henny tak langsung tergoda saat banyak temannya mulai menggunakan Ozempic untuk menurunkan berat badan mereka.

"'Ya ampun, kita saja yang kurus suntik Ozempic. Kamu enggak mau coba?'" ujar Henny menirukan kata-kata temannya.

Ozempic, obat diabetes yang diproduksi perusahaan Denmark, Novo Nordisk, memang sedang naik daun sebagai penurun berat badan.

Henny sudah mencoba berbagai cara untuk menurunkan badan, termasuk menggunakan jasa dokter gizi yang biayanya sampai jutaan rupiah.

Berangkat dari pengalaman itu, Henny merasa waswas meski mendengar cerita sukses Ozempic sebagai obat antiobesitas.

"Saya enggak percaya bisa segampang itu menurunkan berat badan," tutur Henny.

"[Jadi] awalnya saya takut, belum lagi [mendengar] efek sampingnya, termasuk [diduga] mengakibatkan kebutaan," ujarnya kemudian.

Namun lama kelamaan, Henny akhirnya luluh karena mendapati sulit baginya mempertahankan berat badan yang ideal.

Seorang dokter mengatakan kepadanya memang ada orang yang sulit untuk turun berat badan karena masalah hormon.

"Saya tahu gemuk itu tidak baik dan tidak enak dilihat. Saya butuh bantuan," tutur Henny.

"Saya konsultasi ke beberapa dokter dan [mereka bilang Ozempic] ini aman asal tidak kecanduan," ujarnya.

Henny diresepkan Ozempic sebagai penurun berat badan. Dia mengaku menghabiskan sekitar Rp5 juta untuk sekali suntik.

Teman-teman Henny menyebut Ozempic dirancang untuk bisa disuntikkan sendiri tanpa bantuan dokter sehingga bisa lebih murah.

Henny kemudian pergi ke beberapa apotek, yang menurut pengakuannya, menjual Ozempic tanpa resep.

Belakangan, Henny mengetahui teman-temannya pun mendapatkan Ozempic "di bawah tangan" dari tenaga kesehatan.

Henny mengaku berhasil turun dari 82 kilogram ke 75 kilogram dalam waktu tiga bulan. 

Namun, tidak lama kemudian, berat badannya naik satu kilogram.

"Jadi totalnya enam kilogram, tapi itu memang karena saya tidak pakai dosis tinggi," ujar Henny.

Ozempic atau varian dari semaglutide di beberapa situs penjualan online dan obat diabetes ini tersedia di sejumlah gerai.

Harganya berkisaran antara Rp2 juta-Rp3 juta.

Bukan hanya Henny dan teman-temannya yang menggunakan Ozempic sebagai penurun berat badan.

Tujuh tahun berkarier di bidang kecantikan, dokter Connie Calista, yang berpraktek di Kerobokan, Bali, sudah terbiasa dengan permintaan-permintaan pasiennya.

"'Dok, saya ingin bisa kurus. Bagaimana caranya supaya saya bisa kurus? Perut saya begini, terlalu besar, saya tidak mau'," ujar dokter Connie menirukan kata-kata pasiennya.

Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terdapat tren kenaikan jumlah impor Ozempic sejak izin edarnya keluar pada Februari 2021.

Namun, dokter Connie memperingatkan bahaya Ozempic apabila dipergunakan tanpa pengawasan dokter.

Henny mengaku nafsu makannya turun drastis setelah suntik Ozempic.

Hal ini, menurut dokter Connie, adalah pengaruh dari semaglutide yang meniru hormon GLP-1 dalam tubuh manusia.

Apa yang terjadi ketika organ-organ tubuh menerima "hormon tiruan" ini?

"Di pankreas. [Semaglutide] ini menaikkan kadar insulin," ujar dokter Connie.

"Kalau di lambung, semaglutide ini akan memberi efek mengenyangkan. Aktivitas untuk mengolah makanan turun."

