Agama   2021/04/13 15:38 WIB

Pandangan Warga Inggris yang Masuk Islam Soal Ramadhan

Pandangan Warga Inggris yang Masuk Islam Soal Ramadhan

AGAMA - Isa Muhammed adalah pria Inggris yang pernah bergabung dengan kelompok ekstrem kanan dan anti-Islam, English Defence League (EDL), sampai kemudian dia meninggalkannya dan menjadi seorang mualaf.

Dia mengatakan pernah bergabung dengan partai-partai ekstrim kanan English Defence League (EDL) dan Britain First. "Saya melewati masa-masa sulit dan penuh tekanan serta berbagai hal lainnya dalam hidup saya," katanya.

Namun kemudian pertemuan dengan seorang lelaki bernama Bashir, saat Isa bekerja di Broadway, Bradford, mengubah hidupnya. "Dulu saya tidak tahu bahwa dia adalah seorang Muslim," ujarnya.

Jadi, katanya, awalnya ia menonton sejumlah video. Lalu seminggu atau dua minggu kemudian, Isa bekerja dengan seseorang yang berbicara dan berperilaku seperti digambarkan di video-video yang dia saksikan itu. Bashir, lelaki itu, digambarkannya sebagai pria yang rendah hati, dan tidak menonjolkan diri. Sehingga dia bahkan tidak mengetahui bahwa Bashir sudah sampai di tempat kerja atau selesai mengerjakan tugasnya.

"jadi sesudah menonton berbagai video, saya lihat ada keterkaitan antara apa yang saya saksikan dengan perilaku Bashir."

Ia kemudian menyadari bahwa yang ditontonya itu adalah video-video tentang Islam. Isa menuturkan bahwa bashir berbicara tentang Islam secara alamiah dan tulus, tidak dibuat-buat. "Saya rasa auranya sangat alamiah," tandas Isa pula dirilis BBC.

Isa Muhammed mengatakan saat itu perasaannya bercampur aduk, karena Bashir menyadari bahwa Bashir adalah orang yang menyelamatkannya dari apa yang dia pikirkan dan lakukan selama ini. Dia mengaku meneladani pribadi pria tersebut. "Mungkin kalau saya bisa 10 persen saja menjadi seperti dia, itu sudah bagus bagi saya," katanya.

Dia pun menambahkan, "Saya kira dia tidak menyadari kalau dia adalah teladan bagi saya."

Ramadan adalah jihad

Ramadan adalah upaya jihad terhadap nafsu sendiri dan juga jihad dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, itulah pendapat salah seorang warga Inggris yang pindah agama Islam sekitar delapan tahun lalu. Adrian (Jamal) Heath, yang tinggal di Nottingham juga mengatakan ia merasa sendiri saat berpuasa di Inggris sementara di negara dengan penduduk Muslim, bulan puasa merupakan "acara komunitas."

Adrian merupakan satu dari 50 pria Inggris yang diwawancara oleh Pusat Studi Islam Universitas Cambridge terkait pengalaman mereka pindah agama. Shahla Suleiman, penyusun studi tentang pengalaman 50 pria pindah Islam, mengatakan salah satu temuan penting adalah para responden ini pindah agama dengan berbagai cara dan latar belakang. Ada yang melalui apa yang mereka suka seperti musik dan art dan ada yang "melalui mimpi", kata Shahla.

Alan Rooney, seorang pria Skotlandia, yang masuk Islam tiga tahun lalu, tertarik mempelajari Islam setelah mendengar azan saat berlibur di Turki. Rooney yang tinggal di pegunungan Skotlandia "tak pernah bertemu dengan seorang Muslim pun" di daerah tempat tinggalnya. Namun ini mempelajari Islam selama 18 bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah.

Bagaimana pengalaman pindah agama pria lain? Inilah cerita mereka kepada Universitas Cambridge. "Keluarga saya selalu mengizinkan saya untuk berpikir terbuka, saya tidak pernah menganggap diri saya sebagai orang yang berpikiran tertutup."

"Mereka selalu mengajarkan saya untuk menyambut siapa pun dan berpikir secara bebas, jadi saya rasa hal itu mempengaruhi saya waktu saya mulai berpikir tentang agama, untuk dapat melalukan eksplorasi dan bukannya ditetapkan."

"Namun waktu saya memberitahu mereka bahwa saya masuk Islam, mereka terkejut besar dan membuat mereka berprasangka."

"Diperlukan waktu agar suasana menjadi nyaman kembali. Dan saat semua menjadi normal, dan mereka masih melihat saya sebagai putra mereka dan saya tidak berubaha kecuali agama saya, mereka bisa mengerti tentang keputusan saya."

Mark Barrett, Norwich

"Saya selalu percaya Tuhan namun tidak puas dengan teologi Kristiani dan puisi Jalaludi Rumi memberi inspirasi kepada saya untuk meneliti tentang Islam lebih dalam dan juga dengan membaca Quran.

"Langkah ini telah mengubah hidup saya...Tidak seperti pengalaman sejumlah orang yang pindah agama, keluarga saya sangat menghargai dan mendukung bahwa agama saya berdampak baik buat saya pribadi dan sebagai anggota keluarga."

"Bagi saya, demi Islam kita perlu mengangkat hal positif dan tidak menerima gagasan bahwa kelompok-kelompok seperti ISIS (kelompok yang menyebut diri Negara Islam di Suriah dan Irak), mewakili Islam."

Maurice Irfan Coles, Birmingham

“Saya menjadi Muslim pada tahun 1999 dan dimulai dengan perjalanan spiritual saya untuk menghubungkan sesuatu yang lebih besar dari saya. Setelah lama mencari, akhirnya saya menemukan rumah saya."

"Dengan latar belakang Kristiani dan menikah dengan orang Hindu, tantangan terbesar saya adalah tanggapan komunitas saya. Namun sebagian besar mendukung dan tertarik dengan alasan saya pindah agama.

Abdulmaalik Tailor, London

"Sejumlah hal terjadi pada saat saya saya memeluk Islam lebih dari 20 tahun lalu. Masa sulit dalam hidup yang tak pernah saya lupakan. Saat itu saya mengalami penyiksaan badan dan mental dari keluarga."

"Sejumlah isu yang diangkat adalah isu pemisahan, antara India, Pakistan, Bangladesh. Mereka menantang semua konsep dan mengatakan kita telah dicuci otaknya."

"Dalam kasus saya, saya diberi ultimatum. Saya harus keluar rumah, itu yang ayah saya katakan. Meninggalkan agama atau keluar rumah. Umur saya 18 saat itu.

"Fokus saat ini adalah radikalisasi. Bila ada orang yang pindah agama (terlibat dalam radikalisasi), mereka (media) akan fokus ke sana.

"Namun bila ada warga yang pindah agama dan berhasil dalam berkontribusi kepada masyarakat Inggris dan ikut dalam berbagai proyek, mereka tidak diangkat di media, dan kami pertanyakan itu."

Ahmed Paul Keeler, Cambridge

"Saya masuk Islam pada 1975 dan telah menjadi Muslim selama 40 tahun dan perubahan terkait pandangan orang sangat besar.

"Saat saya menjadi Muslim, Islam bukan merupakan satu isu. Sekarang 40 tahun kemudian, menjadi isu besar."

"Saat itu merupakan saat yang tepat menjadi Muslim karena tidak ada pertentangan dan kekhawatiran orang terkait Islam."

"Saya rasa itulah perubahan terbesar, perubahan fundamental". (*)

Tags : Ramadhan, Warga Inggris Masuk Islam, Pengalaman dan Pandangan Soal Masuk Islam dan Ramadhan,