PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Para pemilik pangkalan liquefied petroleum gas (LPG) mengeluh dan mengadu ke kantor DPRD Pekanbaru karena dua bulan sudah tak mendapatkan pasokan gas.
"60 pangkalan sejak 22 Desember 2022 lalu sudah tak mendapatkan pasokan gas LPG."
"Pasokan gas melon sering langka. Jadi bukan saja masyarakat yang gelisah dan cemas, kami (Pangkalan) juga mengalaminya," kata seorang pemilik pangkalan gas mitra PT SGM, Irfan Hura bersama para pangkalan lainnya mengadukan nasib mereka ke Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Selasa (21/2/2023).
Kebutuhan mendasar bagi ibu rumah tangga untuk memasak ini sering langka di pangkalan. Jika ada, harga gas elpiji dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp18.000,-
Seperti diakui Yanti (30) warga Panam Kecamatan mengatakan kalaupun ada gas elpiji 3 kg, harga gas bersubsidi tersebut akan melonjak pertabungnya.
"Apalagi sebentar lagi akan memasuki ramadhan ini agak susah cari gas elpiji. Padahal biasanya pemakaian kami meningkat saat bulan ramadhan," ujar Yanti.
Yanti menambahkan, meskipun memperoleh gas 3 kg, ibu dua anak ini harus rela merogoh kantong lebih dalam karena harganya mencapai Rp25.000-Rp30.000.
"Ya mau gimana lagi. Sudah keliling ke pangkalan, tapi kosong terus alasannya. Pas dapat, harganya diatas HET. Jadi terpaksa kami beli dari pada tidak masak," sebutnya.
Menanggapi mulai terjadi kelangkaan LPG bahkan menerima pengaduan beberapa pangkalan yang tak lagi menerima LPG selama dua bulan terakhir, Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Dapot Sinaga mengatakan, dari hasil pertemuan itu, pihaknya meminta Pertamina menyalurkan gas kepada 60 pemilik pangkalan tersebut dari agen-agen lain karena PT SGM sudah tidak beroperasi lagi.
Selama ini pangkalan gas elpiji 3 kilogram, yang biasa menerima pasokan gas elpiji dari Agen PT Surya Global Mandiri (SGM), tapi agen ini sudah tak aktif.
Dalam pertemuan di ruang Paripurna DPRD Kota Pekanbaru, juga hadir puluhan pemilik pangkalan gas. Selain itu, juga ada perwakilan dari Pertamina serta Disperindag Kota Pekanbaru. Namun sayang, perwakilan dari PT SGM tak hadir.
Seorang pemilik pangkalan gas mitra PT SGM, Irfan Hura mengatakan, PT GSM sudah tidak menyalurkan gas kepada 60 pangkalan sejak 22 Desember 2022 lalu. Parahnya, tidak ada pemberitahuan dari PT SGM kepada para pemilik pangkalan.
"Kami sebagai mitra dari PT SGM tidak tahu apa penyebabnya, hanya saja mereka memutus secara sepihak dan tidak menyalurkan gas kepada kami sama sekali," kata Irfan usai pertemuan dengan Komisi II DPRD Pekanbaru.
"Tujuan kita datang ke gedung DPRD ini untuk menyuarakan aspirasi kita, karena PT SGM ini tidak menyalurkan gas secara sepihak tanpa ada kejelasan apa pun," tambahnya.
Dia juga mengaku telah mempertanyakan hal tersebut ke pihak Pertamina. Dan berdasarkan pengakuan dari pihak Pertamina, PT SGM memang sudah tidak lagi mengambil pasokan gas ke Pertamina.
"Tujuan kita datang ke sini supaya anggota dewan bisa membantu kita, memfasilitasi kita supaya pangkalan yang dinaungi PT SGM ini segera mendapat pasokan gas dan beroperasi lagi," ujarnya.
Irfan mengaku para pemilik pangkalan merugi karena PT SGM tidak menyalurkan gas lagi dalam dua bulan terakhir. Mereka mengaku sudah mengeluarkan banyak biaya untuk mengurus izin membuka pangkalan gas tersebut.
"Kita jelas merugi. Karena sudah banyak biaya yang dikeluarkan untuk mengurus izin pangkalan ini. Ada yang Rp45 juta, Rp60 juta, Rp70 juta, bahkan ada yang Rp80 juta," kata dia.
Tetapi Dapot Sinaga mengatakan, dari hasil pertemuan tersebut, pihaknya meminta Pertamina menyalurkan gas kepada 60 pemilik pangkalan tersebut dari agen-agen lain.
"Kalau pertamina menyampaikan gas elpiji ini ada, tapi tidak disalurkan agen (PT SGM) ke pangkalan. Agen di pekanbaru kan ada 23, sekarang dihapuskan aja dulu PT SGM. Dan kita minta pertamina menyalurkan gas dari agen lain agar pangkalan bisa jalan lagi," jelasnya.
Menurut Dapot, pekan depan pihaknya juga akan kembali memanggil pihak Pertamina. Hal ini untuk memastikan pasokan gas kepada 60 pangkalan yang belum mendapatkan pasokan tersebut.
"Kita minta data dari pertamina untuk 23 agen di pekanbaru, selain itu kontrak dari pangkalan harus diketahui oleh pertamina. Bukan kontrak antara agen dan pangkalan seperti sekarang," sebutnya. (*)
Tags : Liquefied petroleum gas, Para Pemilik Pangkalan LPG Mengeluh, Pangkalan LPG Pekanbaru, Pangkalan LPG Mengadu ke DPRD Pekanbaru, Pangkalan LPG Tak Dapat Pasokan Gas,