Kepri   2024/07/24 17:19 WIB

Pelantar I & II Kota Lama Tanjungpinang Keluar dari Kesemrautan, GubKepri: 'Kita Bangun Kembali Lingkungan Lebih Higienis'

Pelantar I & II Kota Lama Tanjungpinang Keluar dari Kesemrautan, GubKepri: 'Kita Bangun Kembali Lingkungan Lebih Higienis'
H. Ansar Ahmad SE MM, Gubernur Kepulauan Riau.

ANSAR AHMAD, Gubernur Kepulauan Riau [Kepri] menyampaikan Pelantar I dan II yang terhubung, kembali ditata dari lingkungan sebenarnya memiliki ruang lingkup sangat luas, seperti lingkungan keluarga, pergaulan, tempat tinggal, usaha, organisasi dan lain sebagainya.

Dalam aktivitas sehari-harinya di lingkungan plantar I dan II yang terhubung ini berkaitan erat hadirnya sejak lama terkesan semraut dan kumuh.

Apa yang disampaikan H Ansar Ahmad SE MM, pada riaupagi.com dalam wawancaranya di Tanjungpinang, berharap agar jalan yang mengintegrasikan Pelantar I dan Pelantar II sudah bisa beroperasi.

Dibangunnya jalan penghubung kedua pelantar ini dia sebut dimaksudkan agar menjadi sarana peningkatan perekonomian di kawasan Kota Lama Tanjungpinang.

"Sebagaimana kita ketahui kawasan Pelantar I dan II ini adalah pusat ekonomi di Tanjungpinang sejak  lama," kata Gubernur Ansar.

"Kawasan ini salah satu akses keluar masuk barang baik dari maupun menuju Tanjungpinang," sebut GubKepri.

"Tentu harus dilakukan penataan agar peran kedua kawasan ini harus ditingkatkan," sambungnya.

Mantan Bupati Bintan yang pernah menjadi legislator di DPR RI ini kembali menegaskan jika integrasi Pelantar I dan II merupakan bagian dari penataan kawasan Kota Lama Tanjungpinang. 

"Upaya penataan kawasan Kota Lama Tanjungpinang ini menjadi bagian dari penataan kawasan Kota Lama lain yang telah dilakukan," papar Ansar.

"Selain tertata, integrasi kedua pelantar ini akan memperlancar arus orang dan barang," sebutnya.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui organisasi perangkat daerahnya telah melaksanakan sejumlah kegiatan dalam rangka penataan kawasan Kota Lama Tanjungpinang.

Revitalisasi Jalan Merdeka yang kini terlihat lebih tertata dan bersih, dengan bangunan yang berwarna warni, serta trotoar jalan yang tertata apik dengan hiasan beraneka ornamen menarik.

Pemprov Kepri menggandeng Pemko Tanjungpinang merevitalisasi pusat wisata kuliner Akau Potong Lembu.

Pemprov Kepri melalui Dinas PUPR dan ESDM menganggarkan dana Rp5,2 miliar dari APBD 2023 untuk membangun sejumlah fasilitas penunjang kawasan wisata kuliner bersejarah di Tanjungpinang ini. 

Di Akau Potong Lembu dilaksanakan penataan lahan parkir, ruang ibu menyusui, area pendopo, levelling beton area plaza serta jalur pedestrian.

Pemprov Kepri juga membenahi Masjid Al Muhajirin, menjadikannya dua lantai.

Lantai atas diperuntukkan sebagai tempat ibadah serta taman pendidikan Al Quran, sedangkan lantai satu akan dimanfaatkan sebagai tempat parkir sepeda motor.

Pemprov Kepri juga menata instalasi listrik yang ada di Potong Lembu. Menempatkannya di dalam tanah sehingga menjadikan Akau Potong Lembu lebih tertata.

"Apa yang kita upayakan dalam menata kawasan Kota Lama Tanjungpinang ini adalah dalam rangka memperindah perwajahan ibukota provinsi," kata Ansar.

Pemerintah Provinsi Kepri menggelar Kick Off Meeting, dengan Tim Millenium Chalenge Corporation (MCC) Amerika, di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang, pada Rabu 4 Oktober 2023 lalu.

Kick off meeting ini menjadi babak baru dalam pengembangan Pelabuhan Kuala Riau [Pelantar I dan II], Tanjungpinang yang diusulkan oleh Pemprov Kepri melalui program hibah MCC – Compact 2 Indonesia.

Indonesia Resident Country Director MCC Amerika, Jenner Edelman menyampaikan, setelah pertemuan ini, dalam 12 bulan ke depan Pemprov Kepri bersama tim konsultan dan MCA Indonesia, mulai menyiapkan kajian untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Riau tersebut.

