Pekanbaru   2024/05/21 7:39 WIB

Pekan Ketiga Mei Harga Pangan Masih Mahal di Pekanbaru, 'Akibat Rentetan Bencana Alam di Sumbar'

Pekan Ketiga Mei Harga Pangan Masih Mahal di Pekanbaru, 'Akibat Rentetan Bencana Alam di Sumbar'

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pekan ketiga Mei 2024 ini, harga sembilan bahan pokok (Sembako) masih cenderung tinggi. Terutama untuk komoditas cabai, bawang hingga sayur-sayuran.

"Harga pangan masih mahal di Pekanbaru."

"Untuk harga pangan hari ini masih cenderung tinggi dan masih diharga pekan lalu. Di mana saat ini harga bawang merah masih diharga Rp 50.000 per kilogram. Ayam potong masih juga mahal yakni Rp 34.000 sampai 36.000 per kilogram," kata Heni, seorang pedagang harian saat berbelanja di Pasar Pagi Arengka, Selasa (21/5/2024).

"Untuk bahan pokok yang didatang dari daerah distributor yang saat ini dilanda musibah banjir dan longsor (Sumbar). Musibah tersebut diperkirakan jadi pemicu dan terhambatnya jalur pendistribusian hingga masuk ke Kota Pekanbaru dan menyebabkan kenaikan harga di pasar-pasar tradisional di Pekanbaru," sebutnya.

Untuk harga cabai merah juga masih cenderung tinggi yakni berkisar Rp 60.000- 70.000 hingga Rp 85.000 per kilogram.

Tidak hanya cabai, sayur-mayur juga cenderung naik.

Untuk kentang juga terpantau masih tinggi yakni Rp 18.000 per kilogram sama halnya untuk sayur gambas yakni Rp 18.000 per kilogram padahal jika dibandingkan harga normal hanya berkisar Rp8000-10.000 per kilogram.

Tidak hanya komoditas cabe, bawang dan sayur mayur. Kebutuhan lainnya seperti gula dan minyak goreng juga masih terpantau tinggi yakni minyak goreng curah diharga Rp 17.000 per liter padahal jika dibandingkan harga normal hanya berkisar Rp 15.000 per liter.  

Sedangkan untuk minyak goreng kemasan (sanco) jauh lebih mahal yakni Rp 19.500 per liter.

"Barang-barang kering pada naik seperti gula dan minyak goreng. Gula pasir aja modal kita ambil Rp 18.500 per kilogram dan dijual lagi Rp 19.000 per kilogram sebelumnya Rp 17.000-18.000 per kilogram. Harga beras juga mengalami kenaikan seperti beras anak daro dari Rp 170.000 per kilogram naik menjadi Rp 175.000 per kilogram," ungkap Febri salah seorang warga.

Musibah banjir dan longsor di Sumatera Barat dikhawatirkan berdampak kepada melonjaknya harga pangan di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru.

Kebutuhan pangan seperti beras, cabai, bawang dan sayur mayur di Kota Pekanbaru saat ini masih bergantung kepada daerah pemasok seperti Sumbar.

Beberapa kebutuhan tersebut kerap mengalami gejolak harga di pasar, terutama jika terjadi gangguan di jalur distribusi seperti jalan putus akibat bencana alam atau terjadinya gagal panen di tingkat petani sehingga pasokan barang yang masuk ke pasar-pasar tradisional di Kota Pekanbaru berkurang dan harga cenderung naik karena tingginya permintaan.

"Harga cabai bukit hari ini cenderung naik dari harga sebelumnya berkisar Rp60-70 ribu per kilogram hari ini Rp85 ribu per kilogram. Tidak hanya cabai sayur-mayur juga cenderung naik," ungkap Yuli, pedagang lainnya.

Harga bawang merah juga masih terpantau tinggi yakni bawang merah Rp48-50 ribu per kilogram padahal jika dibandingkan harga normal hanya berkisar Rp25 ribu per kilogram.

Untuk kentang juga terpantau masih tinggi yakni Rp18 ribu per kilogram.

Tidak hanya komoditas cabai, bawang dan sayur mayur. Kebutuhan lainnya seperti gula dan minyak goreng juga masih terpantau tinggi yakni minyak goreng curah diharga Rp17 ribu per liter padahal jika dibandingkan harga normal hanya berkisar Rp15 ribu per liter.

Sedangkan untuk minyak goreng kemasan (Sanco) jauh lebih mahal yakni Rp19.500 per liter.

"Barang-barang kering pada naik seperti gula dan minyak goreng. gula pasir aja modal kita ambil Rp18.500 per kilogram dan dijual lagi Rp19 ribu per kilogram sebelumnya Rp17-18 ribu per kilogram," tuturnya.

"Harga beras juga mengalami kenaikan seperti beras anak daro dari Rp170 ribu per kilogram naik menjadi Rp175 ribu per kilogram," ujarnya. (rp.jon/*)

Editor: Indra Kurniawan

Tags : harga pangan, pekanbaru, harga pangan mahal, bencana alam sumbar pengaruhi harga pangan,