News   2025/12/06 12:39 WIB

Panbil Group Perluas Bisnisnya di Kawasan Batam, INPEST: untuk Jadikan Pusat Industri Hijau Berinvestasi Nasional

Panbil Group Perluas Bisnisnya di Kawasan Batam, INPEST: untuk Jadikan Pusat Industri Hijau Berinvestasi Nasional
Ir. Marganda Simamora Sh M.Si

BATAM - Ketua Umum Independen Pembawa Suara Transparansi (INPEST), Ir Marganda Simamora SH M.Si menilai Panbil Group sedang bangun pusat industri hijau di wilayah kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

"Komitmen Panbil Group terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat kembali diwujudkan melalui berbagai program nyata di wilayah kerjanya."

"Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Panbil peduli lingkungan, yang menargetkan penanaman total 5.000 batang mangrove secara bertahap. Langkah ini tidak hanya bertujuan memperbaiki kondisi ekosistem pesisir, tetapi juga menjadi wujud nyata kepedulian Panbil Group terhadap keberlanjutan lingkungan hidup di sekitar wilayah operasionalnya," kata Ketua Yayasan Sahabat Alam Rimba (SALAMBA) ini, Sabtu (6/12). 

Ia mencontohkan, salah satu langkah terbaru dilakukan oleh anak perusahaannya, PT Batamraya Sukses Perkasa (PT BSP), pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh, dengan menggelar kegiatan penanaman 1.000 batang mangrove jenis Rhizophora mucronata di pesisir Kelurahan Ngenang, Batam, pada Rabu 5 November 2025 kemarin.

Tetapi sebelumnya Eka Teguh Kurniawan, perwakilan PT BSP di depan wartawan menerangkan, soal kepedulian Panbil Group tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, namun juga meluas ke bidang sosial, budaya, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Selain menjaga kelestarian mangrove, kami juga memiliki perhatian besar terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan kerja kami. Panbil Group berupaya agar kehadiran perusahaan membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Eka Teguh.

Sebagai wujud nyata komitmen tersebut, Panbil Group saat ini tengah menjalankan sejumlah program pemberdayaan masyarakat pesisir.

"Salah satunya adalah transformasi nelayan tangkap menjadi nelayan budidaya, sebuah inisiatif yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir melalui kegiatan perikanan yang lebih berkelanjutan dan bernilai ekonomi tinggi," kata Eka Teguh Kurniawan.

Panbil Group juga mengembangkan program budidaya madu bakau dan pertanian hidroponik bagi warga sekitar.

"Program ini diharapkan dapat menjadi sumber penghasilan alternatif, sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga keseimbangan alam di kawasan pesisir," sebut Eka Teguh.

“Upaya ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan Panbil Group. Kami ingin agar KEK Tanjung Sauh tumbuh tidak hanya sebagai kawasan ekonomi, tetapi juga sebagai kawasan yang memperhatikan keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya,” tambah Eka Teguh.

Langkah Panbil Group melalui PT BSP ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Melalui kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat, Panbil Group berharap program-program berkelanjutan ini dapat memberi dampak positif jangka panjang bagi Batam dan sekitarnya.

Tetapi kembali disebutkan Ganda Mora, pengembang kawasan industri di Batam, Panbil Group, memperkuat bisnisnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan ekspansi besar-besaran di tiga kawasan strategis:

"Kawasan KEK Batam sebagai pusat industri hijau."

“Panbil Group berkomitmen untuk terus tumbuh bersama masyarakat Batam dengan menghadirkan kawasan industri yang berdaya saing dan berkelanjutan,” kata Ganda Mora, biasa disebut nama sehari-harinya ini.

Panbil group buat langkah ekspansif ini sejak 2021 untuk peningkatan investasi dan penyerapan tenaga kerja di Batam, yang hingga kini masih mencatat tingkat pengangguran tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) Batam pada 2024 mencapai 7,68 persen, lebih tinggi dari rata-rata provinsi Kepri sebesar 6,89 persen.

