PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sejak dijabat oleh Penjabat (Pj) Gubernur Riau (Gubri) SF Hariyanto bersama Pemkab Bengkalis bersikukuh untuk memunculkan infrastruktur baru pembangunan jembatan Sei Pakning-Bengkalis yang bakal kembali akan memeras keringat rakyat lebih dalam..
"Megaproyek prestisius Jembatan Sei Pakning-Bengkalis ini hanya terkesan untuk kepentingan politik incumbent Bupati Bengkalis Kasmarni."
“Semoga mimpi pengembangan infrastruktur fenomenal itu dapat terealisasi seperti yang kita harapkan," kata SF Hariyanto dalam siaran pers nya, Senin (18/3/2024) kemarin.
Sejumlah elemen masyarakat di Bengkalis ikut mempertanyakan keberadaan sebuah proyek yang diduga menyalahi aturan yang seharusnya menjadi syarat wajib berdasarkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 serta Nomor 70 Tahun 2012 itu.
"Proyek tersebut diduga dilaksanakan secara tidak transparan, asal-asalan dan acak-acakan. Tidak adanya papan nama proyek dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan informasi publik yang diatur dalam undang-undang," kata Darul Rangkuti, aktivis Eka Nusa menilai seharusnya papan nama proyek memuat informasi terkait jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan, nilai kontrak, serta jangka waktu pengerjaan.
Ia memastikan, proyek pembangunan jembatan penghubung Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Sumatra-Pulau Bengkalis, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau itu bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis menyatakan siap mengucurkan dana Rp2,5 triliun yang akan menguras kembali anggaran daerah dan akan 'memeras' keringat rakyat.
"Proyek itu menjadi perhatian publik karena dibangun masa Bupati Bengkalis Kasmarni yang sudah tidak menjabat lagi dan bakal maju kembali untuk priode kedua."
Lantas Ia pun berharap megaproyek untuk kepentingan masyarakat terasa aneh karena masyarakat tak punya hak untuk mengetahui detail pelaksanaan proyek yang dibiayai oleh negara dari uang rakyat, agar bisa ikut serta dalam pengawasan pelaksanaan proyek sejak awal.
Tetapi proyek itu disebut-sebut sudah mendapatkan calon investor untuk pembangunan Jembatan Pulau Bengkalis ke Sungai Pakning Bukit Batu (Pulau Sumatera), Provinsi Riau.
Namun beberapa pemerhati sosial di Bengkalis menlai, proyek itu tidak semata untuk kepentingan masyarakat sekitar. "Jalur yang dilalui juga terlihat masih sepi," ungkap para tokoh Bengkalis.
Sebelumnya, Kasmarni menjabat Bupati Bengkalis menyatakan, pihaknya sudah mendapatkan calon investor pembangunan jembatan sepanjang 6,1 kilometer (km) tersebut.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Pj Gubri SF Hariyanto bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis menyatakan siap mengucurkan dana Rp2,5 triliun untuk menggesa proyek pembangunan jembatan penghubung Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Sumatra-Pulau Bengkalis ini.
Pembangunan infrastruktur yang digadang-gadang akan menjadi jembatan terpanjang di Republik Indonesia (RI) itu akan didesain istimewa dengan sistem buka tutup seperti di luar negeri.
Sementara SF Hariyanto menjelaskan, pengembangan infrastruktur tersebut akan melibatkan sharing program.
Pola digunakan adalah pengembangan pola ruas jalan ke Bengkalis menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis. Sementara itu, ruas jalan ke Bukit Batu menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
Kemudian, fisik jembatan akan dibangun investor China State Construction Engineering Corporation (CSCEC), yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari china.
”Investor ini dari BUMN China. Mereka sudah banyak membangun infrastruktur di Indonesia. Jadi nanti mereka sudah memberikan komitmen. Mereka yang akan mengerjakan pembangunan jembatan itu sampai selesai," ujarnya.
