SENI BUDAYA - Sejumlah seniman berhasil meraup pendapatan dalam jumlah besar dengan menjual gambar digital melalui cryptoart (seni kripto), sebuah "dunia luar biasa yang tumbuh cepat".
Artis Beeple baru-baru ini mencetak rekor dunia baru. Ia menghasilkan $69 juta (sekitar Rp1 triliun) dari menjual karya seni digitalnya melalui token non-fungible (NFT) - sertifikat kepemilikan yang diperdagangkan di Blockchain.
Rumah lelang Inggris Christie's mengatakan penjualan itu telah menempatkannya "di antara tiga seniman paling berharga yang masih hidup". Ini adalah tren yang menurut sejumlah orang telah "mengubah" hidup mereka.
'Saya hidup dengan menunggu cek'
Alana Edgington mengatakan dia "tenggelam" dalam utang sebelum dia menemukan dunia NFT. Dia telah "berkecimpung" dalam seni sepanjang hidupnya, tetapi sebagai seorang introvert, dia mengaku tak cocok bekerja di galeri.
Alih-alih, ia fokus membesarkan ketiga anaknya sambil mengerjakan berbagai pekerjaan demi mendapat gelar di bidang hortikultura. "Seperti kebanyakan orang, saya hidup dengan mengandalkan cek untuk melunasi hutang kartu kredit dan saya tidak yakin bagaimana saya akan keluar dari lingkaran setan bunga tinggi," kata Alana Edgington seperti dirilis BBC.
Ketika Alana mengetahui bahwa dia bisa menjual gambar lukisan cat minyak di atas kanvasnya secara online, dia berharap dia bisa menghasilkan "500 dolar".
Sebaliknya, ibu tiga anak ini melihat tawaran ribuan dolar yang masuk selama lelang online pertamanya dan dia menjual 16 gambar seharga $100.000 dolar Kanada (Rp1,1 miliar)- sebuah pengalaman yang dia gambarkan "menakjubkan".
Kesuksesannya membuat hidup Alana mengalami "transformasi total". Dia mampu melunasi utang kartu kreditnya, menutupi biaya kuliahnya, dan memindahkan keluarganya ke luar kota ke rumah yang lebih besar di pedesaan.
"Kesuksesan besar" itu akhirnya mampu membiayai terapi untuk putranya Ron, yang mengidap autisme, ADHD, dan sindrom Tourette.
Dia juga berharap kesuksesannya akan membuka jalan bagi lebih banyak seniman perempuan, yang dia amati berjuang untuk masuk ke dunia NFT yang "didominasi pria".
"Pintunya terbuka lebar dan ada potensi yang tak ada habisnya. Saya pasti memiliki pandangan hidup yang lebih positif," tambah Alana.
"Saya menempatkan jiwa saya di luar sana dan menghasilkan uang darinya dan saya tidak pernah berpikir itu mungkin.
"Ini adalah hari yang terasa lebih cerah."
Apa itu NFT dan bagaimana cara kerjanya?
Gambar digital lukisan Alana 'ETHical'.
NFT adalah jenis sertifikat digital yang memverifikasi siapa yang memiliki aset tertentu - di dunia cryptoart, masing-masing sertifikat mewakili kepemilikan karya seni otentik.
Token itu ada di Blockchain, teknologi yang sama yang mencakup uang kripto seperti Bitcoin dan termasuk detail-detail, seperti siapa yang membuat karya seni, kapan karya itu dijual, dan kepada siapa.
Artinya, semua orang dapat melihat salinan gambar secara online, namun hanya orang yang membeli NFT yang dapat mengatakan bahwa mereka adalah pemiliknya.
Token ini dapat dijual kembali. Hak kepemilikan dapat dialihkan kepada orang lain.
Sementara itu, artis memiliki hak cipta intelektual atas gambar yang terkait dengan NFT dan dapat memperoleh royalti setiap kali token dijual kembali.
'Saya pada dasarnya bangkrut ... lalu saya menghasilkan $250rb (Rp3,6 miliar)'
Seniman sci-fi (fiksi ilmiah) dan 3D Darius Puia mengatakan dia "pada dasarnya bangkrut" sebelum dia melihat teman-temannya menjual karya mereka dengan harga "gila-gilaan" dan memutuskan untuk mencoba sendiri dunia cryptoart.
