Hutan Wakaf sedang menyiapkan tempat pembenihan untuk wakaf pohon.
BOGOR — Kolaborasi pegiat iklim yang tergabung dalam Muslim for Shared Actions on Climate Impact (MOSAIC) menyambangi hutan wakaf yang berada di Desa Cibunian dan lahan hutan wakaf yang baru di Desa Purwabakti, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/11/2024).
Rombongan MOSAIC terdiri dari Country Director Purpose Longgena Ginting, Direktur PT Republika Mandiri Nur Hasan Murtiaji, Project Leader Aldy Permana dan Elok Faiqotul Mutia.
Kunjungan juga diramaikan oleh beberapa pegiat iklim dari Enter Nusantara dan pegiat Lembaga Wakaf Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Roudotul Firdaus.
Setelah menempuh perjalanan berkisar dua jam dari Jakarta, rombongan mengunjungi Hutan Wakaf 1 yang berada di Kampung Muara Desa Cibunian, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rombongan mendapatkan sambutan hangat dari Ketua Yayasan Hutan Wakaf Bogor Khalifah Muhammad Ali beserta warga desa dan anggota komunitas hutan wakaf.
Khalifah mengungkapkan, Hutan Wakaf Bogor 1 merupakan hutan wakaf pertama yang dibebaskan pada 2022 lalu.
Lahan seluas 1.500 meter yang terbilang miring tersebut memiliki aneka ragam vegetasi dari pohon buah hingga kayu-kayuan.
HWB 1 juga memiliki potensi ekonomi berupa kolam ikan dan saung yang digunakan bagi warga setempat sebagai warung.
Dari Cibunian, rombongan kemudian menempuh perjalanan sekitar satu kilometer ke Desa Purwabakti dengan berjalan kaki.
Selama perjalanan dengan rute menanjak tersebut, tersaji suasana alam dengan hamparan terasering dan sungai yang berada di jalan.
Rombongan akhirnya tiba di area baru yang rencananya akan dijadikan titik hutan wakaf yang ke-enam.
Menurut Khalifah, area seluas 15.000 meter tersebut juga termasuk dalam zona merah karena memiliki tingkat elevasi yang tinggi.
“Di dekat area sini juga ada permukiman warga yang notabene merupakan mereka yang direlokasi akibat rumahnya terkena longsor,”ujar Khalifah.
Khalifah mengatakan, jika dikelola, hutan wakaf ke-6 ini bisa memberikan kebermanfaatan kepada penduduk sekitar.
Dia mengatakan, lahan tersebut memiliki beberapa pohon pala yang bisa menghasilkan bagi warga.
Di sela lahan tersebut, ujar dia, ada beberapa kandang domba yang juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi non-kayu.
“Jadi setelah hutannya terbentuk, maka kebutuhan ekonomi mereka bisa terpenuhi tanpa harus merambah,”kata dia.
Khalifah juga mengungkapkan, pihaknya sedang menyiapkan pembenihan untuk beragam jenis pohon yang juga akan dipusatkan di hutan wakaf tersebut. Dengan demikian, ujar Khalifah, pengelola hutan wakaf tak hanya menyediakan wakaf untuk pembebasan lahan kritis.
“Skema wakaf pohon ini bisa untuk individu atau keluarga. Nantinya, wakaf pohon juga akan menyediakan bibit, perawatan, hingga pembebasan lahannya. Pertumbuhan pohonnya juga akan dipantau,” ujar dia.
Di sela kunjungan, pegiat MOSAIC yang diwakili oleh Nur Hasan Murtiaji dan Aldy Permana menyempatkan diri untuk menanam pohon di Desa Purwabakti yang sedang dalam proses pembebasan.
Rencananya, lahan seluas 15000 meter tersebut diproyeksikan untuk menjadi Hutan Wakaf ke-6.
“Kami berharap kolaborasi MOSAIC dengan Hutan Wakaf Bogor semakin terjalin sebagai upaya strategis dalam menghadapi perubahan iklim,” ujar Hasan. (*)
Tags : hutan wakaf bogor, menanam pohon di hutan wakaf bogor, mosaic, mosaic menanam pohon di hutan wakaf bogor, aksi menanam pohon di hutan wakaf bogor,