
PEKANBARU – Kota Pekanbaru mencatatkan deflasi sebesar 0,11% pada Juni 2025. Penurunan ini dipicu turunnya harga sejumlah komoditas pangan, terutama cabai merah, daging ayam ras, dan telur ayam, seiring melimpahnya pasokan dari daerah penghasil akibat panen raya.
"Harga pangan turun karena melimpahnya pasokan dari daerah penghasil."
“Deflasi terjadi karena harga komoditas seperti cabai merah, daging ayam, dan telur ayam turun akibat panen raya yang meningkatkan suplai,” kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdako Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut, Jumat (4/7).
Ia menyampaikan bahwa melimpahnya suplai menjadi faktor utama yang mendorong penurunan harga komoditas.
Ingot Ahmad Hutasuhut menambahkan, tren deflasi juga tercatat di tiga daerah lain di Provinsi Riau yang menjadi acuan penghitungan inflasi, yakni Dumai, Tembilahan, dan Bangkinang.
“Keempat daerah ini, termasuk Provinsi Riau secara keseluruhan, mengalami deflasi,” katanya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau melaporkan bahwa deflasi bulanan Provinsi Riau pada Juni 2025 mencapai 0,22%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,35. Deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kampar sebesar 0,57%, dengan IHK sebesar 108,88.
Penurunan harga terbesar tercatat pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,87%, serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10%.
Ingot menegaskan bahwa deflasi ini mencerminkan stabilitas harga pangan di Riau, yang ditopang oleh produksi yang mencukupi.
“Panen raya di daerah penghasil menjadi kunci penurunan harga, yang pada akhirnya meringankan beban masyarakat,” tutupnya. (rp.ind/*)
Editor: Indra Kurniawan
Tags : harga pangan, harga pangan melimpah, pekanbaru, pasokan pangan ke pekanbaru, pasokan pangan melimpah dari daerah penghasil,