Politik   2025/10/18 23:12 WIB

Partai Golkar Sulit Munculkan 'Tokoh Pemimpin Tepat', Relawan Prabowo Gibran: Hanya SF Hariyanto yang Mampu Tunaikan Selera Ketum Bahlil

Partai Golkar Sulit Munculkan 'Tokoh Pemimpin Tepat', Relawan Prabowo Gibran: Hanya SF Hariyanto yang Mampu Tunaikan Selera Ketum Bahlil
Yulisman, Karmila Sari, Farisman Ihwan, Afrizal Sintong dan SF Hariyanto

PEKANBARU - Pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Pertai Golongan Karya (Golkar) Riau semula akan dilaksanakan, Minggu 19 Oktober 2025, 

Para kandidat kuat dalam perebutan kursi ketua DPD I Golkar Riau sudah bermunculan seperti, Afrizal Sintong: Farisman Ihwan, Karmila Sari dan Yulisman. Namun, Wakil Gubernur Riau, Sofyan Franyata Hariyanto (SF Hariyanto) meskipun sempat digadang-gadang sebagai calon kuat Ketua Golkar Riau, tetapi beliau belum juga melakukan pendaftaran.

Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) menilai, sulit bagi Partai Golkar Riau untuk memunculkan tokoh pemimpin yang tepat.

Menurut Larshen, setelah mantan ketua DPD I Golkar Syamsuar, belum ada kader Partai Golkar yang namanya besar sebagai tokoh yang mampu menjalankan partai.

"Dari Golkar ini agak kesulitan begitu untuk memilih siapa kira-kira yang didorong menjadi pemimpin yang tepat sekaligus kembali besarkan partai. Mengingat Kepala daerah untuk di 12 Kabupaten/Kota hanya tinggal dua orang saja sebagai pemimpin partai berlambang pohon beringin ini," kata Larshen Yunus, Ketua Umum (Ketum) GARAPAN dalam sebuah pernyataannya, tadi, Malam Minggu (18/10) ini.

Tetapi Larshen kembali menyimpulkan, sulitnya kader Partai Golkar keluar menjadi tokoh yang berpotensi menjadi pemimpin hanya yang pas dan tepat belum tentu dimiliki semua orang.

Karena banyak tokoh itulah, kader Partai Golkar bersaing dengan kader Golkar lainnya, sehingga sulit memunculkan nama calon pemimpin yang sesuai dengan kepentingan partai.

Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Riau pada 19 Oktober 2025, beberapa nama mencuat sebagai kandidat kuat dalam perebutan kursi ketua.

Karmila Sari dan Yulisman keduanya merupakan Anggota DPR RI juga dikenal sebagai kader murni Golkar dengan rekam jejak politik yang panjang dan solid, membuat persaingan kali ini semakin menarik untuk diikuti.

Masuknya dua nama besar ini membuat peta persaingan di internal Golkar Riau semakin kompetitif. Sebelumnya, kandidat lain yakni Afrizal Sintong, Karmila dan Yulisman juga telah mengambil formulir. 

Musda Golkar Riau diprediksi akan berlangsung ketat dan menjadi salah satu yang paling dinamis dalam sejarah partai di tingkat provinsi.

Ketua Steering Committee (SC) pendaftaran Calon Ketua DPD I Golkar Riau, Ikhsan menyebutkan, hingga hari kedua pendaftaran yakni Jumat 17 Oktober 2025 kemarin, sudah empat kader yang mengambil formulir.

Empat calon yang akan memimpin Golkar tersebut diantaranya Afrizal Sintong, Karmila Sari, Ridwan dan Yulisman.

“Per kemarin (Jumat), sudah empat orang yang mengambil formulir pendaftaran,” kata Ikhsan, Sabtu (18/10).

Disebutkan Ikhsan, pendaftaran calon Ketua Golkar Riau terbuka bagi siapa saja, khususnya kader Golkar yang berniat membesarkan partai.

Saat pendaftaran, para calon wajib melampirkan bukti persyaratan.

"Yang pasti, pada syarat pertama, calon kandidat melapirkan bukti pernah menjadi pengurus Golkar selama 5 tahun. Kemudian memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Golkar. Terakhir, melampirkan minimal dukungan 30 persen suara dari 18 suara," ungkapnya.

Ketiga persyaratan tersebut wajib dicantumkan dalam proses pendaftaran bakal calon, paling lambat hari Sabtu (18/10/2025).

"Ini ketentuan. Tentunya wajib dilengkapi," tukas Ikhsan.

Kembali seperti disebutkan Larshen Yunus, baginya sulit Partai Golkar untuk memunculkan tokoh pemimpin yang tepat.

"Dari Golkar ini agak kesulitan begitu untuk memilih siapa kira-kira yang didorong menjadi pemimpin partai beringin untuk di Riau," kata Larshen.

Karena banyak tokoh itulah, kata dia, kader Partai Golkar bersaing dengan kader Golkar lainnya, sehingga sulit memunculkan nama calon pemimpin yang benar-benar ideal.

Larshen mencontohkan, persaingan antar-kader Partai Golkar itu kini terjadi jelang pemilihan ketua DPD I Golkar Riau.

Ia menyinggung nama SF Hariyanto sebagai calon kuat ketua DPD I yang sudah berada "di atas angin".

Akan tetapi, masih ada tantangan yang muncul dari pesaingnya.

"SF Hariyanto sudah di atas angin seperti sekarang saja, sudah didukung Ketum Bahlil Lahadalia," kata dia.

