PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Riau Syamsuar-Mawardi tampil memukau saat debat kedua Pilgubri oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau, Minggu 17 November 2024 malam.
"Paslon SUWAI bertekad akan memajukan sumber daya manusia (SDM) di Riau, khususnya pada generasi milenial agar dapat bersaing pada dunia kerja."
"Kami akan sediakan jaringan internet gratis di desa-desa se Riau. Inilah bentuk kepedulian kami, Paslon SUWAI agar anak-anak kita di pedesaan juga bisa maju dan bisa bersaing," kata Calon Gubernur Riau Drs. H. Syamsuar M.Si.
Sementara Lembaga Pengkajian Pengembangan Pendidikan (LP3) Anak Negeri Wawan Sudarwanto menilai program internet gratis yang diusung pasangan calon SUWAI merupakan hal yang sangat positif.
"Program internet gratis atau murah merupakan hal yang sangat positif. Tentunya ini sejalan dengan program Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berkaitan dengan pembangunan BTS (base transceiver station) di seluruh Indonesia, khususnya di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar)," kata Wawan dihubungi, Selasa.
Diingatkan pula bahwa sejumlah aspek yang harus dipersiapkan. Misalnya, aspek keberlanjutan, kesiapan, dan pemeliharaan peralatan, kemudian pemanfaatan, literasi masyarakat, dan kebijakan.
"Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah aspek keberlanjutan. Jangan sekarang gratis, nanti tidak gratis. Kedua, aspek kesiapan dan pemeliharaan peralatan. Jangan sampai tidak berfungsi walau gratis," ujarnya.
Tetapi mengenai efek negatif yang ditimbulkan oleh ketersediaan internet, pasangan dengan slogan SUWAI ini menegaskan hal tersebut tidak akan menghalangi program ini berjalan.
"Jangan pula karena anggapan banyak efek negatif maka program ini tidak dijalankan. Caranya dengan pendalaman ilmu agama. Anak muda Riau, di desa-desa harus diberi pengetahuan agama," kata calon Wakil Gubernur Riau Mawardi.
"Mereka bisa maju dengan adanya jaringan internet ini sampai ke desa. Inilah bentuk kepedulian kami, Paslon SUWAI agar anak-anak kita di pedesaan juga bisa maju dan bisa bersaing," tambahnya.
Pada clossing statment, Syamsuar menyebutkan bahwa mereka adalah pasangan umaro dan ulama yang InsyaAllah akan membawa Riau lebih maju. Menurutnya, memimpin daerah buka hanya pada siapa yang memiliki nama besar, karena nama besar tak selalu menjamin kebesaran visi yang diemban.
"Pemimpin sehati adalah mereka yang mampu berdiri didepan dan tidak bersandar pada bayangan orang lain. Membangun Riau juga bukan hanya soal uang, karena tidak semua bisa diselesaikan dengan rupiah," sebut Syamsuar.
"Kami percaya, memimpin itu juga harus menggunakan hati dan komitmen untuk melayani masyarakat, kami akan bekerja sungguh-sungguh untuk Riau lebih baik," pungkasnya.
Kembali disebutkan Wawan Sudarwanto mengingatkan bahwa sejumlah aspek yang harus dipersiapkan dalam program internet gratis itu. Misalnya, aspek keberlanjutan, kesiapan, dan pemeliharaan peralatan, kemudian pemanfaatan, literasi masyarakat, dan kebijakan.
Berikutnya aspek pemanfaatan, menurut dia, harus ada sosialisasi sehingga internet menjadi nilai tambah bagi masyarakat. Bahkan, menjadi alat untuk menyejahterakan masyarakat. Misalnya, dengan menjadi produsen, bukan hanya konsumen.
"Keempat, aspek literasi masyarakat. Kuatnya pengaruh internet bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak suka pada kesejahteraan Riau. Semua unsur harus menyadari plus dan minusnya internet, positif dan negatifnya internet," katanya.
Terakhir, kata dia, aspek kebijakan. Setiap kandidat mengenai sasaran dari internet gratis tersebut.
"Gratis itu untuk siapa? Apakah masyarakat mampu juga ingin gratis? Ya jelas mau. Nah, Ini yang harus dipikirkan supaya tercipta keadilan dan pemerataan," ujarnya.