“Kajian ini untuk memenuhi kriteria pembangunan yang menyeluruh dan inklusif baik dari lingkungan, sosial, maupun gender,” katanya.

Gubernur Ansar dalam kesempatan itu memaparkan, pengembangan Pelabuhan Kuala Riau, seperti, pengembangan dermaga, peningkatan fasilitas pelabuhan baik angkutan orang dan barang.

“Nantinya Pelabuhan Kuala Riau itu akan diperluas hingga 3 hektar. Semua itu dibangun dengan konsep ramah lingkungan dan tanpa reklamasi,” jelasnya.

Ansar memaparkan, total anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Riau itu diperkirakan sebesar Rp 739 miliar.

“Tapi, total nilai ini tergantung feasibility study dan perhitungan konsultan serta kesiapan kita,” paparnya.

Seluruh pekerjaan itu, sambungnya ditargetkan sudah akan terlaksana pada tahun 2025 mendatang.

”Pekerjaannya itu nanti dari 2025 hingga 2029. Melalui skema lelang,” tuturnya.

Direktur Eksekutif MCA – Indonesia, Maurin Sitorus menyampaikan, dalam pengembangan Pelabuhan Kuala Riau ini, sistem penganggaran yang dilakukan sepenuhnya melalui Bappenas.

“Jadi kerjasama ini antara Amerika melalui MCC dan Indonesia. Eksekutif agensi Indonesia itu dari Bappenas,” jelasnya.

Maurin menambahkan, program ini akan dilaksanakan secara bertahap yakni mulai dari tahun 2025 hingga 2029.

Menurutnya, jika dalam jangka waktu itu pekerjaan yang tersebut tidak selesai, maka sisa anggaran ada harus dikembalikan.

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad bersama Tim MCC Amerika usai kick off meeting pengembangan Pelabuhan Kuala Riau, di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang.

Kembali disebutkan Gubernur Ansar Ahmad dirinya meyakini keberadaan jalan yang mengintegrasikan Pelantar I dan Pelantar II akan memacu pertumbuhan ekonomi di ibukota Kepri, Tanjungpinang.

Ansar bahkan menyatakan jalan ini dapat mengendalikan laju inflasi diakibatkan singkatnya waktu bongkar muat barang di kawasan tersebut.

“Kalau waktu bongkar muatnya bisa diperpendek tentu itu bisa menekan angka inflasi di Tanjungpinang, Lamanya antrean barang masuk itu yang membuat harga kebutuhan pokok naik karena distribusi terhambat,” ujar Ansar di sela peresmian jalan.

Keberadaan jalan integrasi Pelantar I dan II disebut Ansar akan memperlancar suplai barang sekaligus mengurangi kesemrawutan di kawasan tersebut.

“Kalau kita lihat dulu itu semrawut sekali di pelantar II. Keluar masuk truk ke pelabuhan lewat satu jalur. Sekarang dengan adanya jalan integrasi ini akan lebih tertata,” kata Ansar.

Dalam kesempatan itu Ansar memohon dukungan masyarakat Tanjungpinang agar Amerika Serikat melalui Millenium Challenge Corporation (MCC) dapat menggelontorkan dana hibah.

MCC disebut Ansar saat ini tengah mengkaji Pelantar I dan Pelantar II sebelum mencairkan bantuan hibah sebesar Rp300 miliar.

MCC Amerika menurut Ansar sudah beberapa kali turun ke lapangan untuk melakukan asistensi.

Pemprov Kepri juga intens melengkapi readiness criteria yang disyaratkan.

“Selesainya pembangunan integrasi pelantar I dan pelantar II ini semakin menambah poin kredit untuk MCC agar melirik kita. Kemungkinan minimal kita dapat Rp 300 miliar di akhir 2023 atau di awal 2024,” katanya.

Dikatakan Ansar, terbangunnya jalan integrasi dermaga Pelantar I dan pelantar II akan semakin memudahkan akses masuk barang dan logistik yang mengandalkan pelabuhan Kuala Riau Tanjungpinang.

Menurut Ansar, pembangunan Jalan Integrasi Dermaga Pelantar I dan Pelantar II di Pelabuhan Kuala Riau ini menggunakan pembiayaan alternatif dari PT SMI dengan Nilai Kontrak sebesar Rp.21.283.466.000 ,- untuk pembangunan Segmen Pelantar I dan Rp. 15.832.491.928 ,- untuk pembangunan Segmen Pelantar II.