Larshen mengatakan, kondisi tersebut menjadi PR yang harus diselesaikan oleh Golkar, jika partai berlambang beringin itu ingin punya tokoh pemimpin di Partai yang tepat, ideal, cepat dan ingin adanya perubahan lebih baik termasuk untuk di 12 kabupaten/kota di Riau.

"Mudah-mudahan generasi muda Golkar, AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar), bicara masalah itu, sehingga penantian panjang pasca reformasi untuk memunculkan satu orang tokoh yang punya bargaining dan besarkan partai nasional dari Golkar tercapai," kata dia.

Terakhir beredarnya Surat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya yang ditandatangani oleh Ketua Umum Bahlil Lahadalia pada 18 Oktober 2025 di Jakarta mengundurkan penyelenggaraan Musda XI Partai Golongan Karya Riau dengan Surat dengan nomor:B-805/DPP/GOLKAR/X/2025 itu.

Adapun isi surat keputusan tersebut, diantaranya pada bagian 1. Dasar: a. Keputusan Musyawarah Nasional XI Partai Golongan Karya Tahun 2024 Nomor VII/MUNAS-XI/GOLKAR/2024 tanggal 21 Agustus 2024 tentang Program Umum Partai Golongan Karya. b. Surat DPP Partai GOLKAR Nomor: B-798/DPP/GOLKAR/X/2025 tanggal 13 Oktober 2025 tentang Penetapan waktu penyelenggaraan MUSDA XI Partai GOLKAR Provinsi Riau.

Kemudian pada bagian 2. Sehubungan dengan dasar tersebut diatas, Dewan Pimpinan Pusat Partai GOLKAR menyampaikan bahwa waktu penyelenggaraan MUSDA XI Partai GOLKAR Provinsi Riau yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2025 ditunda sampai dengan ada pemberitahuan/penetapan selanjutanya dari DPP Partai GOLKAR.

Ketua Steering Committee (SC) Pendaftaran Calon Ketua DPD I Golkar Riau, Ikhsan menanggapi isu ini, dan menyatakan proses penerimaan pendaftaran calon ketua masih berlangsung sampai pukul 24.00 WIB nanti.

"Belum tau (Musda batal), sekarang masih jalan persiapannya. Untuk proses selanjutnya, kita tetap sesuai arahan DPP, dan sejauh ini proses masih berjalan sesuai agenda," tegas Iksan.

Sementara itu, sejauh ini, dari empat kader yang mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Golkar Riau, yakni mantan Bupati Rokan Hilir (Rohil), Afrizal Sintong, Ketua Soksi Riau Ridwan kemudian Yulisman dan Karmila Sari yang merupakan anggota DPR RI asal Riau.

Seperti sebelumnya, Larshen Yunus yang juga Wasekjend KNPI Pusat ini menilai SF Hariyanto mampu memimpin Partai Golkar di Riau. Apa alasannya?

Ia menilai SF Hariyanto, sudah berpengalaman di birokrasi di pemerintahan, sehingga memiliki figur tepat untuk merubah sekalgus kembali membesarkan partai. 

"Jadi beliau mampu memimpin Partai Golkar," cetusnya.

“Saya kira elite politik jangan menganggap enteng pada SF Hariyanto. Elite politik jangan mengulangi kesalahan menjelang Pilgubri 2024, di mana banyak yang meragukan kemampuan SF Hariyanto," kata Larshen.

Dia mengatakan hal itu untuk menanggapi keraguan para pengamat dan elite politik daerah terhadap kemampuan SF Hariyanto dalam bursa calon ketua DPD I partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Dalam berdebat misalnya, jadi saya kira harus belajar dari pengalaman itu, agar jangan terlalu prasangka terhadap kemampuan SF Hariyanto,” kata Larshen.

Menurut dia, sosok SF Hariyanto, Wagubri sekarang memiliki kemampuan di atas yang orang bayangkan, misalnya dalam Pilgubri 2024 kemarin. Sehingga dia mengaku yakin jika diberi kesempatan, SF Hariyanto juga akan mampu menjalankan organisasi Partai Golkar.

Tentu dalam perjalanannya, kata Larshen, SF Hariyanto bisa memaksimalkan tim yang solid dan kuat untuk menjalankan roda organisasi.

“Menurut saya, SF Hariyanto tetap bisa dibantu oleh tim dalam mengelola Partai Golkar nanti. Jadi, saya melihat SF Hariyanto ini sangat bisa menjalankan Partai Golkar, apalagi kalau dibantu oleh tim yang kuat, katakanlah misalnya ketua harian. Tapi itu semua sifatnya teknis,” jelasnya.

Lashen juga melihat dari sisi usia. SF Hariyanto, yang lahir 30 April 1965, dinilainya sudah masuk kategori usia matang.

Jika berkaca dari pengalaman jabatan di birokrasi, pada usia tersebut seseorang sudah mampu dan pernah mengemban jabatan di pemerintahan pusat.

Larshen menilai bahwa SF Hariyanto sudah berhasil menjalankan uji publik dalam kontestasi di Pilgubri 2024 yang berpasangan dengan Abdul Wahid.

Sementara sebelumnya respons SF Hariyanto soal namanya yang disebut-sebut berpeluang menjadi Ketua DPD I Partai Golkar.

Dia mengatakan masih banyak tokoh senior dan berpengalaman selain dirinya untuk menduduki kursi Ketua DPD I Golkar. 

"Ditunjuk? Ya saya nggak tahu ya prosesnya di sana sepertj apa. Tapi yang jelas masih banyak senior di sana. Biar senior-senior saja atau orang yang lebih berpengalaman," ujar dia. (*)

Tags : Partai Golkar, Pemimpin Golkar, SF Hariyanto, , golkar, pilgubri 2024,