Otak manusia yang menerima semaglutide, ujar dokter Connie, seolah berkata: "Oh, masih kenyang. Di lambung juga masih ada [makanan]."

Insulin membantu menurunkan kadar gula darah dengan memasukkan gula dari darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.

"Maka dari itu, semaglutide [atau] Ozempic ini ini memang pada awalnya ditujukan penanganan di pasien diabetes melitus tipe 2," imbuhnya.

Sinyal dari berbagai organ tubuh ketika menerima hormon ini, pada esensinya, menurunkan nafsu makan manusia.

"Jadi bagi orang-orang yang susah untuk mengontrol diri [mereka]... [semaglutide] seperti membantu mengontrol diri [ketika] makan," ujar dokter Connie.

Dokter Connie menyebut ada penelitian yang menunjukkan Ozempic—ketika digunakan sesuai dosis—tidak memiliki dampak hipoglisemia yang umum obat-obatan diabetes sebelumnya.

Hipoglisemia adalah kondisi ketika kadar gula darah atau glukosa seseorang turun sampai di bawah batas normal.

Inilah yang membuat Ozempic, atau lebih tepatnya semaglutide, kemudian diyakini bisa digunakan untuk membantu program diet.

"Sebenarnya tujuan [Ozempic] adalah untuk membantu munculnya habit [pola hidup] baru," ujar dokter Connie yang menambahkan Ozempic tidak untuk dipakai terus-terusan.

"Tergantung individu masing-masing," ucap dokter Connie.

Dokter Connie mengatakan seseorang bisa saja turun sampai berpuluh-puluh kilogram dalam penggunaan Ozempic "kalau dia benar-benar bisa mengontrol makanannya, [pemilihan makanan] yang bagus, dia juga berolahraga, lalu juga injeksi lipolisis."

Injeksi lipolisis adalah prosedur non-bedah yang dilakukan dengan menyuntikkan zat kimia ke bawah kulit untuk memecah sel lemak

"Jadi, itu juga tergantung dari komitmennya," cetus dokter Connie.

Selain itu, dokter Connie menekankan efek samping penggunaan Ozempic bagi beberapa orang bisa cukup parah.

"Kita akan lihat reaksi tubuh dari pasien. Kalau misalnya ada efek samping seperti mual, muntah, atau diare terus menerus… kita enggak akan menganjurkan Ozempic," tegasnya.

Yang menjadi masalah adalah ketika seseorang merasa efek samping mual dan muntah ini "hal yang biasa dan tidak perlu dirisaukan".

"Biasanya pasien-pasien yang ingin kurus juga memiliki kondisi psikologis seperti anoreksia atau bulimia. Mereka merasa mual dan muntah itu normal," ujar dokter Connie.

"Banyak orang menganggap remeh efek samping ini."

Henny yang menggunakan Ozempic dalam dosis rendah yakni 0.25 miligram mengaku sempat merasa lemas pada hari pertama penggunaan.

Dia merasa lebih gampang capai ketika berolahraga.

Pena injeksi Ozempic memang dirancang agar pasien bisa menyuntikkannya sendiri. Akan tetapi, dokter Connie tetap menekankan pentingnya pengawasan dokter.

Dokter yang baik, sambung dia, akan mengamati pola hidup pasien dan menaksir kondisi psikologis dari seseorang bahkan sebelum meresepkan Ozempic.

"Kalau memang ada gangguan psikologis, maka orang itu akan terus-terusan bergantung sama Ozempic. Padahal seharusnya tidak," ujarnya.

Henny mengaku sempat pergi ke seorang dokter untuk dibantu menyuntikkan ke dokter.

"Dokter itu malah bilang: 'Kenapa ke saya? Ini mah bisa disuntikkan sendiri'," kata Henny.

Dokter Connie mengkritisi sikap dokter seperti itu. Menurut dia, seorang dokter wajib untuk benar-benar mengevaluasi pasiennya, apalagi ketika melibatkan penggunaan obat keras seperti Ozempic.