Menurut Wawan, program internet gratis tidak mustahil untuk dilakukan. Akan tetapi, program tersebut tidak berjalan sebentar, lalu berhenti atau sekadar janji tanpa ada implementasi.
Ia menyarankan agar program internet tersebut tidak benar-benar gratis, tetapi berbiaya rendah saja. Hal ini karena adanya kebutuhan pendanaan untuk program tersebut.
"Mungkin dari sisi end-user atau pemakai dirasakan gratis. Namun, secara keseluruhan perlu penyiapan dan pembiayaan untuk semua aspek," katanya.
Sebelumnya, pasangan Syamsuar-Mawardi berkomitmen menghadirkan akses internet berkecepatan hingga 100 megabit per detik (mbps) merata ke seluruh desa.
"Komitmen ini akan diwujudkan melalui program Pinternet."
"Begitu ada akses internet, semua yang punya terobosan, inovasi, aktivitas komersial itu bisa tersambungkan kepada pasar yang sangat luas. Oleh karena itu, kepentingannya bukan hanya untuk pembelajaran, melainkan untuk aktivitas perekonomian," kata Syamsuar mengomentari program sosialnya ini.
Menurutnya, hak digital mencakup hak atas ruang fisik dan digital, hak terhadap infrastruktur digital, hak atas data, serta hak atas pendidikan dan komunitas.
Pasangan SUWAI ingin menghadirkan layanan internet berkecepatan tinggi secara gratis juga diprogramkan tiap sekolah guna mendukung pertumbuhan industri kreatif.
"Setelah kami melihat kondisi kesehatan, sekarang masuk pada pendidikan, berikutnya adalah internet gratis juga untuk sekolahan," kata Syamsuar.
Dia meyakinkan program itu bisa dilakukan bekerjasama dengan pihak swasta untuk merealisasikan program internet gratis dengan kecepatan 100 Mbps bagi warga Riau.
"Akses permodalan, mungkin juga bapak-bapak dari perusahaan yang memberikan Corporate Social Responsibility (CSR)," katanya disela-sela kampanye dialogis.
Syamsuar menjelaskan, program internet gratis ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanya sebagai sarana kreativitas tetapi juga dapat membangun usaha melalui digital.
Selain itu sambung Syamsuar, program ini juga dapat meningkatkan produktivitas masyarakat, bahkan hingga menaikan pendapatan asli daerah (PAD).
"Lapangan kreativitas ini luar biasa, ini meningkatkan ekonomi yang luar biasa, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan mereka bisa lakukan di rumah," jelasnya.
Wawan Sudarwanto berpendapat, program Paslon SUWAI ini akan bisa menjangkau 7 juta rumah di Riau.
Tetapi dia,jika memberlakukan pengutipan dana sedikit pada tiap rumah tangga, misalnya biaya yang dikeluarkan nantinya Rp100 ribu per rumah kemungkinan tidaklah memberatkan.
"Kalau 100 Mpbs kita anggap 100 ribu, itu sangat terjangkau. Kalau tadi sifatnya kerja sama, kita bisa berikan kompensasi dengan memberikan keringanan atau membebaskan dari jaringan per meter Rp15 ribu," tuturnya.
Menurutnya, program ini sangat mungkin terwujud. Pasalnya, dalam segi infrastruktur, daerah Riau ini sudah sangat siap untuk merealisasikan internet gratis tersebut.
"80 persen infrastruktur sudah di depan rumah, di depan rumah kita. Jadi artinya sudah dapat memungkinkan, tinggal political will-nya aja ayo kita mulai bersama untuk kita gelar," kata dia.
Diakuinya, program internet yang diperuntukan semua kalangan ini, untuk mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat. Sebab warga Riau, baik orang tua hingga milenial berhak untuk mendapatkan informasi dari mana pun termasuk digital, dan hal ini termasuk dalam hak asasi manusia.
Jadi menurut Wawan, kalau sekarang ada warga yang tidak mendapatkan program itu, artinya diskriminasi dan tidak boleh, orang tidak mendapatkan informasi artinya dia akan tidak lebih sejahtera daripada orang yang mendapatkan informasi, itu tidak setara, kesenjangan semakin lebar. (*)
Tags : syamsuar-mawardi, paslon nomor urut 3, pilgubri 2024, internet-gratis, pilkada riau, paslon SUWAI punya program internet gratis,