Ansar juga mengatakan, sebelum dibangunnya jalan integrasi dermaga Pelantar I dan pelantar II ini, kondisi jalur masuk menuju pelabuhan Kuala Riau hanya melalui satu jalur masuk di Pelantar II.

Dengan adanya jalan integrasi ini, sebutnya, maka selanjutnya truk dan angkutan barang yang akan bongkar muat di pelabuhan Kuala Riau akan masuk melalui jalur Pelantar I dan keluar di Pelantar II. Sehingga dapat memperlancar proses distribusi barang dan logistik di Kota Tanjungpinang.

“Kalau kita lihat dulu itu semrawut sekali di pelantar II, karena truk keluar masuk pelabuhan sama-sama lewat satu jalur. Sekarang dengan adanya jalan integrasi pelantar I dan pelantar II bisa lebih tertata lagi alur keluar masuk barang di pelabuhan ini,” kata Ansar.

Ansar juga mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di Kota Tanjungpinang pun diyakini akan semakin meningkat dengan terintegrasinya dermaga pelantar I dan pelantar II.

Angka inflasi kebutuhan pokok di Tanjungpinang juga akan semakin tertahan dengan singkatnya waktu dwelling time [bongkar muat] di pelabuhan Kuala Riau.

"Kalau waktu bongkar muatnya bisa diperpendek tentu bisa menekan angka inflasi juga di Tanjungpinang, karena biasanya lamanya antrian barang masuk itu yang membuat kebutuhan pokok naik karena distribusi terhambat," ungkap Ansar.

Ansar sekaligus memohon dukungan masyarakat kepada Tanjungpinang, karena badan bantuan luar negeri dari Amerika Serikat yaitu Millenium Challenge Corporation [MCC] tengah mengkaji pelantar I dan pelantar II untuk mendapatkan bantuan hibah sebesar Rp 300 miliar.

Menurutnya, tim dari MCC Amerika sudah beberapa kali turun langsung ke lapangan untuk melakukan asistensi. Pemprov Kepri juga intens melengkapi kriteria kesiapan, yang disyaratkan oleh tim MCC Amerika tersebut.

Penekanan bel sebagai tanda peresmian dilakukan Ansar bersama Gubernur Kepulauan Riau Periode2005-2010 Ismeth Abdullah; Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kepri,.Gerry Yasid; anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepri, Rudi Chua, Bobby Jayanto dan Teddy Jun Askara.

Usai menekan bel, Gubernur Ansar lalu memberikan kesempatan kepada Hj. Aida Ismeth sebagai bentuk kehormatan untuk memotong pita peresmian dermaga integrasi pelantar I dan pelantar II.

Pada kesempatan tersebut, Ansar juga memberikan bantuan sembako secara simbolis kepada lima orang perwakilan tenaga kerja di pelabuhan Kuala Riau.

Turut hadir dalam acara peresmian tersebut Kepala Staf Kamando gabungan wilayah pertahanan (Kas Kogabwilhan) I, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Lismer Lumban Siantar; Kepala kelompok staf ahli (Kapoksahli) Komando Armada (Koarmada) I, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Tresna Kusumawati; Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Kolonel Navigator (Nav) Arief Budiman; Sekretaris daerah (Sekda) Kota Tanjungpinang, Zulhidayat; Tokoh Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri dan sejumlah perwakilan Forkopimda Kepri lainnya.

H. Ansar Ahmad SE MM gelar Datok Setiabijaya Mahkotanegeri, lahir 10 April 1964 adalah politikus Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Kepulauan Riau sejak 25 Februari 2021.

Sebelumnya, Ia pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2019–2024 sebelum mundur pada tahun 2020 dan Bupati Bintan selama dua periode sejak 2005 hingga 2015.

Ansar Ahmad maju dalam Pilgub Kepri 2020 sebagai calon gubernur berpasangan dengan Marlin Agustina sebagai calon wakil gubernur.

Pasangan Ansar-Marlin didukung oleh empat partai, yaitu Partai Golkar, Nasdem, PPP, dan PAN. Paslon ini berhasil meraih 308.553 suara atau 39,97% dan KPU Kepri memutustkan Ansar-Marlin sebagai pemenang.

Nama Ansar Ahmad dengan segala kiprah dan reputasinya sudah sangat melekat di hati masyarakat Kepri. Pengalamannya di bidang politik dan pemerintahan tidak bisa dipandang sebelah mata.

Ansar telah berkecimpung di dunia politik sejak bergabung dengan Partai Golkar hingga dipercaya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kepri selama 15 tahun (2005-2020).

Karirnya di pemerintahan terbilang mulus. Pada tahun 2000 terpilih sebagai wakil bupati Kabupaten Kepri mendampingi Huzrin Hood.

