
BATAM - Proyek pembangunan Gedung Teknologi Rekayasa Industri (TRAIN) SBSN Politeknik Negeri Batam senilai Rp57.442.050.000 atau Rp57 miliar molor.
Proyek tersebut seharusnya selesai pada Desember 2024. Namun, sejumlah pekerja masih terlihat sibuk mengerjakan Gedung TRAIN di Politeknik Negeri Batam itu.
Tetapi Wawan Sudarwanto dari Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan (LP3) Anak Negeri melihat, proyek TRAIN SBSN Politeknik Negeri Batam itu bertujuan agar kompetensi yang dimiliki mahasiswa setiap tingkat dapat diimplementasikan dalam bentuk kerja nyata berupa pembuatan proyek setiap tahunnya.
"Dengan proyek tingkat itu, mahasiswa akan merasakan lingkungan yang tidak jauh berbeda dengan lingkungan kerja yang penuh dengan tantangan, tekanan, dan rintangan, sehingga secara tidak langsung mahasiswa dapat mengasah kemampuan teknis di bidang Informatika serta membangun karakter soft skill yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan D3/D4 Teknik Informatika yang siap bersaing dalam dunia IT," terangnya menyinggung pembangunan Politeknik Negeri Batam ini.
Lantas Wawan juga menerangkan, tujuan dan kegunaan Politeknik Negeri Batam, yakni memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk melakukan tugas-tugas yang sudah disimulasikan seperti dunia kerja, memberikan bekal soft skill dan kompetensi yang terutama diarahkan kepada tercapainya integritas yang tinggi, terampil dalam menggunakan teknologi informasi, meningkatkan kemampuan komunikasi, kerjasama tim dan mengasah pengembangan diri.
Sebagai informasi, proyek yang bersumber dari surat berharga syariah negara (SBSN) Politeknik Negeri Batam tahun anggaran 2024 ini dikerjakan oleh PT Anugerah Bangun Kencana kerja sama operasi (KSO) PT Intan Karya Indonesia, dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bambang Hendrawan, yang juga menjabat Direktur Politeknik Negeri Batam.
Pembangunan Gedung TRAIN Politeknik Negeri Batam terdiri dari bangunan 4 lantai dan 1 lantai dak dengan luas total sekitar 10.545 m², meliputi ruang teaching factory, laboratorium, workshop, PBL workspace, dan fasilitas umum lainnya.
Panjang bangunan mencapai 192 m, lebar 13,2 m, dan tinggi keseluruhan bangunan mencapai 21 m.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, awalnya pemenang proyek pembangunan TRAIN Politeknik Negeri Batam adalah PT Karya Bangun Mandiri Persada. Namun, perusahaan tersebut masuk dalam daftar hitam (blacklist) akibat proyek pembangunan rumah susun aparatur sipil negara (ASN) Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun anggaran 2024, dengan nilai proyek sebesar Rp79 miliar.
Sehingga pemenang berikutnya, yaitu PT Anugerah Bangun Kencana KSO PT Intan Karya Indonesia ditunjuk untuk mengerjakan proyek tersebut.
Sementara itu, Tim Teknis Politeknik Negeri Batam, Alex yang mewakili Direktur Politeknik Negeri Batam, Bambang Hendrawan mengakui bahwa pengerjaan proyek tersebut molor dari target.
“Belum, masih pemberian kesempatan karena belum selesai ditambah waktu 90 hari,” kata Alex saat ditemui di ruang rapat Politeknik Negeri Batam.
Ia mengemukakan proyek pembangunan TRAIN di Politeknik Negeri Batam dimulai pada 30 Mei 2024 dan dijadwalkan selesai pada Desember 2024.
Selain itu, Alex juga mengakui bahwa beberapa material bangunan proyek berasal dari luar negeri, karena tidak semua material tersedia di dalam negeri.
Ia tidak dapat merinci jumlah material yang berasal dari luar negeri, dengan alasan tidak ingat.
“Kalau yang awal (PT Karya Bangun Mandiri Persada) diblacklist dulu di NTB. Itu Pokja-nya dari kementerian ya, bukan dari Politeknik pemilihannya itu,” kata Alex.
Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari PT Anugerah Bangun Kencana maupun PT Intan Karya Indonesia.
Kembali seperti disebutkan Wawan Sudarwanto soal kegunaan bangunan Politeknik Negeri Batam itu, tentu untuk pembelajaran berbasis proyek telah menjadi pendekatan yang semakin populer dalam sistem pendidikan modern.
Pendekatan ini melibatkan siswa dalam proyek nyata yang mencerminkan situasi kehidupan nyata, di mana mereka menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari ke dalam konteks yang relevan.
Metode pembelajaran berbasis proyek ini memiliki sejumlah manfaat yang signifikan dalam pendidikan.
"Salah satu manfaat utama dari pembelajaran berbasis proyek adalah pengembangan keterampilan praktis. Siswa diberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman langsung dan menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi yang konkret," kata dia.
"Mereka terlibat dalam proyek-proyek yang mencakup kegiatan seperti riset, perancangan, presentasi, atau pemecahan masalah nyata."
Melalui ini, siswa mengembangkan keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan komunikasi, keterampilan tim, dan keterampilan manajemen waktu, sebutnya.
Selain itu, kata Wawan, pembelajaran berbasis proyek juga membantu siswa mengembangkan keterampilan kritis dan analitis.
Dalam proses bekerja pada proyek-proyek, siswa dihadapkan pada situasi yang menuntut pemikiran kritis dan penyelesaian masalah.
"Mereka perlu menganalisis informasi, membuat keputusan yang tepat, dan mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mencapai tujuan proyek."
"Keterampilan kritis ini sangat penting dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata dan mengambil peran aktif dalam masyarakat."
Jadi Wawan melihat, pembelajaran berbasis proyek juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketika siswa terlibat dalam proyek yang memiliki relevansi dan tujuan yang jelas, mereka merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif. Proyek-proyek ini memberikan siswa kesempatan untuk menjelajahi minat dan bakat mereka sendiri, meningkatkan rasa kepemilikan dan kepercayaan diri mereka dalam proses pembelajaran, terangnya.
Selain itu, pembelajaran berbasis proyek juga mendorong kolaborasi dan kerja tim. Siswa bekerja dalam kelompok atau tim untuk menyelesaikan proyek-proyek tersebut.
Mereka belajar bekerja sama, berbagi ide, dan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Kolaborasi ini membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, pemecahan masalah bersama, dan penghargaan terhadap perspektif orang lain.
Selain manfaat-manfaat tersebut, kata Wawan, pembelajaran berbasis proyek juga mempromosikan pembelajaran seumur hidup dan keterhubungan dengan dunia nyata. Siswa belajar melalui pengalaman yang relevan dan menghubungkan pengetahuan mereka dengan konteks yang berarti. "Ini membantu siswa memahami bagaimana pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka, serta membangun keterkaitan yang kuat antara sekolah dan dunia luar," tutupnya. (*)
Tags : politeknik, pembangunan gedung politeknik, batam, politeknik untuk pembelajaran berbasis proyek dalam pendidikan,