Panbil Group yang telah beroperasi di Batam sejak 1987 kini menjadi salah satu pengembang kawasan industri swasta terbesar di wilayah barat Indonesia.

Kawasan Kawasan Ekonomi Khusus yang dikembangkan yakni Muka Kuning, Tembesi dan Tanjung Sauh.

Muka Kuning dikembangkan sejak 1999 kini menampung lebih dari 20.000 tenaga kerja, menjadikannya pusat manufaktur produktif dengan lahan seluas 100 hektar.

Proyek Muka Kuning tahap 2 yang mulai dikerjakan pada awal 2021 tengah diproyeksikan menjadi magnet baru bagi investasi sektor manufaktur dan logistik.

Sementara itu, di Tembesi, Kecamatan Sagulung, Panbil Group melalui PT Tanjung Piayu Makmur tengah membangun kawasan industri baru seluas 100 hektar yang difokuskan pada industri elektronik dan teknologi tinggi.

Kawasan ini mengusung konsep Eco Low-Carbon Industrial Park, sekaligus menjadi kawasan industri ramah lingkungan pertama di Batam yang dirancang mampu menyerap hingga 30.000 tenaga kerja.

Panbil Group juga memperluas pengaruhnya ke luar Pulau Batam dengan mengelola KEK Tanjung Sauh, yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2024.

Luasnya mencapai 800 hektar, dan ditargetkan mampu menyerap 18.000 tenaga kerja hingga tahun 2030.

Hingga 2025, kawasan ini telah mempekerjakan 817 pekerja dari berbagai badan usaha dan pelaku industri. Lokasinya yang hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Pulau Batam menjadikan KEK Tanjung Sauh salah satu titik strategis baru untuk aktivitas ekspor-impor di jalur perdagangan internasional Selat Singapura.

Melalui tiga proyek industri besar ini, Panbil Group menegaskan komitmennya terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan.

“Panbil Group berkomitmen membangun masa depan ekonomi Batam yang lebih kokoh, hijau, dan berdaya saing global,” kata Ganda Mora.

Langkah tersebut diyakini mampu memperkuat posisi Batam sebagai kawasan industri unggulan nasional serta memperluas dampak ekonomi bagi lebih dari 1,3 juta jiwa penduduk kota industri tersebut.

Menurutnya, selama 38 tahun beroperasi di Batam, Panbil Group telah menjadi sinonim dengan pertumbuhan industri. Berawal dari 1987, kini Panbil Group menegaskan kembali perannya sebagai penggerak utama ekonomi Batam dengan meluncurkan ekspansi besar-besaran di tiga wilayah, langkah yang dinilai krusial untuk menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Batam yang mencapai 7,68% – tertinggi di Kepri.

Hanna Kurniawati, Corporate Marketing Communication Manager Panbil Group, dikontak ponselnya belum lama ini membenarkan tanggung jawab sosial ini diwujudkan Panbil melalui investasi infrastruktur yang masif, dengan target penciptaan ratusan ribu lapangan kerja. 

Panbil juga melebarkan sayap ke Pulau Tanjung Sauh, yang telah resmi ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui PP Nomor 24 Tahun 2024.

KEK seluas 800 hektar ini ditargetkan menyerap 18.000 tenaga kerja hingga 2030. Hingga kini, KEK Tanjung Sauh telah berhasil mempekerjakan 817 pekerja.

Inisiatif pengembangan proyek industri di tiga titik ini adalah bukti nyata komitmen Panbil Group dalam memajukan ekonomi Batam dan memberikan dampak positif bagi 1,3 juta lebih jiwa warga Batam dan pendatang. 

"Panbil Group terus berupaya membangun masa depan ekonomi Batam yang lebih kokoh, memanfaatkan 38 tahun pengalamannya sebagai landasan," pungkasnya. (*)

Tags : Panbil Group, Batam, Kawasan Ekonomi Khusus, KEK Batam, Pusat Industri Hijau, Investasi Nasional, News,