Meski demikian, kata Hariyanto, sebelum jembatan tersebut dibangun investor, pihaknya akan mengurus izin ke pemerintah pusat, yakni Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Perizinan itu dimaksudkan agar mega proyek tersebut bisa menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Kami berharap jembatan ini dibangun secepat mungkin, tetapi kita harus ikuti aturan yang ada. Kami harap bisa dapat izin PSN,” ujarnya.
Hariyanto mengatakan, semua pendanaan pembangunan berasal dari investor, tetapi beberapa anggaran yang dibutuhkan sedang mereka hitung.
“Kami sedang menyiapkan Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED)-nya. Yang penting sudah ada peminatnya," paparnya.
Beberapa proyek proyek yang sudah dijalani CSCEC, antara lain Shanghai World Financial Center, Shanghai; Kedutaan Besar Malaysia, Beijing; Bandar Udara Internasional Baiyun Guangzhou, Guangzhou hingga Nanyang Technological University, Singapura.
Selain itu, mega proyek internasional yang pernah dibangun mereka, antara lain Jembatan Rama di Bangkok, Thailand; Menara Federation, Moscow; Stadium Jinnah di Islamabad, Pakistan; Cairo International Conference Center, Mesir; hingga Burj Doha, Qatar. Selain itu, CSCEC juga pernah membangun Trump International Golf Club, Dubai; Jalan Raya Bebas Hambatan, Argentina; hingga renovasi Jembatan Alexander Hamilton, New York, Amerika Serikat.
Sebelumnya, Dr Syahrul Aidi Maazat Lc MA, Tokoh Politik yang juga Anggota DPR RI itu menyebarkan postingan vidio berdurasi 9.17 menit yang menjelaskan kronologis Megaproyek prestisius Jembatan Sei Pakning-Bengkalis ini.
Dikatakannya, pihaknya ikut memperjuangkan terlaksananya proyek itu di Legislatif dimana megaproyek prestisius jembatan terpanjang di Indonesia itu akan membengkak nilai pagu anggaran yang diperkirakan mencapai Rp20 triliun.
"Semula Pemprov Riau-Pemkab Bengkalis sudah siapkan dananya [Patungan] Rp 2,5 Triliun dari pagu anggaran sebesar Rp7 triliun," sebutnya.
Tetapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis menyatakan siap mengucurkan dana Rp2,5 triliun untuk pembangunan jembatan penghubung Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Sumatra-Pulau Bengkalis ini.
Pembangunan infrastruktur yang digadang-gadang akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia ini membentang 6,1 kilometer (Km).
Jembatan yang bakal menyeberangi Selat Bengkalis itu, akan didesain istimewa dengan sistem buka tutup layaknya di luar negeri.
Memang rencana pembangunannya dirapatkan dan dibahas rekomendasi pola pembiayaan dari Pemerintah Pusat dalam kondisi dan kebutuhan yang ideal.
"Di mana terkait pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Bengkalis."
"Saya bersama Bupati Bengkalis menyelenggarakan Focus Group discussion (FGD) bersama Kementerian PUPR dan Bappenas. Kami mengundang pusat untuk membahas skema terhadap pembayaran, apakah nanti polanya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), atau budget sharing," ujar SyahrulAidi Maazat.
Ilustrasi Pembangunan Jembatan Sei Pakning-Bengkalis
"Kita sudah sampaikan curhatan kita, agar kedepan jangan salah melangkah kita, inikan uang negara, uang rakyat, jangan sampai niat baik ini nantinya menjadi masalah, justru itu kita undang mereka kesini, bentuk skema apa yang pas," imbuhnya.
Dari hasil rapat, sebutnya, dapat diketahui bahwa skema pembayaran yang ideal yaitu dengan sistem KPBU.
Tetapi Syahrul Aidi Maazat berbalik meragukan megaproyek itu diharap tidak melanggar aturan, bagaiamana nanti dengan aturan Permendagri No.96 Tahun 2016 tentang KPBU. Ini yang masih menjadi keraguan kedepannya bukan, tanya dia. (*)
Tags : mega proyek jembatan, pembangunan jembatan sei pakning-bengkalis, proyek jembatan terpanjang di Indonesia, megaproyek prestisius hanya untukkepentingan politik,