Headline Artikel   2022/05/10 12:57 WIB

Pasca Lebaran, Petani Pinang di Riau Bergairah 'Lihat Harga Melonjak'

Pasca Lebaran, Petani Pinang di Riau Bergairah 'Lihat Harga Melonjak'

PETANI pinang di Riau kini tambah mulai bergairah kembali. Pasalnya harga pinang melonjak tinggi dari sebelumnya. Melonjaknya harga pinang terjadi pasca Lebaran. Kondisi ini tentu membuat perekonomian keluarga para petani yang menggangtungkan hidup dari pinang akan membaik.

"Informasinya, harga biji pinang kering kini mencapai per kilogram (kg) nya berada pada level Rp12.453. Sedangkan buah yang masih masak mencapai 9 ribu per kilogram."

"Kenaikan harga buah pinang ini tentu membuat sebagian petani di daerah merasa sangat senang dan semakin rajin berkebun," kata Subakri yang dirinya juga ikut menanam pinang di Desa Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau dalam 3 tahun terakhir.

Tetapi Subakri balik menggambarkan berbeda dengan harga karet dan kelapa sawit yang semakin melemah, saat ini banyak petani kecil yang berpindah profesi dan lebih fokus memanen pinang untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Salah satu daerah penghasil pinang terbanyak dan dikenal sebagai sentra petani pinang adalah di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau mencapai 16.384 hektare.

Mayoritas masyarakat petani mempunyai kebun pinang, sedangkan tanaman lainnya disisipi dengan tanaman durian dan coklat.

Luas perkebunan pinang yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau mencapai 16.384 hektare dari total lahan perkebunan dengan berbagai komoditas seluas 722.806 hektare.

"Penghasil pinang terbesar terdapat di Kecamatan Keritang dengan produksi mencapai 3.391 ton per tahun," kata Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir, Tantawi Jauhari belum lama ini.

Sedangkan pemasaran buah pinang di wilayah Pulau Sumatera relatif mudah, terutama di daerah-daerah penghasil pinang seperti Tembilahan, Kuala Tungkal dan Lhokseumawe.

"Biji Pinang yang sudah dikeringkan dengan bantuan matahari atau pengasapan hingga kadar airnya hanya lima persen dapat dijual dengan harga sekitar Rp14 ribu per Kg dari petani ke pengepul," ucapnya.

Dia menjelaskan sebagian besar petani banyak menanamnya di pinggir-pinggir jalan desa, jalan usaha tani, tanggul batas pemilikan dan ada beberapa petani mengusahakannya secara luas hingga 1-2 hektar.

"Bahkan sebagian petani di lahan gambut menanami lahannya dengan pinang disela-sela tanaman kelapa sawitnya," ucapnya.

Dia menerangkan sebagian masyarakat hanya mengenal pinang sebagai teman ibu-ibu dulu di pedesaan dalam "menginang" atau makan sirih, namun sebenarnya buah pinang dapat dijadikan bahan kosmetik dan obat-obatan herbal.

"Pinang mengandung senyawa alkaloid yang dapat menyembuhkan penyakit antara lain sakit perut atau disentri, cacingan, difteri, dan berbagai penyakit kulit," terangnya.

Disamping itu, lanjutnya, komoditas ini sudah menjadi komoditas ekspor. Buah pinang yang dipanen, dijemur sampai kering kemudian dibelah dua dan dikeringkan kembali kemudian sabutnya dikupas dan dijual atau diekspor.

"Selain itu, komoditas perkebunan lain yang sangat dibanggakan di Inhil diantaranya ialah kelapa dalam, kelapa hybrida, kelapa sawit, sagu, karet, dan kopi," paparnya.

Tetapi kembali disebutkan Subakri, seorang petani pinang yang puluhan tahun mengais rezeki dengan hasil kebun pinang di Mandah.  Dirinya sejak dahulu menggantungkan hidupnya dan manafkahi keluarga dari hasil pinang. Meski harga murah, berkebun pinang lebih mudah dari komoditas lainnya.

“Untuk mengolah buah pinang ini memang tidak sulit, hanya mengaitnya dari pohon yang tinggi, setelah itu dijemur dan dua hari saja pinang ini sudah bisa dipisahkan dari kulitnya,” sebutnya menceritakan disela-sela dirinya bekerja.  

Ia mengatakan, melonjaknya harga pinang saat ini sudah dua kali dirasakannya.

“Jelas kita merasa sangat senang, kalau dulu harga pinang paling tinggi Rp7 ribu hingga Rp11 ribu per kilonya, dan ini sebandinglah dengan naiknya harga pokok saat ini,” ujarnya.

Sementara itu, petani lainnya di Kabupaten Indragiri Hulu, Zulkifli juga turut gembira atas informasi adanya kenaikan harga pinang tersebut.

"Warga desa disini bersukacita ya atas melonjaknya harga pinang dipasaran."

“Alhamdulillah, kenaikan harga pinang membantu perekonomian masyarakat kecil seperti kami. Petani pun fokus memanen dan mengolah pinang saja. Pinang yang sudah masak dan jatuh dari pohon juga dikumpulkan untuk dijadikan pinang koting namanya, setelah kering bersama kulitnya baru dibelah,” ujarnya.

Berdasarkan informasi pihak Dinas Perkebunan Riau menyebutkan harga komoditas perkebunan pinang kering di Riau mengalami kenaikan pekan ini.

"Saat ini per kilogram (kg) harga pinang kering berada pada level Rp12.453," kata Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulfadli.

Harga harga pinang kering (100%) tersebut berlaku di Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Selama ini harga pinang kering mengalami penurunan sehingga harga pekan ini sebesar Rp12.453/kg, kenaikannya Rp166/Kg," katanya.

Sementara itu, harga untuk produk komoditi perkebunan lainnya di Provinsi Riau seperti kelapa butiran di Kabupaten Kuansing, Kampar dan Kepulauan Meranti untuk periode minggu ini sebesar Rp3.813/kg atau mengalami kenaikan harga dari minggu lalu.

"Untuk harga bokar (bahan olahan karet rakyat) baik tingkat petani maupun di beberapa Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang ada di kabupaten/kota di tingkat petani/KUB Kabupaten Kampar sebesar Rp11.700/kg," paparnya.

Untuk harga kopra mutu kering (100%) di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar Rp8.250/kg atau mengalami kenaikan harga dari harga minggu lalu.

"Tepung sagu basah Rp2.150/kg di Kabupaten Siak, Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti yakni tidak mengalami penurunan harga dari minggu lalu," jelasnya. (*)

Tags : Petani Pinang Bergairah, Harga Pinang Kering Melonjak, Petani Kebun Pinang di Riau Gembira, Artikel,