"Saya benar-benar ingin terlibat dan mencari tahu nilai karya saya dan melihat apakah saya bisa menghasilkan sesuatu darinya," kata pria berusia 30 tahun dari Karlsruhe, Jerman itu.
"Saya tidak memiliki harapan yang besar."
Tetapi dalam beberapa minggu setelah mendaftar ke beberapa platform penjualan, Darius, yang dikenal secara online sebagai BakaArts, mulai menghasilkan uang.
Satu gambar digital Darius yang terjual
NFT pertamanya, ilustrasi digital berjudul Acrophobia, dijual seharga $ 12.497.
"Saya tidak bisa berkata-kata. Saya tidak menyangka harganya akan setinggi itu," katanya. "Saya menelepon pacar saya dan mengatakan, 'apakah kamu melihat ini? Apakah ini terjadi?'"
Karya seni Darius terus terjual dengan harga yang semakin meningkat, sebuah pengalaman yang dia gambarkan sebagai "benar-benar gila".
"Saya berjuang secara finansial 20 hari yang lalu, dan sekarang uang saya hampir mencapai $250.000," katanya.
"Saya tahu di benak saya bahwa jika saya menginginkan sesuatu, saya bisa membelinya sekarang, dan hal ini benar-benar telah membantu saya secara mental."
Darius, yang menyumbangkan sebagian dari penghasilannya untuk badan amal kesehatan mental, mengatakan bahwa meskipun ada sejumlah besar uang yang diperebutkan di dunia NFT, dia menganggapnya sebagai "lingkungan yang sangat sehat".
"Saya pikir itu karena artis dihargai. Mereka akhirnya mendapatkan apa yang pantas mereka dapatkan."
'Itu memberi kita kesempatan yang sama'
Bukan hanya lukisan dan ilustrasi yang dijual sebagai cryptoart - seniman Argentina Bruno Nacif telah berhasil menjual GIF dan menggunakan uangnya untuk memasang energi matahari di tempat dia tinggal.
Pria berusia 37 tahun itu, yang telah memproduksi karya seni sejak berusia 15 tahun, mengatakan tren yang sedang terjadi ini adalah "dunia yang luar biasa dan berkembang pesat", yang menyediakan akses global "antara kolektor, seniman, dan banyak orang baru yang sebelumnya tidak mempunyai koneksi.
Cyber Shakti, seorang seniman dan fotografer berusia 32 tahun dari India, setuju dan memuji NFT karena memberinya "harapan untuk mewujudkan kemandirian finansial yang berkelanjutan".
"Dunia seni tradisional cenderung tertutup bagi seniman otodidak, namun ruang ini memberi kita kesempatan yang sama.
"Dalam waktu sekitar lima bulan di sini, tawaran saya telah berubah dari rata-rata $ 80 menjadi $ 800."
Siapa yang membeli NFT?
Raghavendra Rau, seorang profesor keuangan di University of Cambridge, mengatakan lonjakan minat pada NFT baru-baru ini bisa jadi akibat dari orang-orang yang kurang "bersenang-senang" untuk membelanjakan uang mereka selama pandemi.
Namun, ia memprediksi penjualan untuk sebagian besar artis NFT akan "meningkat lalu menghilang".
"Kita telah melihat hal-hal semacam ini berulang kali, seperti gelembung yang terbentuk dan harga sama sekali tak fundamental.
"Kamu bisa menghasilkan banyak uang, tapi tidak ada jaminan. Kamu juga bisa kehilangan banyak uang."
Salah satu karya Cyber Shakti.
Penggemar dan kolektor NFT, Nelson Rohrbach, menggambarkan gerakan cryptoart sebagai "pemberontakan" terhadap mereka yang mencoba "merenggut nilai seorang seniman".
Direktur pemasaran berusia 26 tahun dari Chicago telah menghabiskan sekitar $ 20.000 untuk cryptoart sejak Januari dan percaya NFT adalah "peluang investasi yang kuat" yang akan membentuk bagian intrinsik dari cara kita melakukan transaksi di masa depan.
"Saya sangat peduli untuk mendukung seniman dan mendukung hal-hal yang memungkinkan seniman menjadi lebih bebas secara finansial dan mempertahankan lebih banyak hak atas karya mereka," katanya.
"Ini benar-benar risiko, tapi itu 100% risiko yang mau saya ambil". (*)
Tags : Para Seniman, Karya Digital, Seni Kripto, Seniman Jadi Miliarder Sukses, Seni Budaya,