"[Dia] tidak menghargai profesinya sebagai dokter. Dokter itu bukan tukang suntik," ujarnya.

"Injeksinya mudah, tapi bukan itu tujuannya ke dokter. Ke dokter itu, ya, supaya dievaluasi."

Dokter Connie sendiri mengaku baru akan menawarkan Ozempic untuk pasien yang "sangat-sangat gemuk".

Itu pun dilakukan "dengan dosis kecil dan dengan pengawasan dokter".

Dokter Connie mengharuskan pasien untuk "disuntikkan sama dokter".

"Kalau kami, kami minta pasiennya untuk datang ke sini setiap minggu."

Dokter Connie pun mengimbau kepada dokter-dokter untuk benar-benar mengecek kondisi psikologis pasien sebelum melakukan perawatan.

Di sisi lain, dokter Connie juga menyayangkan ketika Ozempic bisa diakses dengan mudah, bahkan tanpa resep dokter.

"Risikonya bisa fatal. Pemerintah seharusnya sudah menindaklanjuti," ujarnya.

"Aturan penyebaran obat-obatan injeksi [di Indonesia] belum ketat. Seharusnya tidak boleh sampai bisa OTC [over the counter] alias langsung bawa pulang."

Apa tanggapan BPOM dan Kemenkes?

Harganya berkisaran antara Rp2 juta-Rp3 juta.

Kepala BPOM Taruna Ikrar bilang pihaknya akan meminta Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif dan Deputi Bidang Penindakan untuk melakukan evaluasi dugaan penjualan Ozempic secara online.

"Sebelumnya belum ada laporan ke kami, dan kami juga selama ini melihat bahwa mungkin Ozempic dijualnya di apotek. Ternyata ada ya?" ujar Ikrar.

Ikrar menyebut BPOM memiliki keterbatasan tenaga sehingga membutuhkan laporan dari masyarakat.

"Begitu banyak jenis obat. Ratusan ribu sampai jutaan jenis obat," ujarnya.

Di Indonesia, Ozempic termasuk dalam golongan obat keras dengan nomor izin edar DKI2164605043A1.

Merujuk data BPOM, terdapat tren kenaikan jumlah impor Ozempic sejak izin edarnya di Indonesia keluar pada 22 Februari 2021.

Pada 2021, impor obat ini tercatat sebanyak 9.536 kotak. Pada tahun 2024, angka impornya mencapai 153.815 kotak

Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Farmasi pada Kementerian Kesehatan, Agusdini Banun, mengatakan pemerintah hingga saat ini belum menerima adanya laporan terkait peredaran Ozempic palsu atau ilegal di Indonesia.

"Namun, pada bulan Juni 2024, WHO mengeluarkan peringatan mengenai peredaran obat semaglutide palsu yang digunakan untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2 dan obesitas di beberapa negara," ujar Ina.

Pemerintah mengajak semua pihak untuk terlibat dalam mengawasi peredaran obat-obatan palsu, imbuhnya.

Agusdini juga menekankan Ozempic diperuntukkan untuk penderita diabetes tipe 2 dan bukan merupakan obat penurun berat badan.

"Jika digunakan tidak sesuai indikasi maka akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan," ujarnya.

Menurut data Kementerian Kesehatan, persentase obesitas di Indonesia terus meningkat. Peningkatan persentase obesitas naik dari 8% pada 2007 menjadi 21,8% pada 2018.

Data Institute for Health Metrics and Evaluation menunjukkan diabetes menjadi penyebab kematian urutan ketiga di Indonesia pada tahun 2019 setelah stroke dan penyakit jantung iskemik. (*)

Tags : Obat, Diabetes, Obesitas, Kesehatan, Obat Diabetes, Ozempic, Penurun Berat Badan, Ozempic Dijual Bebas di Toko Online,