Berita duka diperoleh banyak pasien Covid-19 meninggal di Rumah Sakit (RS), umumnya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
PEKANBARU - Hampir setiap hari warga Riau selalu saja mendapatkan kabar duka pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Mereka umumnya meninggal dunia setelah mendapatkan dirawat di rumah sakit. Dari sisi usia, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 ini juga berada dikisaran 40 sampai 60 tahun. Kemudian di urutan kedua pasien paling banyak meninggal dunia akibat Covid-19 adalah usia diatas 60 tahun.
Menanggapi persoalan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir mengungkapkan, petugas medis akan berupaya semaksimal mungkin untuk merawat dan menolong para pasien yang terpapar Covid-19. Terkait masih ditemukannya pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19, Mimi menyebut jika hal tersebut terjadi akibat adanya keterlambatan pasien mendapatkan pertolongan medis. "Rata-rata pasien yang meninggal dunia tersebut kondisinya sudah parah baru dibawa ke rumah sakit. Masyarakat harus lebih dini mengetahui kondisinya, kalau suhu tubuh panas, sesak nafasnya, batuk ringan langsung bawa ke fasilitas layanan kesehatan, jangan menunggu sudah parah baru dibawa ke rumah sakit," kata Mimi pada media, Kamis (21/1) kemarin.
Mimi mengakui sebagian besar pasien Covid-19 meninggal dunia di rumah sakit. Umumnya mereka adalah pasien yang punya penyakit bawaan atau komorbid. "Kemudian usianya sudah lanjut, diatas 50 tahun, mereka sudah dipasang alat-alat dengan kondisi kritis," katanya.
Hingga, Kamis (21/1/2021) jumlah pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Riau sudah tembus di angka 656 orang. Sebab hari ini ada penambahan sebanyak lima pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19. Sedangkan untuk penambahan kasus, Kamis (21/1/2021) ada penambahan sebanyak 137 kasus positif. Sehingga total kasus Covid-19 secara komulatif di Riau hingga saat ini sudah tembus diangka 27.885 kasus.
Realisasi vaksinasi belum 10 persen
Mimi Yuliani Nazir juga mengakui pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Riau hingga saat ini terus berlanjut. Pada periode awal ini petugas vaksin atau vaksinator masih fokus melakukan penyuntikan vaksin kepada para Tenaga Kesehatan (Nakes) di Provinsi Riau yang jumlah mencapai 36 ribu lebih. Dari jumlah tersebut yang masuk dalam sasaran kelompok pertama sebanyak 15.188 Nakes. Namun hingga Jumat (22/1/2021) realisasi vaksinasi Covid-19 masih berada dibawah 10 persen.
Terhitung dari tanggal 14 Januari 2021 saat pertama kali program vaksinasi di Riau dimulai hingga saat ini baru 933 tenaga kesehatan yang sudah menerima suntikan vaksin Covid-19. Angka tersebut setara dengan 6,1 persen dari sasaran nakes yang harus divaksin. Kini sebanyak 933 tenaga medis sudah disuntik vaksin corona, tersebar di tiga kabupaten dan kota di Provinsi Riau. Yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan. “Jumlah ini masih mencapai 6,1 persen dari sasaran nakes yang harus divaskinasi Covid-19 tahap pertama dengan jumlah 15.188 tenaga kesehatan di tiga kabupaten dan kota di Riau,” katanya.
Mimi mengakui, jumlah tenaga medis yang sudah divaksin memang belum sesuai harapan. Sejumlah kendala masih ditemui di lapangan. Selain persoalan administrasi, kemudian persoalan kesehatan, rendanya realisasi pelaksanaan vaksinasi Nakes di Riau ternyata juga dipengaruhi adanya nakes yang belum siap untuk disuntik divaksin. “Jumlah nakes yang divaksin hingga saat ini belum sesuai harapan karena beberapa kendala yang ditemukan, seperti belum siapnya nakes untuk disuntik vaksin,” katanya.
Meski realisasi nya masih sedikit, namun Mimi optimistis program vaksinasi Covid-19 di Riau sudah berjalan sesuai rencana. Saat ini vaksinasi di sejumlah kabupaten dan kota di Riau terus berjalan. Ditargetkan pelaksanaan imunisasi terhadap tenaga kesehatan di Provinsi Riau mencapai 36 ribu lebih ini akan selesai pada akhir bulan Maret 2021 mendatang. Selain Nakes, ada penambahan pemberian vaksin Covid-19 kepada petugas pelayanan publik yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Mimi mengungkapkan, sejauh ini pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Riau berjalan lancar dan aman.
Bahkan pihaknya belum menerima keluhan orang yang sudah divaksin. "Keluhan sampai saat ini tidak ada. Aman-aman saja. Buktinya saya yang menerima vaksin sehat-sehat saja, masih bisa beraktivitas seperti biasa," ujarnya.
Meski demikian, Mimi mengimbau jika pasien vaksinasi mengalami keluhan setelah divaksin, diharapkan untuk segera menghubungi kontak yang disiapkan. "Kalau ada keluhan peserta bisa menghubungi kontak 119 atau nomor penanganan Covid-19 yang disiapkan. Namun sejauh ini kita belum menerima keluhan dari peserta vaksinasi," katanya.
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan, mengungkapkan, banyak masyarakat bahkan kalangan tenaga kesehatan yang termakan berita bohong atau hoaks soal vaksin Covid-19. Kondisi inilah yang dinilai Wildan menyebabkan masih ditemukannya sejumlah masyarakat dan tenaga kesehatan yang enggan dan menolak untuk divaksin. "Ini karena termakan hoaks saja, jadi ketakutan semua," kata Wildan.
Padahal, kata Wildan, sebelum dan sudah pelaksanaan vaksinasi petugas medis terus melakukan pemantuan dan pengecekan. Semua ini dilakukan untuk memberikan rasan aman dan nyaman kepada seseorang yang divaksin. "Pada waktu pelaksanaan kan discreening dulu, diperiksa dulu kesehatanya, kalau memang tidak sehat kan ditunda, kemudian setelah 30 menit divaksin kan disuruh menunggu, selama 14 hari setelah divaksin juga dipantau, dan diminta menghubungi Puskemas jika memang ada permasalahan," katanya.
Wildan mengimbau agar masyarakat tidak perlu resah, sebab jika ada gejala atau efek samping yang ditimbulkan akibat vaksinasi, biaya pengobatannya ditanggung oleh pemerintah. "Semua dampak dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) itu ditanggung oleh pemerintah, itu sudah ditegaskan oleh menteri kesehatan," ujarnya.
Wildan menyebut, rugi jika ada tenaga kesehatan yang menolak untuk divaksin. Sebab resiko tertular virus bagi tenega kesehatan lebih besar. Karena setiap hari berhadapan dengan banyak pasien. Jika tenaga kesehatan tidak sehat, bisa saja tertular oleh virus dan menularkan virus itu ke pasien yang lain. "Kemudian pulang membawa virus, lalu menularkan ke anaknya, suaminya, istrinya, jadi bodoh sekali kalau ada tenaga kesehatan yang tidak mau divaksin, Itukan karena rasa takut yang berlebihan akibat termakan hoaks," kata Wildan. (*)
Tags : Vaksinasi Covid di Riau, Vaksinasi Vaksin Covid-19 di Riau, pelaksanaan vaksinasi Covid-19, pasien meninggal dunia, pasien covid-19 meninggal, Virus Corona di Riau,