Dalam perjalanannya, Huzrin tersandung masalah hukum, Ansar kemudian ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Bupati. Ia kemudian terpilih sebagai bupati dalam Pilkada Kabupaten Bintan 2005. Ia pun dipercaya menjadi Bupati Bintan selama 2 periode.

Usai menjadi Bupati Bintan, Ansar ikut dalam ajang Pemilu Legislatif 2019. Ia bersama Partai Golkar berhasil meraih suara tertinggi di daerah pemilihan Kepulauan Riau dan lolos ke kursi DPR RI. Setahun setelah menduduki kursi DPR RI, Ansar mundur dari Senayan dan mengikuti Pilgub Kepri 2020.

Riwayat Pendidikan

SD Negeri 3 Kijang, Bintan Timur (1977)
SMP Negeri 4 Tanjungpinang (1981)
SMA Negeri 2 Tanjungpinang (1985)
S1 Fakultas Ekonomi Universitas Riau (1989)
S2 Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (2003)

Riwayat Jabatan

Kasubbag Program Kerja Sekretariat Wilayah Daerah Tk. II Kabupaten Kepulauan Riau (1994–1997)
Pj. Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Riau (1997–2000)
Wakil Bupati Kepulauan Riau (2001–2003)
Pelaksana Tugas Bupati Kepulauan Riau (2003–2004)
Bupati Bintan (2005–2010, 2010–2015)
Anggota DPR RI (2019–2020)
Gubernur Kepulauan Riau (2021–sekarang)

Penghargaan

Satyalencana Kebaktian Sosial
Satyalencana Karya Bhakti Praja Nugraha
Anugerah People Of The Year (POTY) Awards 2021 untuk kategori Best Governor For Empowement and Education dari Metro TV
Indonesia Awards 2021 dari iNews TV
Merdeka Awards 2022 kategori Inovatif Untuk Negeri

Jadi Pelabuhan Kuala Riau di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, merupakan pusat layanan angkutan yang berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Saat ini, Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau berencana untuk mengembangkan Pelabuhan Kuala Riau untuk mengatasi kendala kapasitas pelabuhan, dengan tetap melestarikan warisan budaya tradisional di kawasan Pelabuhan.

​Pembangunan Pelabuhan Kuala Riau [Integrasi Pelantar I dan Pelantar II) merupakan salah satu upaya pencapaian Visi Kepulauan Riau 2021-2026 yaitu “Terwujudnya Kepulauan Riau yang Makmur, Berdaya Saing, dan Berbudaya”, melalui percepatan pembangunan infrastruktur dan pengintegrasian konektivitas antarpulau.

Pembangunan Pelabuhan Kuala Riau juga selaras dengan mewujudkan Tanjungpinang sebagai pusat produksi dan distribusi barang dan jasa, melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang terintegrasi.

Untuk dapat membangun Pelabuhan Kuala Riau, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bekerja sama dengan Millennium Challenge Account – Indonesia II [MCA-I II] untuk mempersiapkan dan menerapkan rencana integrasi Pelabuhan Pelantar I dan Pelantar II.

MCA-I II merupakan badan pengelola dana hibah dari Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium Challenge Corporation (MCC).

MCC didirikan oleh Kongres Amerika Serikat untuk membentuk kemitraan dengan negara-negara berkembang yang berkomitmen terhadap tata kelola yang baik, kebebasan ekonomi, dan investasi pada warga negaranya.

MCC memprioritaskan pembangunan di sektor pertanian, pendidikan, energi, kesehatan, lahan dan properti, serta transportasi dan infrastruktur.

Bersama dengan para pemangku kepentingan terkait, MCA-I II dan tim konsultan akan melakukan kajian untuk proyek yang akan diimplementasikan oleh Pemerintah Daerah.

Sebagai langkah pertama atas kajian sebelumnya telah dirumuskan beberapa opsi proyek untuk dapat mengoptimalkan manfaat proyek, yang mencakup peningkatan efisiensi logistik, memperkuat posisi Tanjungpinang sebagai pelabuhan tradisional regional yang menyediakan layanan angkutan antarpulau, peningkatan dan perlindungan kekayaan warisan budaya di sekitar Pelabuhan, perlindungan dan penciptaan lapangan kerja bagi pekerja dan masyarakat setempat, serta peningkatan aksesibilitas terhadap layanan penumpang. (***)

Tags : Pelantar I-II, Kota Lama Tanjung Pinang, Pelantar I-II Keluar dari Lingkungan Semraut dan Kumuh, Kota Lama Pinang Semraut dan Kumuh, Pelantar I-II Dibangun Lebih Higienis,